Indah Kiat adalah sebuah produsen pulp, kertas, dan tisu yang berkantor pusat di Jakarta. Untuk mendukung kegiatan bisnisnya, perusahaan ini memiliki pabrik di Siak, Tangerang, dan Serang. Hingga akhir tahun 2021, ketiga pabrik tersebut dapat memproduksi pulp sebanyak 3,1 juta ton per tahun, kertas budaya sebanyak 1,6 juta ton per tahun, tisu sebanyak 108 ribu ton per tahun, dan kertas industri / kemasan sebanyak 2,2 juta ton per tahun.[1]
Sejarah
1975 - 1983
Perusahaan ini memulai sejarahnya pada tahun 1975, saat Soetopo Jananto[2] bekerja sama dengan Chung Hwa Pulp dan Yuen Foong Yu Paper asal Taiwan untuk mengembangkan perusahaan miliknya, yakni CV Berkat Indah Agung, yang telah memiliki pabrik kertas di Banten, Jawa Timur, Jambi, dan di sejumlah daerah lain. Pada tanggal 11 September 1976, Presiden Soeharto mengeluarkan surat rekomendasi pendirian pabrik pulp dan kertas yang berstatus Penanaman Modal Asing (PMA). Pada tanggal 23 September 1976, Menteri Perindustrian juga menerbitkan izin pendirian pabrik pulp dan kertas, sehingga pada tanggal 17 Desember 1976, Soetopo resmi mendirikan perusahaan ini dengan nama "PT Indah Kiat Pulp & Paper". Nama Indah diambil dari nama istrinya, yakni Indah Berliani.
Pada tahun 1977, perusahaan ini mulai melakukan studi kelayakan dan kemudian dilanjutkan dengan pembangunan pabrik kertas budaya tahap I untuk memproduksi kertas cetak dan kertas tulis bebas kayu, dengan memasang dua mesin kertas yang masing-masing berkapasitas 50 ton per hari. Pabrik tersebut dibangun di Tangerang, tepatnya di tepi Sungai Cisadane. Pada tahun 1982, satu mesin kertas tambahan dipasang di pabrik kertas tersebut, sehingga kapasitas produksinya menjadi 150 ton per hari. Pada tahun 1980, untuk memenuhi kebutuhan pulp dari pabrik kertasnya di Tangerang, perusahaan ini mulai melakukan studi kelayakan mengenai pembangunan pabrik pulp di Perawang, Siak. Pada tahun 1983, perusahaan ini mulai membangun pabrik pulp tahap I di Perawang. Secara bersamaan, dibangun juga fasilitas bongkar muat berupa pelabuhan khusus yang dapat disandari oleh Kapal Samudera dengan bobot mati lebih dari 6.000 ton, yang berjarak sekitar 1,5 km dari lokasi pabrik, tepat di tepi Sungai Siak.
1984 - sekarang
Pada tanggal 24 Mei 1984, pabrik pulp milik perusahaan ini di Perawang diresmikan oleh Presiden Soeharto. Pabrik pulp tersebut merupakan pabrik pulp sulfat pertama di Indonesia. Pada hari yang sama, perusahaan ini juga mulai melakukan percobaan untuk memproduksi pulp dengan kapasitas 300 ADT per hari. Pada tahun 1984 juga, perusahaan ini membangun Hutan Tanaman Rakyat (HTI) seluas 300.000 hektar yang terhubung dengan PT Arara Abadi. Jenis kayu yang ditanam di hutan tersebut antara lain acacia mangium, acacia crassicarpa, dan ampupu. Pada tahun 1985, PT Satria Perkasa Agung milik Sinar Mas mulai menjadi pemegang saham perusahaan ini yang kondisinya saat itu merugi.[2]Teguh Ganda Widjaja lalu ditunjuk menjadi direktur utama perusahaan ini. Pada bulan April 1987, kapasitas produksi pabrik kertas Tangerang ditingkatkan menjadi 250 ton per hari.
Pada tahun 1988, perusahaan ini mulai membangun pabrik kertas Perawang tahap I dengan memasang satu lini mesin kertas budaya yang berkapasitas produksi sebanyak 150 ton per hari. Pada tahun 1989, perusahaan ini mulai membangun pabrik pulp Perawang tahap II dengan kapasitas produksi sebanyak 500 ton per hari. Pada tanggal 14 Desember 1989, kapasitas produksi pabrik kertas Perawang resmi ditingkatkan menjadi 200 ton per hari. Pada tahun 1990, perusahaan ini mulai membangun pabrik kertas Perawang tahap II dengan memasang mesin kertas berkapasitas 500 ton per hari. Setahun kemudian, perusahaan ini mulai mengoperasikan pabrik kertas Perawang tahap II dengan kapasitas produksi sebanyak 575 ton per hari, sehingga total kapasitas produksi pabrik kertas Perawang mencapai 725 ton per hari. Perusahaan ini lalu membeli pabrik kertas milik PT Sinar Dunia Makmur di Serang yang memiliki kapasitas produksi sebanyak 900 ton per hari. Pada akhir tahun 1993, perusahaan ini mulai mengoperasikan pabrik pulp Perawang tahap III yang berkapasitas 1.300 ADT per hari.
Pada tahun 1994, perusahaan ini menggabungkan pabrik pulp Perawang tahap I dan pabrik pulp Perawang tahap II, lalu meningkatkan kapasitasnya menjadi 1.200 ADT per hari, sehingga total kapasitas produksinya menjadi 2.500 ADT per hari. Pada bulan Desember 1996, perusahaan ini mulai mengoperasikan pabrik pulp Perawang tahap IV yang berkapasitas 1.600 ADT per hari, sehingga total kapasitas produksi pulp menjadi 4.100 ADT per hari. Pada bulan November 1997, perusahaan ini mulai mengoperasikan pabrik kertas Perawang tahap III yang berkapasitas 1.600 ton per hari, sehingga total kapasitas produksi pulp menjadi 4.500 ADT per hari dan kapasitas produksi kertas menjadi 2.125 ton per hari.[1][3][4] Selama musim libur lebaran tahun 2022, untuk membantu mengurangi kepadatan pemudik di Pelabuhan Merak, perusahaan ini mengoperasikan pelabuhan miliknya yang terletak di Merak, Cilegon sebagai tempat bongkar muat kapal Ro-Ro.[5]
Anak Usaha
Hingga akhir tahun 2021, perusahaan ini memiliki 13 anak usaha, yakni:
Indah Kiat International Finance Company B.V.
Indah Kiat Finance Mauritius Ltd
IK Trading Ltd
Indah Kiat Finance (IV) Mauritius Ltd
IK Import & Export Ltd
Indah Kiat Finance (VIII) Mauritius Ltd
Global Fibre Ltd
Imperial Investment Ltd
PT Graha Kemasindo Indah
PT Paramitra Abadimas Cemerlang
PT Paramitra Gunakarya Cemerlang
PT Indah Kiat Global Ventura
PT Indah Kiat Power
Penghargaan
Pada Maret 2022, PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk meraih penghargaan di ajang Indonesia Green Awards 2022 untuk kategori Pengembangan Pengelolaan Sampah Terpadu. Melalui program pemberdayaan PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk Serang, pemanfaatan limbah dari Mesin Tali Kertas sebagai bahan pelengkap kerajinan anyaman bambu telah memberdayakan dan meningkatkan pendapatan perempuan di Desa Tegal Maja, Kragilan.[6]
Referensi
^ abKesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah;
tidak ditemukan teks untuk ref bernama annual