Drs. H. Harunata, M.M. (28 Juli 1953 – 20 Januari 2023) adalah birokrat dan politikus Indonesia yang menjabat Bupati Lahat selama dua periode yakni 1998—2003 dan 2003—2008. Sebelumnya, Harunata bekerja sebagai birokrat di Departemen Dalam Negeri. Dia melanjutkan karirnya di departemen setelah akhir masa jabatannya sebagai bupati.
Kehidupan awal dan pendidikan
Harunata lahir pada 28 Juli 1953 di Lahat.[1][2] Harunata memulai pendidikannya di SD Negeri 5 Lahat dari tahun 1960 hingga 1966. Setelah menyelesaikan pendidikan dasar, Harunata bersekolah di sekolah Santo Yosef dan lulus dari sana pada tahun 1972. Ia kemudian belajar di University of Birmingham dan memperoleh diploma dalam bidang keuangan pembangunan di 1975.[3]
Harunata melanjutkan pendidikan selama berkarier sebagai birokrat dan politikus. Ia menempuh pendidikan di Fakultas Ilmu Pemerintahan dan Ilmu Administrasi Universitas Jakarta dan lulus pada tahun 1989. Selama menjabat sebagai bupati, Harunata melanjutkan studinya di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Artha Bodhi Iswara di Surabaya dan di Lembaga Ketahanan Nasional yang diselesaikannya pada tahun 2002.[3]
Karier
Harunata kembali ke Indonesia setelah lulus dari University of Birmingham. Ia memulai karirnya sebagai staf di Departemen Dalam Negeri. Tiga tahun kemudian, pada tahun 1978 Harunata diangkat menjadi kepala seksi perpajakan provinsi di departemen tersebut. Ia memegang posisi ini selama hampir dua dekade hingga 1996, ketika dia akhirnya dipromosikan menjadi kepala subdirektorat perpajakan daerah di kementerian. Selama periode ini, Harunata sering dikirim ke luar negeri untuk belajar perpajakan dan administrasi.[3]
Pada bulan Oktober 1998, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Lahat mengadakan pemilihan bupati di wilayah tersebut. Harunata yang dicalonkan dalam pilkada harus berhadapan dengan bupati petahana Solichin Daud. Harunata akhirnya memenangkan pemilihan dengan 25 dari 44 suara.[4] Ia dilantik tidak lama kemudian. Setelah masa jabatan pertamanya berakhir pada tahun 2003, ia terpilih kembali untuk masa jabatan kedua dan bertugas hingga tahun 2008.[5]
Di bawah kepemimpinannya, wilayah tersebut mengalami dua banjir besar berturut-turut. Yang pertama, yang terjadi pada Februari 2004, menyebabkan beberapa rumah hancur.[6] Harunata menginstruksikan relokasi tempat tinggal di daerah banjir ke daerah yang lebih aman.[7] Yang kedua terjadi pada Januari 2007 dan menyebabkan rusaknya Jalan Lintas Tengah Sumatra dan beberapa jembatan penghubung di wilayah tersebut. Beberapa jam setelah kejadian, Harunata melakukan pemeriksaan kerusakan akibat banjir dan tanah longsor.[8]
Di penghujung masa jabatannya, Harunata berusaha mencalonkan diri sebagai calon wakil gubernur Sumatera Selatan dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan. Namun, ia gagal mendapatkan dukungan dari partai tersebut dan menarik pencalonannya.[9]
Harunata melanjutkan kariernya di Kementerian Dalam Negeri setelah masa jabatannya berakhir. Ia diangkat oleh menteri Gamawan Fauzi sebagai staf ahlinya.[10] Pada pertengahan tahun 2012, Harunata menjadi kepala pusat diklat kementerian. Di bawah kepemimpinannya, pusat diklat mulai menyelenggarakan kursus orientasi bagi kepala daerah.
[11] Pada September 2012, Harunata mengirim beberapa bupati di Indonesia untuk mengikuti kursus pendidikan eksekutif di Sekolah Pemerintahan John F. Kennedy.[12] Karena kiprahnya di kementerian, Harunata dicalonkan sebagai anggota Komisi Aparatur Sipil Negara.[13]
Kehidupan berikutnya
Harunata menetap di Bekasi setelah pensiun dari pemerintahan.[14] Pada pemilihan umum Gubernur Sumatera Selatan 2018, Harunata secara terbuka mendukung Herman Deru dan menjadi koordinator tim kampanye Deru di Lahat.[15] Belakangan tahun itu, Harunata mengumumkan niatnya untuk mencalonkan diri sebagai calon Dewan Perwakilan Rakyat dalam pemilihan umum legislatif Indonesia 2019.[16] Ia akhirnya mendapatkan nominasi dari Partai Demokrat, tetapi gagal memenangkan kursi dalam pemilihan.[17]
Kehidupan pribadi
Harunata menikah dengan Herlin pada 27 Desember 1981. Pasangan ini memiliki dua putra.[2][3]
Harunata adalah seorang Muslim.[2] Ia meninggal dunia di kediamannya di Bekasi pada 20 Januari 2023, dalam usia 69 tahun.[14][18] Ia dimakamkan di pemakaman San Diego Hills di Karawang sehari setelah kematiannya.[19]
Referensi