Kisah Empat Puluh Tujuh Ronin (赤穂浪士code: ja is deprecated , Akō rōshi, ronin dari Akō) adalah peristiwa pembalasan dendam 47 ronin dari Akō di bawah pimpinan Ōishi Kuranosuke Yoshitaka yang membalas dendam atas kematian majikan bernama Asano Takumi no Kami dengan cara melakukan penyerbuan ke rumah kediaman pejabat tinggi istana Kira Kōzuke no Suke Yoshihisa dan membunuhnya.
Peristiwa pembunuhan Kira Kōzuke no Suke Yoshihisa dikenal sebagai Genroku Akō jiken (元禄赤穂事件code: ja is deprecated , Peristiwa Akō era Genroku) karena terjadi tanggal 14 bulan 12 tahun ke-15 era Genroku atau 30 Januari1703.
Di kota Akō (Prefektur Hyogo) yang merupakan tempat asal 47 ronin, kisah ini dikenal sebagai Akōgishi (赤穂義士code: ja is deprecated , Perwira setia dari Akō).
Di Jepang sebelum Perang Dunia II, kisah ini umum dikenal sebagai Akōgishi dan dijadikan teladan kesetiaan samurai terhadap majikannya. Seusai Perang Dunia II, kisah ini lebih dikenal sebagai Akō rōshi (ronin dari Akō) atau Shijūshichishi (47 samurai) berkat kepopuleran novel karya Osaragi Jirō yang kemudian diangkat menjadi drama televisi.
Dalam budaya populer, dramatisasi dari kisah yang sama namun lebih menonjolkan kepahlawanan 47 ronin dari Akō sekaligus mencerca Kira Kōzuke no Suke Yoshihisa dikenal sebagai Chūshingura (忠臣蔵code: ja is deprecated ). Kisah Chūshingura merupakan cerita fiksi yang tidak melihat peristiwa dari sudut pandang netral.
Dalam bahasa Inggris, kisah ini dikenal sebagai Forty-seven Ronin atau Forty-Seven Samurai.
Garis besar peristiwa
Pada tanggal 14 Maret 1701, Asano Takumi no Kami bertengkar dengan pejabat tinggi (Kōke) bernama Kira Kōzuke no Suke Yoshihisa dan melukainya dengan wakizashi di ruangan bernama Matsu no Ōrōka (tempat berkumpul daimyo) di dalam Istana Edo. Tokugawa Tsuneyoshi yang menjabat Seii Taishogun menjadi sangat marah atas peristiwa penyerangan dengan benda tajam yang terjadi di lingkungan istana dan memerintahkan Asano Takumi no Kami untuk melakukan seppuku pada hari yang sama. Hukuman juga dijatuhkan terhadap keluarga Asano Takumi no Kami (klan Akō Asano) dalam bentuk pencabutan semua wilayah kekuasaan klan Akō Asano di Akō, sehingga para pengikutnya harus menjadi ronin. Kira Kōzuke no Suke Yoshihisa yang juga terlibat dalam peristiwa ini justru tidak mendapat hukuman apa-apa.
Sebagian besar bushi wilayah han Akō dan Ōishi Kuranosuke yang menjabat penasehat utama bagi Asano Takumi no Kami merasa sangat tidak puas dengan keputusan tidak adil yang dijatuhkan pemerintah Bakufu. Hukuman yang dijatuhkan pemerintah Bakufu dianggap melanggar prinsip "kedua belah pihak yang bertengkar harus dihukum" (喧嘩両成敗code: ja is deprecated , kenka ryōseibai) yang merupakan hukum kelas samurai. Pertemuan yang dilakukan Istana Akō berakhir dengan kebingungan antara mematuhi Keshogunan Edo untuk menyerahkan istana atau melakukan perlawanan dengan bertahan di dalam istana sampai mati.
