Presiden Uhuru Kenyatta mengunjungi Kuwait pada tahun 2013. Ia mengadakan pembicaraan dengan Emir Kuwait, Sheikh Sabah Al-Ahmad Al-Jaber Al-Sabah. Kenyatta juga menghadiri KTT ekonomi Afrika-Arab ke-3 yang diadakan di Kuwait.[1] Sekretaris Kabinet Kenya untuk Urusan Luar Negeri, Amina Mohamed juga menemaninya.[2]
Saat berpidato di Sidang Umum PBB ke-68, Perdana Menteri Kuwait, Sheikh Jaber Al-Mubarak Al-Hamad Al-Sabah, mengutuk serangan teror yang terjadi di Kenya. Ia juga menyampaikan belasungkawa kepada apa yang disebutnya sebagai rakyat Kenya yang bersahabat.[3][4]
Kerjasama pembangunan
Kenya dan Kuwait bekerja sama dalam banyak hal. Selama invasi Irak ke Kuwait, Kenya mengirim pasukan ke Kuwait yang kemudian tinggal di sana sebagai pasukan penjaga perdamaian.[5]
Antara tahun 2007 dan 2013 Kenya menerima bantuan sebesar KES. 7 miliar (EUR. 68 juta) dari Kuwait.[1]
Bidang-bidang utama kerjasama Kenya dan Kuwait adalah:[6]
Infrastruktur
Kesehatan
Pendidikan
Kuwait telah membantu mendanai Jalan Nuno-Modogashe, rehabilitasi Rumah Sakit Wajir dan sekolah di Borabu, Nyamira. LSM Kuwait mendirikan Universitas Umma di Kajiado dan sebuah perguruan tinggi di Thika.
Kuwait mengakui bahwa Kenya memainkan peran penting dalam stabilitas regional.[6]
Selama kekeringan pada bulan Februari 2022, Kuwait mengirimkan 34 ton makanan ke Mandera termasuk beras, minyak goreng, kacang-kacangan, dan garam.[7]
Hubungan ekonomi
Pada tahun 2012, kedua negara menandatangani perjanjian penghindaran pajak berganda dan perlindungan investasi.[6] Perjanjian lain yang ditandatangani termasuk promosi pariwisata dan pembentukan komisi kerja sama gabungan.[2]
Kedua negara tengah berupaya untuk memulai kembali perdagangan dan membangun penerbangan langsung.[5]
Misi diplomatik
Kenya memiliki kedutaan besar di Kota Kuwait. Kedutaan besar ini didirikan pada tahun 2007.[8] Kuwait memiliki kedutaan besar di Nairobi. Kedutaan besar ini dibuka pada tahun 1965 dan duta besar pertama diangkat pada tahun 1968.[5]