Euramerika (juga dikenal dengan Laurusia,Benua Merah Tua atau Benua Batu Pasir Merah Tua) adalah superbenua kecil yang terbentuk selama Silurian akhir dan Devonian sebagai hasil dari tabrakan Laurentia, Baltica, dan Avalonia, kemudian bergabung dengan benua lain sebagai bagian dari Pangea.[1][2] Daerah kratonik ini kemudian menyatu dengan Angara dan Gondwana selama peristiwa orogenik Variscan hingga pembentukan SuperbenuaPangea.[3]
Istilah Euramerica berasal dari akronim bahasa inggris, yakni Europe dan North America. Dalam bahasa Indonesia Euramerika adalah akronim dari Eropa, dan Amerika Utara. Akronim dari istilah ini sebenarnya sesuai dengan benua-benua hasil pecahan Laurasia. Oleh karena itu, Euramerica atau Euramerika kadang disebut juga Laurasia. Euramerika juga merupakan pendahulu dari Laurasia. Superbenua besar ini memiliki fauna uniknya sendiri, termasuk banyak spesies ikan lapis baja yang tidak ditemukan di tempat lain.[4]
Luas
Data paleoklimatik, pola iklim yang ditafsirkan menunjukkan pergerakan ke arah selatan yang progresif dari Laurentia selama Kambrium hingga Devonian awal diikuti oleh pergeseran ke arah utara Euramerika umum selama Devonian tengah hingga Permian.[5] Awalnya, tabrakan antara Laurentia dan Avalonia menciptakan orogeniKaledonia.[2] Sekitar 480 juta tahun yang lalu Samudra Iapetus mulai menutup dan 420 juta tahun yang lalu Euramerika mulai terbentuk.[6] Kemudian Terran Meguma berpisah pada 470 juta tahun lalu dari Gondwana dan bergabung dengan Euramerika pada 390 juta tahun yang lalu yang membentuk Nova Scotia.[7] Euramerika menjadi bagian dari Superbenua Pangea pada akhir era Paleozoikum. Pada awal periode Jura, Pangea terpecah menjadi dua benua raksasa, yakni Laurasia dan Gondwana, Euramerica sendiri bagian dari Laurasia. Setelah Laurasia terpecah, terbentuklah 3 benua baru yakni, Amerika Utara dan Eurasia (Asia dan Eropa). Laurentia dan Baltica menjadi bagian Amerika Utara sedangkan Avalonia terbagi menjadi bagian Amerika Utara dan Eurasia.