Hulaan, Menganti, Gresik

Hulaan
Negara Indonesia
ProvinsiJawa Timur
KabupatenGresik
KecamatanMenganti
Kode pos
61174
Kode Kemendagri35.25.13.2014 Edit nilai pada Wikidata
Luas... km²
Jumlah penduduk6.855 jiwa (2010)
Kepadatan... jiwa/km²
Peta
PetaKoordinat: 7°17′7″S 112°35′48″E / 7.28528°S 112.59667°E / -7.28528; 112.59667


Hulaan adalah desa yang berada di kecamatan Menganti, Kabupaten Gresik, Jawa Timur, Indonesia.

pusat pemerintahan Desa Hula'an berada di Dusun Tlogobedah

Hula'an memiliki tiga Dusun, yakni Dusun Sidomulyo, Dusun Tlogobedah dan Dusun Hula'an. Pusat perekonomian diDesa Hula'an Ada 2 macam yakni industri touge (Camba) dan Lontong yang berpusat di Dusun Hula'an dan sayur mayur yang berpusat di Dusun Tlogobedah.

Sejarah : Sejarah Dusun Hula'an

Pada zaman dahulu,ada salah satu keturunan keraton(belum diketahui pasti nama kerajaanya) yang mengasingkan diri dari dan menjadi seorang Resi,ia mendirikan sebuah perkampungan di daerah Hula'an, setelah lama berdiri perkampungan tersebut,sunan Bonang yang sedang menyebarkan agama Islam melewati perkampungan tersebut, ia mendapatkan ada sebuah sumber minyak yang menyembur dikawasan Hula'an, Dengan bantuan dan petunjuk Alloh maka sunan Bonang menambal sumber minyak tersebut dengan tanah yang diambilnya dari Persia, pantai selatan,dan pantai Utara pulau Jawa. Karena melihat tanah yang subur dan menyimpan banyak kandungan alam dibawahnya maka sunan Bonang menamakan wilayah tersebut dengan nama Hula'an,nama Hula'an sendiri berasal dari bahasa Arab yang artinya adalah tanah yang dianugerahi Alloh dan mengandung banyak mutiara alam dibawahnya.

Cerita masyarakat. Jaman dulu ada sekumpulan gajah yang sering kali merusak tanaman warga,lalu masyarakat mengusirnya dengan bilang "Hula-Hula" (entah dari bahasa mana kata ini) maka cara pengusiran gajah tersebut dijadikan nama Desa.

Cerita Dusun Tlogobedah

Dikarenakan penyebaran Islam di wilayah Dusun Hula'an, menyebabkan masyarakat Hula'an tidak begitu lagi memperhatikan adat adat budaya Jawa yang lebih akrab dengan agama Hindu maka anak turun dari Resi bergeser ke daerah sebelah timur dan mendirikan perkampungan yang dinamakan "Ningrat", mungkin nama tersebut diambil dari nama nenek moyang mereka yang berasal dari keturunan ningrat (keraton), setelah beberapa tahun daerah ningrat terkena sebuah pagebluk cacar (cangkrang) maka daerah tersebut disebut dengan Desa atau wilayah "cangkrang ningrat" karena takut penyakit ini tak kunjung hilang, akhirnya beberapa penduduk pindah ke timur lagi dengan membuat perkampungan yang dinamakan Ngumboro (mboro/Sidowungu saat ini) Dan sebagian lagi pindah ke barat dan membuat perkampungan dengan nama "cangkring ningrat". Lambat laun berganti dengan nama pecangkringan, dan berubah lagi menjadi cangkring

Setelah beberapa tahun ada sebuah kejadian yang menggegerkan warga yakni perkelahian antar saudara hingga ajal menjemput mereka, kemudian Desa tersebut disebut Desa "Tegopatih".

Dibeberapa tahun berikutnya warga Tegopatih ingin membuat sebuah bendungan (Tlogo). Saat Raden sawunggaling berkelana menemui salah satu penasehatnya yang bernama Tjakra Ningrat, yang sedang berada di bawah pohon ribdang dekat sumur, saat itu Raden Sawunggaling Heran denfan masyarakat, hingga Raden Sawunggaling berguman " Lah wibg ada sumber yang jernih kok malah mau buat bendungan (telaga) akhirnya Telaga itu ditendang oleh Raden Sawunggaling hibgga Jebol,setelah itu masyarakat ingin kembali membangunya, namun beberapa kali bendungan tersebut dibangun tetap jebol (bedah) maka daerah tersebut disebut dengan Desa/Dusun Tlogobedah.

Cerita rakyat: Masyarakat membangun sebuah bendungan, namun bendungan tersebut disrondol sekumpulan gajah hingga jebol (bedah) Maka disebut Dusun Tlogobedah Dan sekumpulan gajah itu diusir di dengan kata Hula-Hula maka disebut Dusun Hula'an, gajah gajah tersebut akhirnya mati di daerah batang gajah (batang'nge gajah).

Tempat menarik

  • Taman Makam Pahlawan Menganti
  • Perumahan Jade Hamlet
  • Pasar Hulaan
  • Makam Mbah Wira'i salah satu menyebar islam di dusun Tlogobedah