Haryanto Taslam |
|
Kelahiran | 3 Juni 1954 |
---|
Kematian | 14 Maret 2015 (60 tahun) |
---|
|
|
|
|
|
|
Pekerjaan | politikus |
---|
|
Anak | Putih Sari |
---|
Haryanto Taslam (3 Juni 1954 – 14 Maret 2015) atau biasa dipanggil "Hartas" adalah seorang tokoh politik berkebangsaan Indonesia. Ia dikenal sebagai mantan aktivis era reformasi 1998 dan menjadi salah satu korban penculikan bersama dengan sejumlah aktivis demokrasi pada periode 1996-1998 seperti, Desmond Junaidi Mahesa, Pius Lustrilanang, Faisol Reza, Raharja Waluya Jati, Nezar Patria, Aan Rusdianto, Mugianto, Andi Arief. Sebelumnya, Ia juga pernah menjadi Pemimpin Perusahaan Tabloid Detik yang dibredel pada 21 Juni 1994. Selain itu, ia juga pernah bergabung dengan partai PDI perjuangan dan menjadi anggota DPR periode 1999-2004 dari PDIP.[1][2][3] Kenangan dan pemikirannya sempat dituangkan dalam sebuah buku yang berjudul '40 Hari Digenggam Kekuasaan' terbitan Forum Indonesia Maju dan diterbitkan pada tahun 2008. Buku tersebut berisi pengalaman pribadinya pada saat penculikan selama 40 hari tahun 1998.[4]
Pada 2009, ia bergabung dengan Partai Gerindra yang didirikan Prabowo Subianto dan aktif sebagai Direktur Media Center di Gerindra. Selanjutnya sejak tahun 2012 hingga meninggal, ia menjadi Dewan Pembina di Partai Gerindra.
Pada 14 Maret 2015, ia meninggal dunia di Rumah sakit Medistra, Jakarta, karena menderita penyakit langka Autoimun Miastenia Gravis atau Myasthenia Gravis, yang membuat tubuh penderita susah bergerak.[5][6]
Referensi