Empelu adalah salah satu dusun di kecamatan Tanah Sepenggal, Kabupaten Bungo, Jambi, Indonesia.
Sejarah
Dusun Empelu merupakan salah satu dusun awal marga Tanah Sepenggal. Daerah ini merupakan kekuasaan Pangeran Sri Mangkubumi di Balai Panjang (Tanah Periuk) yang masuk ke dalam daerah Bilangan Lima. Kawasan ini merupakan daerah pertanian bagi masyarakat Balai Panjang yang lambat laun terus bertambah penduduknya dan masyarakat membutuhkan pemimpin untuk mengatur wilayah ini. Pangeran Sri Mangkubumi menunjuk anak angkatnya yang bernama Indar Jayo (Indor Jayo) untuk memimpin dusun ini. Indor Jayo diketahui berasal dari Minangkabau. Indor Jayo menjadi gelar bagi Rio Dusun Empelu hingga hari ini.
Hefni, 2020, dalam suatu Jurnal Ilmiah berjudul Sejarah Desa Empelu Kecamatan Tanah Sepenggal Kabupaten Bungo Tahun 1700-2005 menuliskan bahwa pada awal berdirinya desa ini hanya ada 8 unit rumah panggung dan 1 surau. Surau ini yang akan jadi Masjid Al Falah hari ini Pemukiman awal masyarakat Empelu berada di pinggir Sungai Batang Tebo yang dinamakan Kampung Teluk Rendah. Lambat laun penduduk di Kampung Teluk Rendah terus bertambah sehingga kampung tersebut mekar menjadi dua kampung baru yaitu Kampung Kelapo Timbul dan Kampung Tanjung Mahligai. Dalam tulisan yang sama, Konon Empelu berasal dari nama tumbuhan bernama Pilu. Tanaman Pilu menginspirasi nama Impilu dan kemudian oleh dialek masyarakat setempat menjadi Empelu. [1]
Masjid Al Falah (Tempat Bersejarah)
Dusun Empelu memiliki masjid tua yang didirikan sejak Abad ke 18 yang bernama Masjid Al Falah. Masjid ini didirikan Tahun 1812 pada masa pemerintahan Rio Agung Niat Tuangku Kitab. Pendirian masjid ini atas perintah dari Pangeran Anom yang berkedudukan di Balai Panjang (Dusun Tanah Periuk).
Pada Tahun awal pendiriannya bangunan ini masih sederhana beratapkan rumbia dan berdinding kayu dengan lantai dari bilah bambu. Pada Tahun 1827 bangunan mushala ini direnovasi dengan dibeton. Kepala tukang atau arsitektur masjid ini adalah Abu Kasim yang berasal dari Pulau Jawa dan telah lama merantau ke Malaysia. Pembangunannya sempat terhenti karena keterbatasan dana namun mushala ini tetap diresmikan sebagai Masjid oleh Pangeran Anom yang berkedudukan di Balai Panjang (Tanah Periuk).
Pada Tahun 1837 bangunan masjid mengalami renovasi kembali dan diarsiteki oleh kepala tukang bernama Mangali bersama anaknya bernama Nawawi. Sejak saat itu bangunan masjid ini menjadi lebih indah dengan seni arsitektur tinggi dan ditambah dengan kehadiran menara bertingkat dua. Dari Tahun 1837 hingga hari ini Masjid Al-Falah telah mengalami beberapa kali pemugaran.
Pranala luar
- ^ Author, Hefni (2020). "Sejarah Desa Empelu Kecamatan Tanah Sepenggal Kabupaten Bungo Tahun 1700-2005". Jurnal Istoria. 4 (2): 83–96. doi:http://dx.doi.org/10.33087/istoria.v4i2 .