Ingrid Betancourt
Íngrid Betancourt Pulecio (pelafalan dalam bahasa Spanyol: [ˈiŋɡɾið βetaŋˈkuɾ];[1] lahir 25 Desember 1961)[2] adalah seorang politikus dari Kolombia. Ia pernah menjabat sebagai senator dan aktif berkampanye anti-korupsi, terutama menentang korupsi politik. KarierBetancourt diculik oleh Angkatan Bersenjata Revolusioner Kolombia (FARC) pada tanggal 23 Februari 2002 saat berkampanye sebagai kandidat calon Presiden Kolombia melalui Partai Hijau. Enam setengah tahun kemudian ia diselamatkan oleh pasukan keamanan Kolombia. Operasi penyelamatan, yang dijuluki Operasi Jaque, menyelamatkan Betancourt bersama 14 sandera lainnya (tiga warga negara Amerika Serikat, dan 11 polisi dan tentara Kolombia).[3][4] Ia memutuskan untuk berkampanye di bekas "zona pertikaian", setelah operasi militer "Tanatos" diluncurkan, dan setelah zonanya dinyatakan bebas gerilyawan oleh pemerintah.[5] Penculikannya mendapat sorotan media dunia, terutama di Perancis, ia juga memegang kewarganegaraan Prancis melalui pernikahan sebelumnya dengan seorang diplomat dari Perancis.[2] Betancourt menerima banyak penghargaan internasional pada tahun 2008 atas pembebasannya, seperti Légion d'honneur atau Concord Penghargaan Pangeran Asturias.[6] Setelah dibebaskan, ia digambarkan oleh beberapa rekan tawanannya sebagai orang yang "mengendalikan dan manipulatif";[7] yang lain menggambarkannya sebagai orang yang "peduli" dan "pemberani".[8][9] Salah satu dari mereka (Luis Eladio Pérez) mengklaim Betancourt menyelamatkan hidupnya.[10] Pada tanggal 18 Januari 2022, ia mengumumkan pencalonannya untuk pemilihan presiden Kolombia 2022 dan ia berada di posisi ketujuh.[11] BiografiBetancourt lahir di Bogotá, Kolombia. Ibunya, Yolanda Pulecio, adalah mantan ratu kecantikan yang terkenal karena melindungi anak-anak terlantar, bertugas di Kongres,[2] mewakili daerah miskin di selatan Bogotá. Ayah Betancourt, Gabriel Betancourt, adalah seorang menteri Pendidikan di pemerintahan liberal dan konservatif (Rojas Pinilla dan Lleras Restrepo), asisten direktur Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO), kemudian duta besar Kolombia untuk UNESCO di Paris,[12] dan kepala komisi pendidikan Alliance for Progress di Washington, D.C. di bawah komanda John F. Kennedy. Ibu Betancourt, Yolanda merupakan keturunan Italia.[13] Setelah bersekolah di sekolah swasta di Prancis, sekolah asrama di Inggris, dan Liceo Francés di Bogotá,[12] Betancourt berkuliah dia Institut d'Études Politiques de Paris.[14] Pada tahun 2023, ia dianugerahi gelar DPhil dalam Teologi oleh Universitas Oxford untuk tesisnya yang berjudul Konsep Non-person dalam Tulisan Gustavo Gutiérrez. Saat ini ia menjadi peneliti di Harris Manchester College, Oxford.[15] Kehidupan pribadiBetancourt menikah dengan warga negara Prancis Fabrice Delloye pada tahun 1983,[16] dan mereka memiliki dua anak, Mélanie (lahir 1985) dan Lorenzo (lahir 1988). Melalui pernikahannya ia menjadi warga negara Prancis.[2] Suaminya bertugas di korps diplomatik Prancis, dan mereka tinggal di beberapa negara, termasuk Ekuador, Seychelles, dan Amerika Serikat. Pada pertengahan tahun 1990an, Betancourt dan Delloye bercerai. Betancourt kembali ke Kolombia dan menjadi penasihat Menteri Keuangan dan kemudian Menteri Perdagangan Luar Negeri. Pada tahun 1994, ia terpilih menjadi anggota DPR dengan tiket antikorupsi, dan pada tahun 1998 ia masuk Senat Kolombia. Anak-anaknya, Melanie dan Lorenzo, pindah ke Selandia Baru untuk tinggal bersama ayah mereka karena ancaman pembunuhan yang berasal dari aktivitas politik Betancourt.[17] Betancourt menikah dengan eksekutif periklanan bernama Juan Carlos Lecompte pada tahun 1997. Pernikahan mereka berakhir segera setelah penyelamatannya pada tahun 2008.[18] Referensi
Pranala luarWikimedia Commons memiliki media mengenai Ingrid Betancourt. Wikiquote memiliki koleksi kutipan yang berkaitan dengan: Ingrid Betancourt.
|
Portal di Ensiklopedia Dunia