Golden Energy & Resources Pte. Ltd. adalah anak usaha dari Dian Swastatika Sentosa yang bergerak di bidang pertambangan batu bara dan emas. Hingga akhir tahun 2022, perusahaan ini menguasai cadangan batu bara sebanyak 1,287 miliar ton di Indonesia dan Australia.[2][3]
Sejarah
Perusahaan ini memulai sejarahnya pada bulan Desember 1995 dengan nama United Fiber System Ltd. Dua tahun kemudian, perusahaan ini melantai di Bursa Efek Singapura. Pada tahun 2015, Dian Swastatika Sentosa resmi mengakuisisi 94% saham perusahaan ini dengan cara menyuntikkan modal berupa 67% saham Golden Energy Mines ke perusahaan ini.[4] Nama dari perusahaan ini kemudian diubah menjadi seperti sekarang. Pada tahun 2018, perusahaan ini menyuntikkan modal sebesar A$67,86 juta ke Westgold Resources asal Australia dan mengakuisisi 19,9% saham Stanmore Coal asal Australia.
Pada tahun 2019, perusahaan ini meningkatkan kepemilikan sahamnya di Stanmore Coal menjadi 25,5%.[5] Perusahaan ini juga mengakuisisi satu tambang batu bara kokas milik Stanmore di Australia dengan harga US$202 juta.[6] Pada tahun 2020, bersama EMR Capital, perusahaan ini mengakuisisi 100% saham Ravenswood Gold asal Australia dan meningkatkan kepemilikan sahamnya di Stanmore Coal menjadi 75,33%. Perusahaan ini juga mendivestasi seluruh saham Westgold Resources yang mereka pegang.
Pada bulan Maret 2021, perusahaan ini melepas 4,5% saham Golden Energy Mines ke Ascend Global Investment Fund untuk memenuhi peraturan di Bursa Efek Indonesia mengenai jumlah minimum saham beredar.[7] Pada bulan Juli 2021, bersama M Resources, Stanmore mengakuisisi dua tambang batu bara milik Peabody Energy di Australia.[8] Perusahaan ini juga mengakuisisi 15% saham Allegiance Coal asal Australia. Pada tahun 2022, Stanmore mengakuisisi 80% saham BHP Mitsui Coal asal Australia dengan harga US$1,2 miliar.[9]
Pada tahun 2023, perusahaan ini keluar dari Bursa Efek Singapura. Perusahaan ini juga melepas mayoritas saham Golden Energy Mines ke Dian Swastatika Sentosa.[10] Pada tahun 2024, Stanmore mengakuisisi satu tambang milik South32 and Aquila Mining di Australia.[2][3] Bersama M Resources, perusahaan ini juga mengakuisisi satu tambang batu bara milik South32 di Australia dengan harga US$1,65 miliar.[11]
Referensi
- ^ a b "Komisaris & Direksi". Golden Energy & Resources Pte. Ltd. Diakses tanggal 30 September 2024.
- ^ a b c d e f g "Laporan Tahunan 2022" (PDF). Golden Energy & Resources Pte. Ltd. Diakses tanggal 30 September 2024.
- ^ a b "Sekilas Perusahaan". Golden Energy & Resources Pte. Ltd. Diakses tanggal 30 September 2024.
- ^ Pasopati, Immanuel Giras (26 Januari 2015). "Grup Sinarmas Tukar Guling Saham dengan Perusahaan Singapura". CNN Indonesia. Diakses tanggal 13 November 2024.
- ^ Leonard, Lucky (27 Januari 2019). "Kiprah Grup Sinarmas dalam Bisnis Batu Bara". Bisnis Indonesia. Diakses tanggal 13 November 2024.
- ^ Puspitasari, Ika (18 Maret 2019). "Perusahaan Tambang Kian Tergoda Pesona Batubara Kokas". Kontan. Diakses tanggal 13 November 2024.
- ^ Saleh, Tahir (31 Maret 2021). "Crossing Rp 718 M, Golden Energy Lepas Saham GEMS ke Ascend". CNBC Indonesia. Diakses tanggal 13 November 2024.
- ^ Firdaus, Farid (13 Juli 2021). "Grup Sinarmas Kembali Akuisisi Tambang Batu Bara di Australia". Bisnis Indonesia. Diakses tanggal 13 November 2024.
- ^ Firdaus, Farid (3 Mei 2022). "Grup Sinarmas (DSSA) Resmi Akuisisi BHP Mitsui Coal Rp17,37 Triliun". Bisnis Indonesia. Diakses tanggal 13 November 2024.
- ^ Adventy, Artha (21 Agustus 2023). "Dian Swastatika (DSSA) Ambil Alih Saham Golden Energy (GEMS) Rp2,67 Triliun". Bisnis Indonesia. Diakses tanggal 13 November 2024.
- ^ Wijaya, Megawati (22 Juli 2024). "Caplok Aset Batu Bara Australia, Entitas Sinarmas Amankan Rp9,7 T". Bloomberg Technoz. Diakses tanggal 13 November 2024.