Setelah menerima surat sumpah dari para samurai yang berisi kebulatan tekad untuk melakukan bertahan dari dalam istana dan melakukan perlawanan sampai mati, Ōishi Kuranosuke berjanji untuk memohon kepada Keshogunan Edo agar memulihkan semua hak yang pernah dimiliki klan Akō Asano dan menghukum Kira Kōzuke no Suke. Istana Akō lalu diserahkan kepada pemerintah Bakufu untuk menghindari pertumpahan darah dan akibatnya semua samurai wilayah han menjadi ronin dan berpencar ke berbagai daerah seperti Edo dan Kamigata.
Ōishi Kuranosuke yang berusaha keras memulihkan kekuasaan klan Asano banyak didukung mantan samurai wilayah han Akō. Jumlah orang yang ikut serta dalam sumpah setia semakin hari semakin bertambah menjadi lebih dari 120 orang. Ōishi Kuranosuke berusaha memulihkan kejayaan klan seperti semula dan meminta adik Asano Takumi no Kami yang bernama Asano Daigaku untuk menjadi kepala klan.
Sementara itu, Horibe Taketsune dan para ronin membentuk kelompok radikal di Edo. Kelompok radikal merasa tidak sabar dengan usaha pemulihan yang dinilai lambat dan berkeras hati untuk membalas dendam dengan cara membunuh Kira Kōzuke no suke. Ōishi Kuranosuke yang mencoba segala macam cara untuk mengembalikan kejayaan klan Asano ternyata banyak mendapat hambatan dari sana-sini. Kehidupan sehari-hari para ronin juga menjadi semakin sulit, beberapa orang ronin bahkan mulai berubah pikiran dan tidak lagi mendukung surat sumpah yang pernah ditulis.
Pada bulan Juli 1702, usaha untuk memulihkan kejayaan klan Akō kandas di tengah jalan setelah Asano Daigaku menerima hukuman dari pemerintah Bakufu berupa kurungan seumur hidup di kediaman keluarga yang merupakan garis keturunan utama klan Asano di wilayah han Hiroshima. Ōishi Kuranosuke lalu mengumpulkan para ronin di Maruyama (Kyoto). Pertemuan ini nantinya dikenal sebagai Pertemuan Maruyama. Hasil pertemuan di Murayama memutuskan untuk melakukan pembunuhan balas dendam (adauchi) terhadap Kira Kōzuke no Suke.
Sebelum memutuskan hasil pertemuan, Ōishi Kuranosuke menguji kembali niat balas dendam para ronin. Ōishi Kuranosuke menawarkan untuk mengembalikan semua surat sumpah kepada masing-masing ronin dan menganggapnya sebagai tidak pernah ada. Hampir separuh dari para ronin yang ingin melakukan balas dendam kemudian berubah pikiran terutama para ronin yang berpenghasilan tinggi. Rencana pembunuhan balas dendam hanya dibicarakan dengan para ronin yang menolak pengembalian surat sumpah. Pada akhirnya, jumlah ronin yang berniat melakukan pembunuhan balas dendam menciut menjadi tinggal 47 orang.
Dini hari pada tanggal 15 Desember1702, 47 ronin menyerbu masuk ke rumah kediaman Kira Kōzuke no Suke yang berada di Honjo Matsuzaka dan Kira Kōzuke no Suke berhasil dibunuh. Kawanan 47 ronin membawa pulang penggalan kepala Kira Kōzuke no Suke dan mempersembahkannya di atas makam Asano Takumi no Kami yang terletak di kuil Sengakuji.
Salah seorang ronin yang bernama Terasaka Nobuyuki memisahkan diri dari kelompok, sehingga kawanan ronin menjadi hanya berjumlah 46 orang.
Setelah itu, Ōishi Kuranosuke menyerahkan diri dan pasrah atas semua hukuman yang bakal dijatuhkan pemerintah Bakufu. Pemerintah Bakufu menitipkan para ronin di rumah 4 orang daimyo. Dalam sekejap, para ronin yang berhasil membunuh Kira Kōzuke no Suke menjadi terkenal di kota Edo. Penduduk Edo memuji-muji kelompok ronin sebagai samurai yang setia (gishi) karena berhasil menuntaskan kewajiban sebagai bentuk kesetiaan terhadap sang majikan. Walaupun demikian, perbuatan para ronin membentuk kelompok tanpa seizin pemerintah Bakufu dan melaksanakan pembunuhan balas dendam merupakan kejahatan yang hukumannya adalah hukuman mati.
