Haspel menjadi Pelaksana Tugas Direktur setelah membuat Pompeo digeser menjadi Menteri Luar Negeri Amerika Serikat. Ia dicalonkan sebagai Direktur CIA tetap oleh Presiden Donald Trump. Pada 17 Mei 2018, pencalonannya disetujui dan ia menjadi perempuan pertama yang menjabat Direktur CIA.[5] Ia dilantik pada 21 Mei 2018.[6] Ia juga merupakan perempuan pertama yang menjabat Wakil Direktur CIA.[3][4][7][8][9]
Haspel terlibat dalam penyiksaan ilegal saat menjadi kepala situs rahasia CIA di Thailand pada tahun 2002, tempat tahanan disiksa[10][11][12] menggunakan "teknik interogasi canggih", termasuk waterboarding.[10][11][12][13][14] Waktu itu, pemerintahan Bush menganggap teknik ini sah secara hukum berdasarkan serangkaian opini hukum rahasia yang memperluas kewenangan eksekutif dan mempersempit definisi penyiksaan.[15][16] Keterlibatan Haspel dalam teknik interogasi canggih ini terkuak pada Agustus 2018 ketika gugatan kebebasan informasi oleh National Security Archive (Universitas George Washington) dikabulkan pengadilan. Dokumen-dokumen CIA yang ditandatangani atau ditulis oleh Haspel saat menjabat sebagai kepala situs rahasia Thailand menjabarkan penyiksaan tahanan secara fisik, termasuk dengan cara waterboarding dan pengurungan.[17]
^ abGlenn Greenwald (February 2, 2017). "The CIA's New Deputy Director Ran a Black Site for Torture". The Intercept. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-02-02. Diakses tanggal February 3, 2017. That CIA official's name whose torture activities the Post described is Gina Haspel. Today, as BuzzFeed's Jason Leopold noted, CIA Director Mike Pompeo announced that Haspel was selected by Trump to be Deputy Director of the CIA.
^Harris, Shane (May 17, 2018). "Gina Haspel confirmed as CIA chief despite scrutiny of her role in interrogation program". The Washington Post. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-11-20. Diakses tanggal May 17, 2018 – via MSN. The Senate voted Thursday to confirm Gina Haspel as the next CIA director after several Democrats were persuaded to support her despite lingering concerns about her role in the brutal interrogation of suspected terrorists captured after 9/11.
^Suman Varandani (February 3, 2017). "Who Is Gina Haspel? 5 Facts About Trump's CIA Deputy Director Pick". International Business Times. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-02-03. Diakses tanggal February 3, 2017. Haspel joined the Central Intelligence Agency in 1985, and spent most of her career undercover. She has been part of several controversies, including her involvement in several torture programs conducted by the U.S. She also ran waterboarding and other interrogation techniques at some of CIA's "black sites" or secret prisons. She has not yet been indicted for war crimes.
^
Paul Handley (February 2, 2017). "Woman tied to secret interrogations to be CIA No. 2". Washington DC: Yahoo News. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-02-04. Diakses tanggal February 3, 2017. A longtime CIA clandestine operations official reportedly involved in its much-criticized "black site" interrogations after the 9/11 attacks was named number two at the US spy agency Thursday.