Homosistein/ˌhoʊmoʊˈsɪstiːn/ adalah asam amino α nonproteinogenik. Homosistein merupakan homolog asam amino sisteina, dan keduanya dibedakan oleh adanya tambahan rantai metilen (-CH2-). Homosistein dibiosintesis dari metionin dengan mengeluarkan kelompok metil Cε terminalnya. Di dalam tubuh, homosistein dapat didaur ulang menjadi metionin atau menjadi sistein dengan tambahan vitamin B.
Peningkatan kadar homosistein di dalam darah (hiperhomosisteinemia) merupakan tanda pasti adanya penyakit kardiovaskuler yang terjadi melalui mekanisme aterogenesis yang menyebabkan iskemia. Oleh karena itu, hiperhomosisteina merupakan faktor risiko untuk penyakit arteri koroner. Penyakit arteri koroner timbul jika plak aterosklerotik menghambat aliran darah ke arteri koronaria yang merupakan pembuluh darah yang menyuplai darah ke jantung.[3][4]
Hiperhomosisteinemia berhubungan dengan timbulnya bekuan darah, serangan jantung, dan strok, meskipun belum jelas apakah hiperhomosisteinemia ini merupakan faktor risiko independen untuk kondisi ini atau tidak.[5] Hiperhomosisteinemia juga berhubungan dengan kejadian aborsi spontan[6] dan defek tuba neural.[7]
Referensi
^ abChalcraft, Kenneth R.; Lee, Richard; Mills, Casandra; Britz-McKibbin, Philip (2009). "Virtual Quantification of Metabolites by Capillary Electrophoresis-Electrospray Ionization-Mass Spectrometry: Predicting Ionization Efficiency Without Chemical Standards". Analytical Chemistry. 81 (7): 2506–2515. doi:10.1021/ac802272u. PMID19275147.
^Allen, Milton J.; Steinman, Harry G. (1952). "The Electrolytic Reduction of Homocystine at a Controlled Reference Potential". Journal of the American Chemical Society. 74 (15): 3932–3933. doi:10.1021/ja01135a502.
^Nelen WL, Blom HJ, Steegers EA, den Heijer M, Thomas CM, Eskes TK (2000). "Homocysteine and folate levels as risk factors for recurrent early pregnancy loss". Obstet Gynecol. 95 (4): 519–24. doi:10.1016/s0029-7844(99)00610-9. PMID10725483.Parameter |s2cid= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)