Pemerintah shogun Tokugawa Tsuneyoshi selalu menekankan pentingnya arti kesetiaan di kalangan para perwira, sehingga nyawa para ronin perlu diampuni karena pembunuhan yang dilakukan adalah bentuk kesetiaan samurai terhadap majikan. Dari segi hukum, perbuatan para ronin tetap merupakan kejahatan yang pantas menerima hukuman mati. Mayoritas pendapat meminta pengampunan nyawa para ronin yang dianggap hanya menjalankan kewajiban sebagai pengikut setia sang majikan. Shogun Tsuneyoshi merasa kuatir akan pecahnya pemberontakan akibat pemberian perlakuan khusus terhadap para ronin dengan mengabaikan hukum yang ada. Para ronin akhirnya diperintahkan untuk mati secara terhormat dengan melakukan seppuku.
Pada tanggal 4 Februari1703, 46 ronin dari Akō melakukan seppuku di halaman rumah kediaman para daimyo tempat mereka dititipkan.
Kekecewaan meluas di kalangan rakyat akibat cara pemerintah menyelesaikan kasus ini. Di kalangan rakyat lalu beredar cerita Kanadehon Chūshingura (仮名手本忠臣蔵code: ja is deprecated ) dalam bentuk kesenian Ningyō Jōruri (Bunraku). Cerita Kanadehon Chūshingura yang sekarang lebih dikenal sebagai Chūshingura (忠臣蔵code: ja is deprecated , kumpulan cerita pengikut yang setia) sangat mengagungkan kesetiaan para ronin terhadap sang majikan. Penulis cerita menyamarkan nama-nama tokoh yang terlibat peristiwa Akō rōshi untuk menghindari sensor pemerintah Bakufu. Judul cerita Kanadehon Chūshingura juga mempunyai arti terselubung, kata "Kanadehon" sama artinya dengan angka 47. Kanadehon adalah buku berisi contoh untuk berlatih menulis aksara hiragana yang terdiri dari 47 aksara.
Kelompok ronin dari Akō dimakamkan di kuil Sengakuji. Sampai saat ini, setiap tahunnya di kuil Sengakuji dilangsungkan Gishisai (upacara kesetiaan) pada tanggal 14 Desember untuk memperingati malam penyerbuan para ronin.
Putra pertama Ōishi Kuranosuke Yoshitaka yang masih terlalu muda untuk dijadikan pewaris kepala keluarga (heyazumi). Pada saat penyerbuan rumah kediaman Kira Yoshihisa bertugas sebagai komandan penyerbuan di pintu belakang. Anggota kelompok yang paling muda. Wafat di usia 16 tahun
Jabatan: penasehat (sobayōnin) dan kepala pembantu pria (kogoshō gashira). Penghasilan 350 koku. Pada cerita Chūshingura merupakan pengikut yang bertemu terakhir kali sebelum Asano Takumi no Kami melakukan seppuku. Tokoh yang paling berkeras hati ingin melakukan pembunuhan balas dendam.
Pensiunan samurai yang bertugas di Edo, pernah berpenghasilan 300 koku, menerima tunjangan pensiun 20 koku. Anggota kelompok yang paling tua. Wafat di usia 77 tahun.
Pengawal berkuda (umamawari), penghasilan 200 koku. Kelahiran wilayah han Shibata provinsi Echigo. Pernah dikenal dengan nama Nakayama Yasubē, menjadi ronin setelah diusir dari wilayah han Shibata sebagai pengganti ayahnya. Pernah terlihat dalam Peristiwa duel Takada no baba di luar kota Edo, sehingga Horibe Yahē Kanamaru yang mendengar kehebatan Nakayama Yasubē menjadikannya sebagai menantu. Nakayama Yasubē yang mengganti nama sebagai Horibe Yasubē kemudian menjadi pengikut klan Akō Asano. Horibe Yasubē merupakan tokoh inti dalam kelompok radikal yang ingin melakukan pembunuhan balas dendam. Pada peristiwa penyerbuan kabarnya bertarung gagah berani menggunakan katana yang besar dan panjang (ōdachi). Wafat di usia 34 tahun.
