"Kenapa negara-negara Kristen, yang bangkit pada masa lampau berbanding dengan negara-negara Muslim yang mulai mendominasi sejumlah lahan pada masa-masa modern dan sempat dikalahkan sesekali oleh kemenangan para tentara Ottoman?"..."Karena mereka memiliki hukum dan peraturan yang diciptakan oleh akal budi"
Ibrahim Muteferrika, Rational basis for the Politics of Nations (1731)[4]
Pada usia muda, Ibrahim Muteferrika masuk ke pelayanan diplomatik Ottoman. Ia mengambil sebuah bagian aktif dalam negosiasi antara Austria dan Rusia. Ibrahim Muteferrika adalah sebuah figur aktif dalam mempromosikan aliansi Prancis-Ottoman (1737–1739) melawan Austria dan Rusia. Ibrahim Muteferrika juga dikenal karena perannya dalam aksi Ottoman-Swedia melawan Rusia.
Pada masa pelayanannya sebagai seorang diplomat, ia dikenal karena berteman dengan beberapa tokoh berpengaruh termasuk Osman Aga dari Temesvar, seorang diplomat asal Transylvania dan mantan tahanan perang yang ditahan di Austria.[5]
Pada masa ia menjadi diplomat, ia memiliki minat dalam hal mengumpulkan buku yang membantunya mengetahui Renaisans, gerakan Protestan di Eropa, dan kebangkitan kekuasaan kekaisaran kolonial di Eropa.
Pers Percetakan
Muteferrika, yang merupakan nama terakhir yang berasal dari nama pekerjaannya sebagai seorang Müteferrika, kepala rumah tangga, dibawah kepemimpinan SultanAhmed III dan pada masa Era Tulip, juga merupakan seorang geografer, astronom, dan filsuf.[2]
Kitab-ı Lisan el-Acem el Müsemma bi-Ferheng-i Şuuri, 2 volume, 1742
(Kebanyakan salinan dari Tarih-i Çelebizade dapat ditemukan dalam volume ketiga dan terakhir dari Tarih-i Raşid dan dijual bersama dengan karya tersebut.)
^Alastair Hamilton, Maurits H. van den Boogert, Bart Westerweel, The Republic of Letters and the Levant, Brill Publishers, Leiden & Boston, 2005, p.266. ISBN 90-04-14761-6