Irving Grant Thalberg (30 Mei 1899 – 14 September 1936) adalah seorang produser film Amerika pada tahun-tahun awal perfilman. Ia dipanggil "The Boy Wonder" pada masa mudanya dan diberi kesempatan untuk memilih naskah-naskahnya, memiliki aktor-aktornya, bertemu dengan staf produksi terbaik dan membuat ratusan film, termasuk Grand Hotel, China Seas, Camille, Mutiny on the Bounty dan The Good Earth. Film-filmnya masuk pasaran internasional utama.[1]:3
Ia lahir di Brooklyn, New York, dan ketika masa kanak-kanak, ia terserang penyakit jantung kongenital yang menurut dokter akan membunuhannya sebelum ia berusia tiga puluh tahun. Setelah lulus dari sekolah tinggi, ia mengambil kelas-kelas malam dan bekerja sebagai pelayan toko pada siang hari. Ia mengambil sebuah pekerjaan sebagai sekretaris di kantor Universal Studios di New York, dan kemudian menjadi manajer studio pada cabang Los Angeles dari kantor tersebut, setelah ia menyaksikan produksi ratusan film saat ia menjalani waktu selama tiga tahun di perusahaan tersebut. Salah satu film yang ia produksi adalah The Hunchback of Notre Dame.
Ia kemudian menjalin hubungan kemitraan dengan studio Louis B. Mayer dan, setelah itu studio tersebut digabung dengan dua studio lainnya, dalam rangka mendirikan Metro-Goldwyn-Mayer (MGM). Ia menjadi kepala produksi MGM pada 1925, pada usia dua puluh enam tahun, dan setelah tiga tahun MGM menjadi studio paling sukses di Hollywood karena dampak dari kepemimpinannya. Selama dua belas tahun bersama dengan MGM, sampai kematiannya pada usia 37 tahun, ia memproduksi empat ratus film dan produksi-produksi tersebut telah mengadaptasi inovasi-inovasinya. Pada 1920an dan 1930an, ua mensintesiskan dan menggabungkan dunia drama panggung dan sastra klasik dengan film-film Hollywood.
Thalberg lahir di Brooklyn, New York, dari orang tua imigran Yahudi Jerman, William dan Henrietta (Haymann). Tak lama setelah ia lahir, ia didiagnosa mengidap "sindrom bayi biru," yang disebabkan oleh sebuah penyakit kongenital yang membuat penyaluran oksigen ke jantungnya terbatas. Berdasarkan pada pernyataan dokter keluarga tersebut, dan dari spesialis-spesialis pada tahun-tahun berikutnya, ia dinyatakan hanya akan hidup sampai usia dua puluh tahun, atau paling lama, tiga puluh tahun.[2]:3
Untuk sedikit menghibur dirinya, ia membaca buku sebagai aktivitas utama. Ia menyukai novel-novel, karya-karya klasik, permainan-permainan panggung, dan biogafi-biografi populer. Ia juga mempelajari filsafat klasik dan karya-karya filsuf seperti William James, yang dari dia, ia memahami bahwa "pragmatisme" lebih bernilai dalam kehidupan ketimbang "abstraksi."[2]:4