Etena atau etilena adalah senyawa alkena paling sederhana yang terdiri dari empat atom hidrogen dan dua atom karbon yang terhubungkan oleh suatu ikatan rangkap. Karena ikatan rangkap ini, etena disebut pula hidrokarbon tak jenuh atau olefin.
Pada suhu kamar, molekul etena tidak dapat berputar pada ikatan rangkapnya sehingga semua atom pembentuknya berada pada bidang yang sama. Sudut yang dibentuk oleh dua ikatan karbon-hidrogen pada molekul adalah 117°, sangat dekat dengan sudut 120° yang diperkirakan berdasarkan hibridisasi ideal sp2.
Etena digunakan sebagai senyawa campuran produksi plastik (polietilena). Etena juga dibentuk secara alami oleh tumbuhan dan berperan sebagai hormon. Ia diketahui terutama merangsang pematangan buah dan pembukaan kuncup bunga.
Etilena sebagai hormon tumbuhan
Etilena merupakan hormon tumbuh yang diproduksi dari hasil metabolisme normal dalam tanaman. Etilena berperan dalam pematangan buah dan kerontokan daun. Etilena disebut juga ethene[4] Senyawa etilena pada tumbuhan ditemukan dalam fase gas, sehingga disebut juga gas etilena. Gas etilena tidak berwarna dan mudah menguap.[5]
Etilena memiliki struktur yang cukup sederhana dan diproduksi pada tumbuhan tingkat tinggi.
Sejarah
- Zaman Mesir kuno, etilena telah digunakan untuk menstimulasi pematangan buah
- Zaman Cina kuno, etilena digunakan untuk pematangan buah pir dengan cara memberikan gas etilena pada pir dalam ruangan tertutup
- Tahun 1864, lampu jalan raya ternyata mengeluarkan gas yang dapat membuat akar mengecil dan merusak pertumbuhan
- Tahun 1901, ilmuwan Rusia, Dimitry Neljubow menemukan bahwa senyawa aktif tersebut dalah etilena.[6]
- Tahun 1917, ilmuwan bernama Doubt menemukan bahwa etilena dapat menyebabkan absisi (kerontokan).[7]
- Tahun 1934, ilmuwan bernama Gane menemukan penjelasan mengenai sintesis etilena oleh tanaman.[8]
- Tahun 1935, Croker menemukan bahwa etilena merupakan hormon tumbuhan yang berperan dalam pematangan buah dan penghambatan jaringan vegetatif.[9]
- Sekarang, etilena banyak digunakan untuk berbagai tujuan
Kerjasama dengan hormon lain
Apabila konsentrasi etilena sangat tinggi dibanding hormon auksin dan giberelin, etilena dapat menghambat proses pembentukkan batang, akar, dan bunga. Namun etilena juga dapat merangsang pembentukkan bunga bila bersama-sama dengan hormon auksin.[10]
Manfaat
Etilena sering dimanfaatkan oleh para distributor dan importir buah. Buah dikemas dalam bentuk belum masak saat diangkut pedagang buah. Setelah sampai untuk diperdagangkan, buah tersebut diberikan etilena (diperam) sehingga cepat masak.
Dalam pematangan buah, etilena bekerja dengan cara memecahkan klorofil pada buah muda, sehingga buah hanya memiliki xantofil dan karoten. Dengan demikian, warna buah menjadi jingga atau merah.[11]
Pada aplikasi lain, etilena digunakan sebagai obat bius (anestesi).[5]
Fungsi lain etilena secara khusus adalah:[12]
- Mengakhiri masa dormansi
- Merangsang pertumbuhan akar dan batang
- Pembentukan akar adventif
- Merangsang absisi buah dan daun
- Merangsang induksi bunga Bromiliad
- Induksi sel kelamin betina pada bunga
- Merangsang pemekaran bunga
Etilena diproduksi oleh tumbuhan tingkat tinggi dari asam amino metionin yang esensial pada seluruh jaringan tumbuhan. Produksi etilena bergantung pada tipe jaringan, spesies tumbuhan, dan tingkatan perkembangan.[13] Etilena dibentuk dari metionin melalui 3 proses:[14]
- ATP merupakan komponen penting dalam sintesis etilena. ATP dan air akan membuat metionin kehilangan 3 gugus fosfat.
- Asam 1-aminosiklopropana-1-karboksilat sintase(ACC-sintase) kemudian memfasilitasi produksi ACC dan SAM (S-adenosil metionin).
- Oksigen dibutuhkan untuk mengoksidasi ACC dan memproduksi etilena. Reaksi ini dikatalisasi menggunakan enzim pembentuk etilena.
Dewasa ini dilakukan penelitian yang berfokus pada efek pematangan buah. ACC sintase pada tomat menjadi enzim yang dimanipulasi melalui bioteknologi untuk memperlambat pematangan buah sehingga rasa tetap terjaga.
Referensi
- ^ Record of Ethylene dalam GESTIS Substance Database dari IFA, diakses tanggal 25 October 2007
- ^ a b c Neiland, O. Ya. (1990) Органическая химия: Учебник для хим. спец. вузов. Moscow. Vysshaya Shkola. p. 128.
- ^ ETHYLENE | CAMEO Chemicals | NOAA. Cameochemicals.noaa.gov. Retrieved on 2016-04-24.
- ^ Winarno FG, Agustinah W. 2007. Pengantar Bioteknologi. Ed.rev. Bogor:Mbrio Press
- ^ a b Yatim W. 2007. Kamus Biologi. Jakarta: Obor.
- ^ Neljubow, D. N. (1901). "Uber die horizontale nutation der stengel von Pisum sativum und einiger anderen". Pflanzen Beitrage und Botanik Zentralblatt 10:128-139.
- ^ Doubt, S. L. (1917). "The response of plants to illuminating gas". Bot. Gaz. 63:209-224.
- ^ Gane, R. (1934). "Production of ethylene by some ripening fruits". Nature 134:1008.
- ^ Crocker, W., Hitchcock, A. E., and Zimmerman, P. W., (1935). "Similarities in the effects of ethylene and the plant auxins". Contrib. Boyce Thompson Inst. 7:231-248.
- ^ Aryulina D, et al. 2004. Biologi SMA untuk kelas XII. Vol. 3. Jakarta:Esis.
- ^ Syahira. 2009. Kerja gas etilen dalam pematangan buah.[1] Diarsipkan 2018-07-26 di Wayback Machine..[10 Apr 2010].
- ^ Davies, P. J. (1995). Plant Hormones: Physiology, Biochemistry and Molecular Biology. Dordrecht: Kluwer.
- ^ Salisbury, F. B., and Ross, C. W. (1992). Plant Physiology. Belmont, CA: Wadsworth. pp. 357-407, 531-548.
- ^ McKeon, T. A., Fernandez-Maculet, J. C. and Yang, S. F. (1995). "Biosynthesis and metabolism of ethylene". Plant Hormones: Physiology, Biochemistry and Molecular Biology. Dordrecht: Kluwer. pp. 118-139.
Pranala luar