GlukoneogenesisGlukoneogenesis (GNG) adalah jalur metabolisme yang menghasilkan glukosa dari substrat karbon non-karbohidrat tertentu. Proses ini bersifat universal dan ditemukan pada tumbuhan, hewan, jamur, bakteri, serta mikroorganisme lainnya.[1] Pada vertebrata, glukoneogenesis terutama terjadi di hati dan sebagian kecil di korteks ginjal. Glukoneogenesis, bersama glikogenolisis, merupakan mekanisme utama yang digunakan oleh manusia dan hewan lain untuk menjaga kadar gula darah tetap stabil, mencegah terjadinya hipoglikemia.[2] Pada ruminansia, karena karbohidrat dari makanan cenderung dimetabolisme oleh mikroorganisme di rumen, glukoneogenesis berlangsung terus-menerus, tanpa tergantung pada kondisi puasa, diet rendah karbohidrat, atau aktivitas fisik.[3] Pada hewan lain, proses ini terjadi selama periode puasa, kelaparan, diet rendah karbohidrat, atau olahraga intens. Pada manusia, substrat untuk glukoneogenesis dapat berasal dari sumber non-karbohidrat yang dapat dikonversi menjadi piruvat atau intermediat pada jalur glikolisis. Dari pemecahan protein, substratnya meliputi asam amino glukogenik; dari pemecahan lipid (seperti trigliserida), substratnya meliputi gliserol dan asam lemak rantai ganjil; serta dari bagian metabolisme lain seperti laktat dari siklus Cori. Dalam kondisi puasa berkepanjangan, aseton yang terbentuk dari badan keton juga dapat berfungsi sebagai substrat, memberikan jalur dari asam lemak menjadi glukosa.[4] Meskipun sebagian besar glukoneogenesis terjadi di hati, peran ginjal dalam proses ini meningkat pada kondisi diabetes dan puasa berkepanjangan.[5] Jalur glukoneogenesis bersifat sangat endergonik hingga terhubung dengan hidrolisis ATP atau GTP, yang mengubahnya menjadi proses eksergonik. Sebagai contoh, jalur dari piruvat menuju glukosa-6-fosfat membutuhkan 4 molekul ATP dan 2 molekul GTP untuk berlangsung secara spontan. ATP ini diperoleh dari katabolisme asam lemak melalui beta oksidasi.[6] PrekursorPada manusia, prekursor utama glukoneogenesis adalah laktat, gliserol, alanin, dan glutamin. Secara keseluruhan, senyawa-senyawa ini menyumbang lebih dari 90% dari total glukoneogenesis.[7] Selain itu, asam amino glukogenik lainnya serta semua intermediat siklus asam sitrat (yang dikonversi menjadi oksaloasetat) juga dapat berfungsi sebagai substrat glukoneogenesis.[8] Secara umum, konsumsi makanan yang mengandung substrat glukoneogenik tidak secara langsung meningkatkan glukoneogenesis pada manusia.[9] Pada ruminansia, propionat merupakan substrat utama glukoneogenesis.[10] Sementara itu, pada non-ruminansia, termasuk manusia, propionat dihasilkan dari β-oksidasi asam lemak rantai ganjil dan bercabang, meskipun perannya sebagai substrat glukoneogenik relatif kecil.[11][12] Rujukan
|