Pada bulan April 2023, Kementerian Kehakiman dan Keamanan Publik meminta X untuk menghapus lima ratus akun dan unggahan yang mendorong kekerasan di sekolah. X tidak memenuhi permintaan tersebut sampai sebuah keputusan eksekutif dikeluarkan, dengan ancaman denda dan kemungkinan pelarangan.[1]
Penyelidikan Mahkamah Agung Federal
Pada tanggal 6 April 2024, X Corp. menyatakan bahwa mereka telah menerima perintah pengadilan dari Alexandre de Moraes untuk menangguhkan beberapa akun.[2]Elon Musk menulis bahwa ia akan menentang keputusan tersebut beberapa jam kemudian.[3]
Larangan pada X
Pada tanggal 30 Agustus 2024, Alexandre de Moraes memerintahkan penyedia layanan internet untuk memblokir akses ke X, mengancam denda harian sebesar R$50000 bagi pengguna yang menerobos larangan tersebut melalui jaringan pribadi virtual (VPN), dan membekukan keuangan Starlink di Brasil.[4] Untuk menegakkan perintah pemblokiran terhadap X, de Moraes memerintahkan Badan Telekomunikasi Nasional (ANATEL) untuk mengambil tindakan. Perintah tersebut akan tetap berlaku sampai platform tersebut mematuhi keputusan Mahkamah Agung Federal, membayar akumulasi denda yang berjumlah R$18.3 juta, dan menunjuk perwakilan di Brasil,[5]sebuah persyaratan yang didasarkan pada hukum Brasil.[6] De Moraes juga menginstruksikan Apple dan Google untuk menghapus aplikasi X dan VPN dari toko virtual mereka, tetapi dia membalikkan keputusan ini di hari yang sama, dengan alasan kekhawatiran akan potensi gangguan yang "tidak perlu."[7]
Dalam sebuah wawancara pada tanggal 30 Agustus, Presiden Luiz Inácio Lula da Silva menegaskan bahwa Elon Musk harus menghormati keputusan Mahkamah Agung Federal, dan mengkritiknya karena diduga menyinggung pihak berwenang Brasil. Lula da Silva menyatakan bahwa masyarakat Brasil tidak memiliki "rasa rendah diri."[8]
The New York Times menggambarkan situasi ini sebagai ujian paling signifikan sejauh ini bagi upaya Musk untuk mengubah jejaring sosial menjadi platform di mana hampir semua hal mungkin terjadi.[9]Glenn Greenwald mempertanyakan dasar hukum dari tindakan de Moraes, menunjukkan bahwa hakim secara efektif membuat undang-undang baru tanpa pengawasan Kongres Brasil.[10]
Penangguhan
X mulai ditangguhkan sekitar pukul 12:10 (UTC−03:00) pada tanggal 31 Agustus.[11] Selama tiga hari sebelumnya, jejaring sosial BlueSky mendapatkan satu juta pengguna baru di Brasil, dengan platform tersebut melaporkan rekor pengguna baru di Brasil dan aktivitas dari warga Brasil antara tanggal 30 dan 31 Agustus.[12]