Rumput yang menahun, dengan rimpang pendek; adakalanya dengan stolon ramping. Batang agak kokoh hingga kokoh, tegak, bulat torak namun dengan bagian yang menyegitiga tumpul tepat di bawah perbungaan, seperti berbedak (glaucous), 60-150 cm × 3-10 mm. Daun-daun menyusut menjadi semacam seludang, tanpa helaian daun,[5] yang menyelubungi pangkal batang.[8][9]
Perbungaan seolah terletak di samping (pseudolateral); tunggal atau majemuk, dengan sedikit atau banyak spikelet, panjang
2–8 cm. Daun pelindung tegak dan seolah-olah menjadi kelanjutan batang, kaku, beralur di sisi dalamnya hingga menyegitiga, 2-5(-10) cm. Spikelet menyendiri, bulat telur hingga bulat telur lonjong, silindris, mengerucut ujungnya, dengan banyak bunga yang tersusun padat, berwarna merah karat hingga kecokelatan, 8-15 × 3–4 mm. Tangkai perbungaan (rays) ramping, halus, atau sedikit kasar dekat ujungnya. Glumanya tipis, seperti membran, tersusun rapat, jorong hingga lonjong, 3½-4 × 2 mm, tumpul atau agak melekuk di ujungnya, dengan tonjolan kecil bagai pucuk benang—perpanjangan dari urat tengah helaian.[5]
Endong menyukai rawa-rawa masin, tepi genangan atau danau bergaram di belakang pantai; adakalanya membentuk tegakan dominan. Tercatat pula di perairan yang bersumber dari mata air panas, seperti halnya di Tarogong, Garut (800 m dpl., di lereng G. Guntur); dan di tepian Danau Batur (1.000 m dpl).[5]
Kegunaan
Endong tidak banyak dimanfaatkan, namun di Indramayu batangnya yang dikeringkan dipakai untuk pembuatan tikar.[5]
Di Oman dan Senegal, batang-batang endong digunakan untuk bahan atap. Empulur batangnya dimakan orang di Oman, baik mentah atau setelah dimasak. Pada masa kekurangan, rumput endong ini di Oman dan Mesir juga digunakan sebagai pakan ternak darurat.[11]
^Lye, K.A. (1971). "Studies in African Cyperaceae III: A new species of Schoenoplectus and some new combinations". Botaniska Notiser124(2): 290.
^Vahl, M. (1805). Enumeratio Plantarum vel ab aliis, vel ab ipso observatarum, cum earum differentiis specificis, synonymis selectis et descriptionibus succinctis2: 268. Havniae :Impensis auctoris, & prostat apud J.H. Schubothe, 1805-1806.
Jongduk Jung, & Hong-Keun Choi. (2010). "Systematic Rearrangement of Korean Scirpus L. s.l. (Cyperaceae) as Inferred from Nuclear ITS and Chloroplast rbcL Sequences". Journal of Plant Biology53(3): 222-232. [First online: 18 May 2010]. doi:10.1007/s12374-010-9109-8 (abstrak)