Final NBA 1992 adalah puncak dari musim kompetisi NBA tahun 1991-92. Juara Wilayah Timur Chicago Bulls berhadapan dengan juara Wilayah Barat Portland Trail Blazers untuk meraih gelar juara NBA. Pada putaran final ini Chicago memiliki keunggulan bermain lebih banyak di kandang (home court advantage) karena mereka memiliki rekor terbaik di NBA pada musim tersebut.
Sepanjang musim, kedua tim tampaknya sudah siap untuk saling berhadapan di putaran final. Perbandingan antara Clyde Drexler dan Michael Jordan sepanjang musim mewarnai musim ini.[1] Majalah Sports Illustrated bahkan menempatkan Drexler sebagai "rival No. 1" Jordan pada saat keduanya tampil bersama di sampul majalah sebelum playoff dimulai.[2] Media banyak berharap bahwa persaingan mereka menciptakan kembali tingkat persaingan sebagaimana yang pernah terjadi antara Magic Johnson – Larry Bird.
Bulls meraih gelar juara NBA dalam enam pertandingan. Michael Jordan juga dinobatkan sebagai Most Valuable Player (MVP) putaran final untuk kedua kalinya berturut-turut sekaligus meraih gelar pencetak skor terbaik musim reguler untuk keenam kalinya secara beruntun.
Latar Belakang
Chicago Bulls
Keberhasil Bulls meraih gelar juara NBA pertama mereka pada musim sebelumnya, menandai era baru di liga NBA. Sebagai pembuktian bahwa gelar perdana mereka bukan sebuah kebetulan, Bulls melanjutkan dominasi mereka di musim 1991-92, dengan rekor menang kalah 67-15, melampaui rekor musim lalu dengan selisih enam pertandingan. Jordan juga memenangkan penghargaan MVP keduanya berturut-turut dengan catatan rekor 30.1 poin per game, 6.4 rebound per game dan 6.1 assist per game.
Setelah dengan mudah menyapu Miami Heat pada putaran pertama, Bulls berhadapan dengan New York Knicks yang saat itu dilatih oleh Pat Riley. Pola permainan yang keras ala Knicks sempat membuat Bulls kewalahan, namun Jordan berhasil membawa timnya unggul setelah melewati tujuh pertandingan.
Selanjutnya Bulls bertemu dengan Cleveland Cavaliers di babak final wilayah. Meskipun menghadapi tim Cavaliers yang jauh lebih baik dari musim sebelumnya, Bulls masih terlalu kuat untuk dikalahkan. Mereka menang dalam enam pertandingan.[3]
Portland Trail Blazers
Setelah meraih rekor kemenangan sebanyak 63 kali, sebenarnya Trail Blazers ditakdirkan untuk bertemu Bulls di final NBA tahun sebelumnya. Sayangnya, Los Angeles Lakers punya ide lain, dengan mengalahkan Portland dalam enam pertandingan final wilayah.
Mampu mempertahankan inti tim yang sama dengan tim yang melaju ke final NBA tahun 1990, Blazers meraih gelar juara Divisi Pasifik dengan rekor menang kalah 57-25. Berhadapan dengan Los Angeles Lakers, mereka mengambil keuntungan dari ketidakhadiran Magic Johnson yang mengundurkan diri pada musim sebelumnya dengan kemenangan 3-1.
Blazers melanjutkan perjalanan menuju final NBA dengan melewati Phoenix Suns dalam lima pertandingan, sebelum akhirnya mengalahkan Utah Jazz dalam enam pertandingan di final Wilayah Barat
Ringkasan Final
Permainan
|
Tanggal
|
Tim Tuan Rumah
|
Hasil
|
Tim Tandang
|
Waktu lokal
|
Game 1
|
Rabu, 3 Juni
|
Chicago Bulls
|
122–89 (1–0)
|
Portland Trail Blazers
|
8:00 malam CDT
|
Game 2
|
Jumat, 5 Juni
|
Chicago Bulls
|
104–115 OT (1–1)
|
Portland Trail Blazers
|
8:00 malam CDT
|
Game 3
|
Minggu, 7 Juni
|
Portland Trail Blazers
|
84–94 (1–2)
|
Chicago Bulls
|
4:30 sore PDT
|
Game 4
|
Rabu, 10 Juni
|
Portland Trail Blazers
|
93–88 (2–2)
|
Chicago Bulls
|
6:00 sore PDT
|
Game 5
|
Jumat, 12 Juni
|
Portland Trail Blazers
|
106–119 (2–3)
|
Chicago Bulls
|
6:00 sore PDT
|
Game 6
|
Minggu, 14 Juni
|
Chicago Bulls
|
97–93 (4–2)
|
Portland Trail Blazers
|
6:30 sore CDT
|
Referensi