Kepala prajurit berjalan kaki (ashigaru) sekaligus pejabat magistrat daerah (kōri bugyō). Penghasilan 200 koku, tunjangan pejabat 50 koku. Anggota kelompok ronin yang paling dekat dengan pimpinan kelompok sekaligus sekaligus tangan kanan Ōishi Kuranosuke. Wafat di usia 64 tahun.
Mantan pengawal berkuda dan mantan pengawal pantai (hama bugyō), sewaktu aktif berpenghasilan 100 koku. Fuwa Kazuemon Masatane memohon diikutsertakan dalam sumpah setia walaupun dirinya adalah ronin yang tidak punya hubungan apa-apa dengan peristiwa yang menimpa klan Akō Asano. Pada saat penyerbuan ke rumah kediaman Kira merupakan tokoh yang paling diandalkan. Wafat di usia 34 tahun.
Anggota keluarga yang belum dijadikan putra pewaris. Tokoh paling tampan dalam cerita Chūshingura, mendapatkan denah rumah kediaman Kira dari putri seorang tukang kayu. Wafat di usia 24 tahun.
Petugas persenjataan (bugu bugyō), penghasilan 150 koku. Tokoh inti dalam kelompok radikal yang ingin melakukan pembunuhan balas dendam. Wafat di usia 57 tahun.
Putra pertama Hazama Kihei Mitsunobu yang belum dijadikan putra pewaris. Tokoh yang berada paling depan sewaktu berhadapan dengan Kira Yoshihisa dan pemenggal kepala Kira Yoshihisa. Wafat di usia 26 tahun.
Putra kedua Hazama Kihei Mitsunobu. Pernah dijadikan anak angkat oleh keluarga lain, tetapi tidak bisa rukun dengan ayah angkatnya. Pergi ke Edo dan menjadi ronin. Tokoh yang memohon agar dimasukkan ke dalam sumpah setia. Wafat di usia 24 tahun.
Pegawai urusan uang di kantor keuangan, urusan dapur dan urusan perlengkapan. Penghasilan 20 koku 5 ninbuchi. Mendekati ahli upacara minum teh yang sering keluar masuk rumah keluarga Kira, sehingga tahu di rumah kediaman Akira pada tanggal 14 Desember diselenggarakan upacara minum teh. Terkenal pandai menulis haikai, dekat dengan penyair haikai Takarai Kikaku. Wafat di usia 38 tahun.
Belum dijadikan putra pewaris. Bersama-sama ayahnya ikut dalam sumpah setia, tetapi sang ayah lebih dulu meninggal karena sakit. Wafat di usia 17 tahun.
Pengawal berkuda, penghasilan 15 ryō 3 ninfuchi, berduel dengan Kira Sabee Yoshichika (anak angkat Kira Yoshihisa) dan berhasil melukainya. Tokoh yang berhasil menghabisi Kira Yoshihisa yang tadinya bersembunyi di gubuk penyimpanan arang. Wafat di usia 32 tahun.
Pegawai keuangan (kane bugyō), berpenghasilan 10 koku 3 ninbuchi. Membuka toko kimono di Edo untuk mencari tahu rumah kediaman Kira Yoshihisa. Wafat di usia 40 tahun.
Petugas penyelidik (kachimetsuke), penghasilan 5 ryō 3 ninbuchi, mencari tahu di rumah kediaman Kira pada tanggal 14 Desember diadakan upacara minum teh. Wafat di usia 37 tahun.
Prajurit berjalan kaki (ashigaru) bawahan Yoshida Chūzaemon Kanesuke, penghasilan sekitar 3 ryō dan 2 ninbuchi. Satu-satunya prajurit berjalan kaki bukan samurai (ashigaru) yang ikut dalam penyerangan ke rumah kediaman Kira, tetapi kabarnya menghilang setelah penyerbuan. Pendapat lain mengatakan peran Terasaka Nobuyuki tidak diakui terlibat oleh rekan-rekannya dalam kelompok ronin agar bisa menyebarluaskan berita kematian Kira Yoshihisa. Pada saat penyerbuan ke rumah kediaman Kira, Terasaka Nobuyuki berusia 39 tahun. Setelah peristiwa penyerbuan, Terasaka Nobuyuki mengabdi untuk beberapa keluarga dan meninggal di Edo pada usia 83 tahun.
