Hoshinoya Bali adalah hotel mewah yang terletak di Tampaksiring, Gianyar, Bali. Sanggraloka ini dirancang sebagai sekelompok vila yang berada di tepi Sungai Pakerisan. Hotel ini dikelola oleh Hoshino Resorts, perusahaan penyantunan asal Jepang, melalui merek andalan mereka, Hoshinoya, sekaligus menandakan perluasan merek tersebut ke luar Jepang.[1] Kepemilikan hotel berada di tangan PT Duta Pratama Lestari.[2]
Sejarah
Pengerjaan Hoshinoya Bali mulai dilakukan pada tahun 2012.[2] Berita mengenai proyek tersebut pertama kali diumumkan oleh Takuya Yoshioka, kepala Global Sales & Marketing Hoshino Resorts, pada bulan Desember 2013. PT Duta Pratama Lestari, perusahaan Indonesia yang memiliki lahan seluas 3 hektare di tepi Sungai Pakerisan, menekan kerja sama dengan Hoshino Resorts untuk mengubah lahan tersebut menjadi hotel. Meskipun Hoshino Resorts lebih dikenal karena usaha ryokan mereka, menurut Yoshioka, merek Hoshinoya lebih condong terhadap perpaduan unsur Jepang dengan internasional.[3] Hoshinoya Bali adalah hotel pertama dengan merek Hoshinoya di luar Jepang, sekaligus hotel pertama yang dibangun sedari awal sebagai gerai Hoshino Resorts (Hoshino Resort Kia Ora Rangiroa di Tahiti yang lebih dahulu dibuka merupakan hasil ambil alih manajemen dari hotel independen).[4][5]
Awalnya ditargetkan selesai pada akhir tahun 2014, Hoshinoya Bali baru selesai dikerjakan pada tahun 2016, sebelum peresmian yang dilakukan pada tanggal 20 Januari 2017. Saat pertama kali dibuka, Hoshinoya Bali bersandar pada wisatawan Jepang yang sudah mengenal merek tersebut di tanah airnya; menurut Takaaki Yasuda, General Manager pada tahun 2023, sebelum pandemi Covid-19, mayoritas tamu berasal dari Jepang dan Tiongkok. Semenjak pandemi, hotel mulai memasarkan diri ke wisatawan dari negara-negara lain. Yasuda juga menyebutkan bahwa 70% tamu berasal dari mancanegara, sementara sisanya merupakan wisatawan domestik.[6]
Arsitektur
Hoshinoya Bali dirancang oleh Rie Azuma, pendiri biro arsitek Azuma Architect & Associates, dengan Hiroki Hasegawa yang merancang lanskap sebagai perwakilan dari Studio On Site. Keduanya, sama seperti Hoshino Resorts, berasal dari Jepang. Arsitektur hotel ini memadukan kepekaan Jepang dengan kerohanian Bali. Di antara hutan hujan, vila-vila diatur layaknya desa adat Bali dan mengelilingi tiga kolam renang bergaya laguna. Terdapat taman air yang membatasi kolam laguna dari tiap-tiap vila untuk menjamin kebebasan pribadi tiap tamu dan untuk menciptakan ilusi bahwa sumber kolam bersifat alami. Setiap vila meleburkan ciri desain Jepang seperti kasur futon tanpa rangka dengan ciri desain Indonesia seperti kap lampu bermotif batik. Jalan setapak dibuat mirip dengan irigasi sawah, sementara gazebo pemandangan dibuat mirip dengan sangkar burung dan menghadap ke lembah Sungai Pakerisan. Layaknya hotel Hoshinoya pada umumnya, tidak ada televisi atau jam yang dapat ditemukan di pekarangan Hoshinoya Bali, sehingga tamu dapat bebas dari tekanan hidup sehari-hari dan lebih menghargai alam.[7]
Fasilitas
Hoshinoya Bali memiliki jumlah kamar sebanyak 30, semuanya merupakan vila dengan akses langsung ke kolam renang berbagi. Terdapat 3 tipe vila: Bulan, tipe terendah dengan ruang tamu di samping kolam; Soka, tipe menengah yang menempati bangunan dua tingkat; dan Jalak, tipe tertinggi dengan tambahan teras. Hotel juga menyediakan 2 rumah makan (Café Gazebo, The Dining), spa, perpustakaan, dan sarana untuk aktivitas yoga.[8]
Pencapaian
Hoshinoya Bali dinobatkan sebagai sanggraloka terbaik kedua di Indonesia pada tahun 2021 menurut majalah Condé Nast Traveler.[9]
Rujukan
Pranala luar