Frère Roger (Bruder Roger) (12 Mei 1915 – 16 Agustus 2005), nama baptis Roger Louis Schütz-Marsauche, juga dikenal sebagai Prior Roger, adalah pendiri dan kepala biara dari Komunitas Taizé, sebuah komunitas monastikekumenis.
Latar belakang
Roger dilahirkan sebagai anak ke-9 dan terakhir dari Karl Ulrich Schütz, seorang pendeta Protestan dari Bachs di Zürcher Unterland (Dataran rendah Zürich) di Swiss, dan istrinya, Amélie Henriette Schütz-Marsauche, seorang perempuan Protestan Prancis dari Bourgogne.
Pada 1940, ia mengendarai sepeda dari Jenewa ke Taizé, yang terletak di bagian Prancis yang bebas, saat itu tepat di belakang garis demarkasi antara Prancis yang bebas dan yang diduduki (oleh Nazi). Belakangan ia mendirikan Komunitas Taizé di sana.
Bruder Roger dianugerahi hadiah UNESCO untuk pendidikan perdamaian pada 1988 dan ia menulis banyak buku tentang doa dan refleksi, meminta orang-orang muda agar percaya kepada dan menyerahkan diri mereka kepada komunitas gereja setempat mereka dan kepada umat manusia.
Pemimpin rohani ini menjaga agar dirinya tetap rendah hati, jarang memberikan wawancara dan menolak “kultus” apapun berkembang di sekitar dirinya. Sudah lama ia ingin melepaskan tugas-tugas komunitasnya karena usianya yang sudah lanjut. Belakangan ia cepat merasa lelah dan sering kali menggunakan kursi roda.
Bruder Alois Leser, seorang biarawan Katolik Roma Jerman yang berusia 51 tahun, dipilih oleh Bruder Roger sebagai calon penggantinya delapan tahun sebelumnya dan dikukuhkan oleh komunitas sebagai pengganti Bruder Roger. Pada saat meninggalnya pemimpin biara itu, Bruder Alois sedang menghadiri perayaan Hari Pemuda se-Dunia di Koeln, Jerman.
Komunitas Taizé, yang terletak dekat Mâcon, sekitar 390 km di tenggara Paris, menarik puluhan ribu muda-mudi Kristen dari seluruh dunia setiap tahunnya untuk doa dan meditasi. Biara ini menekankan perlunya semua orang Kristen bersatu di dalam perdamaian, kasih, dan rekonsiliasi. Bruder Roger, anak seorang pendeta Protestan Swiss, mendirikan komunitas di Taizé, pada masa Perang Dunia II ketika usianya baru 25 tahun. Semboyannya, kalaupun ada, mestinya adalah: "Mencintailah, dan ungkapkanlah cinta itu dengan hidupmu."
Ia juga menulis buku-buku tentang spiritualitas dan doa Kristen, sebagian ditulisnya bersama-sama dengan Bunda Teresa sahabatnya yang akrab.
Cita-cita ekumenis
Sepanjang hidupnya, Roger telah mengabdikan dirinya untuk memperdamaikan berbagai Gereja Kristen yang berlain-lainan. Ia khususnya berbicara kepada orang-orang muda Kristen . Sebagian dari daya tariknya mungkin karena ia tidak suka berkhotbah secara formal, sementara menganjurkan pencarian rohani sebagai suatu pergumulan bersama. Pada suatu pertemuan Taizé di Paris pada 1995, ia berbicara kepada lebih dari 100.000 orang muda yang duduk atau berbaring di lantai di sebuah gedung pameran, di tengah-tengah ransel dan lautan lilin. "Kita datang ke sini untuk mencari," katanya, "atau terus mencari melalui kesunyian dan doa, untuk bersentuhan dengan kehidupan batin kita. Kristus selalu berkata, Jangan khawatir, serahkanlah dirimu.” [1]Diarsipkan 2011-05-14 di Wayback Machine.
Pada 1974, sebuah persidangan diselenggarakan di Taizé. Sejak itu, Roger menyatakan bahwa Paus adalah "pastor universal" dari semua orang Kristen.
Bruder Roger ditusuk hingga meninggal dunia pada kebaktian malam di Taizé pada 16 Agustus2005 (oleh Luminiţa Ruxandra Solcan, seorang perempuan Rumania berusia 36 tahun yang menderita skizofrenia). Lehernya disayat sehingga ia berdarah dan meninggal dunia dalam beberapa menit. Si penyerang dengan segera ditangkap oleh anggota-anggota jemaah dan kemudian diserahkan kepada polisi.
Kematiannya, yang disaksikan oleh 2.500 orang peziarah muda di Gereja Rekonsiliasi di Taizé, mengubah Br. Roger yang sudah dianggap oleh banyak orang sebagai seorang santo menjadi seorang syahid, meskipun tidak ada hubungan yang jelas antara imannya dan kejahatan itu.
Penguburannya dilaksanakan pada 23 Agustus2005. Mereka yang menghadirinya antara lain adalah Horst Köhler, Presiden Jerman, dan Nicolas Sarkozy, Menteri Dalam Negeri Prancis. Komunitas dan sahabat-sahabat Bruder Roger menghadiri liturgy itu di gereja biara itu yang besar di Taizé, sementara ribuan orang lainnya mengikutinya melalui sebuah layar besar di lapangan di luar gereja. Peti mati kayu Bruder Roger yang sederhana, dengan sebuah ikon kayu yang terletak di atasnya, digotong ke dalam gereja oleh para bruder.
Kardinal Walter Kasper, presiden Dewan untuk Keesaan Orang Kristen Vatikan, yang bersama-sama merayakan Misa dengan empat imam lainnya dari Taizé, mengatakan dalam sebuah homili, "Ya, musim semi ekumenisme telah berbunga di bukit Taizé." Selain keterpissahan karena agama, Bruder Roger juga membenci keterpisahan antara kaya dan miskin. "Setiap bentuk ketidakadilan atau ketidakacuhan membuatnya sangat sedih," Kardinal Kasper berkata. Pengganti Br. Roger, Br. Alois berdoa memohon pengampunan: "Dengan Kristus pada salib kami berkata kepada-Mu, ya Bapa, ampunilah dia, karena dia tidak mengetahui apa yang telah dilakukannya."
Pada 1998, Bruder Roger menunjuk Bruder Alois sebagai penggantinya. Pada Januari 2005, diumumkan bahwa Br. Alois akan segera menggantikan Br. Roger sebagai Kepala Biara Taizé, namun hal itu belum terjadi pada saat kematian Bruder Roger. Ia menjadi Kepala Biara tak lama sesudah itu. Sebagian orang mengatakan bahwa Bruder Roger mengampuni penyerangnya sementara ia masih bernapas.
Publikasi
1944, Introduction a la Vie Communautaire / Pengantar ke Dalam Kehidupan Komunitas