Istri sah Asano Takumi no Kami, menjadi bikuni setelah kejadian yang menimpa sang suami. Yōzenin berusaha keras menyelamatkan nyawa para anak yatim dari para ronin mantan pengikut suaminya.
Adik laki-laki kandung dari Asano Takumi no Kami yang dijadikan putra angkat (yōshishi) penerus garis keturunan keluarga. Setelah sang kakak dihukum seppuku, Asano Daigaku dijatuhi hukuman berupa perampasan wilayah kekuasaan dan kurungan seumur hidup di kediaman rumah garis keturunan utama klan Asano di han Hiroshima. Hukuman yang diberikan kepada Asano Nagahiro mendorong keputusan Ōishi Kuranosuke Yoshitaka untuk melakukan balas dendam.
Penguasa sementara (Kunikarō) semasa daimyo bertugas di Edo. Penghasilan 650 koku. Ōno Tomofusa dihormati sebagai birokrat yang sangat pandai di bidang ekonomi, tetapi Ōno Tomofusa bersikeras mematuhi perintah Bakufu agar menyerahkan istana yang ditentang keras oleh Ōishi Yoshitaka. Ōno Tomofusa lalu kabur melarikan diri. Nama Ōno Tomofusa terus dijelek-jelekkan hingga sekarang sebagai contoh perwira yang tidak setia terhadap majikannya.
Pengikut senior yang tinggal di Edo (Edo karō). Penghasilan 650 koku dan 9½ ninbuchi. Yasui Hikoemon gagal sebagai pendamping Asano Takumi no Kami menjadi tuan rumah resepsi di Edo.
Kepala kantor (Kumigashira), penghasilan 1.000 koku, menyetujui penyerahan istana dan tidak ikut dalam sumpah setia. Setelah peristiwa penyerbuan dicaci habis-habisan oleh sanak keluarga karena tidak ikut serta dalam penyerbuan sampai akhirnya melakukan seppuku.
Pengikut yang bertempat tinggal di Edo, penghasilan 200 koku 15 ninbuchi. Ikut serta dalam sumpah setia, merupakan tokoh garis keras dalam kelompok radikal tetapi pada akhirnya berubah pikiran dan mundur dari sumpah setia.
Penghasilan sedikit di atas 12 ryō dan 4 ninbuchi, merupakan pengikut yang paling pertama sampai di Akō mengabarkan berita yang menimpa sang majikan di Edo. Kayano Shigezane sudah ikut serta dalam sumpah setia, tetapi dimohon keluarganya agar mencari majikan yang lain. Shigezane akhirnya bunuh diri setelah berada dalam dilema. Dalam cerita Chūshingura disamarkan dengan nama Hayano Kanpei.
Kepala kantor (Kumigashira), penghasilan 1.000 koku, ikut serta dalam sumpah setia mendukung Ōishi Kuranosuke Yoshitaka. Okuno Sadayoshi berubah pikiran dan mundur dari sumpah setia setelah hasil Pertemuan Maruyama memutuskan untuk melakukan pembunuhan balas dendam.
Kepala prajurit berjalan kaki, penghasilan 400 koku, ikut serta dalam sumpah setia karena masih kerabat dengan Ōishi Kuranosuke Yoshitaka, tetapi berubah pikiran setelah Pertemuan Maruyama dan mundur dari sumpah setia.
Kepala prajurit berjalan kaki, penghasilan 300 koku, ikut serta dalam sumpah setia karena masih kerabat dengan Ōishi Kuranosuke Yoshitaka, tetapi berubah pikiran setelah Pertemuan Maruyama dan mundur dari sumpah setia.
Penghasilan 150 koku, mengambil jenazah Asano Naganori untuk dimakamkan. Tanaka Sadashirō merupakan anggota kelompok radikal bersama-sama dengan Kataoka Gengoemon Takafusa, tetapi kabur melarikan diri sebelum penyerangan terhadap Kira Yoshihisa dimulai dan menghabiskan seluruh sisa hidupnya sebagai pemabuk.
Pengikut yang bertempat tinggal di Edo, penghasilan 100 koku. Ikut serta dalam sumpah setia tetapi kabur setelah mencuri uang dan barang berharga lainnya. Setelah peristiwa penyerbuan ke rumah kediaman Kira Yoshihisa, ayah Oyamada Shōzaemon sangat malu hingga bunuh diri akibat perbuatan anaknya.
Urusan perlengkapan dan rumah tangga (ōnandoyaku), penghasilan 20 koku 5 ninbuchi. Ikut serta dalam sumpah setia dan berperan dalam mencari tahu rumah kediaman Kira Yoshihisa, tetapi berubah pikiran sebelum penyerbuan dilakukan. Mōri Koheita merupakan ronin yang paling akhir berubah pikiran dan mundur dari sumpah setia.
Penguasa wilayah hanŌgakiMino. Setelah peristiwa Asano Takumi no Kami melukai Kira Yoshihisa, Toda Ujisada yang masih kerabat keluarga Asano juga dianggap ikut bertanggung jawab dan diskors untuk sementara.
Penguasa wilayah hanOkabeMusashi. Setelah peristiwa Asano Takumi no Kami melukai Kira Yoshihisa, Abe Nobumine yang masih kerabat keluarga Asano juga dianggap ikut bertanggung jawab dan diskors untuk sementara.
Hatamoto pemerintah Bakufu, masih kerabat dengan Asano Takumi no Kami dan Ōishi Kuranosuke Yoshitaka. Setelah peristiwa Asano Takumi no Kami melukai Kira Yoshihisa, Asano Mino no Kami Nagatsune dianggap juga ikut bertanggung jawab dan diskors untuk sementara.
Hatamoto pemerintah Bakufu, masih kerabat dengan Asano Takumi no Kami dan Ōishi Kuranosuke Yoshitaka. Adik laki-laki Asano Mino no Kami Nagatsune. Setelah peristiwa Asano Takumi no Kami melukai Kira Yoshihisa dan peristiwa penyerangan ke rumah kediaman Kira, Asano Sahē Nagatake juga dianggap ikut bertanggung jawab dan diskors untuk sementara.
Penguasa wilayah han Hiroshima Aki. Garis keturunan utama keluarga Aki Asano. Asano Tsunanaga kuatir bakal dianggap ikut bertanggung jawab sehingga berusaha menghalang-halangi penyerbuan ke rumah kediaman Kira Yoshihisa. Setelah peristiwa penyerbuan, Asano Tsunanaga berbalik memuji kepahlawanan para ronin dan mempekerjakan anak almarhum Ōishi Kuranosuke Yoshitaka yang bernama Ōishi Daisaburō.
Penguasa wilayah hanBingoMiyoshi (bagian dari han Hiroshima). Adik laki-laki Asano Aki no Kami Tsunanaga. Yōzenin (istri sah Asano Takumi no Kami) juga berasal dari keluarga Miyoshi Asano. Setelah keluarga Asano Takumi no Kami dihukum dalam bentuk penghapusan wilayah han Akō, Yōzenin kembali ke keluarga Miyoshi Asano.
Hatamoto. Matsudaira Tadasato memerintahkan adik laki-lakinya yang bernama Okabayashi Mokunosuke Naoyuki untuk melakukan seppuku karena sebagai mantan samurai di han Akō adiknya tidak ikut serta dalam peristiwa penyerangan ke rumah kediaman Kira.
Pejabat tinggi istana (Kōke) dan Hatamoto. Dilukai oleh Asano Takumi no kami di ruangan Matsu no Ōrōka. Diserang para ronin dari Akō dan tewas dibunuh.
Pejabat tinggi istana (Kōke) dan Hatamoto. Putra angkat Kira Kōzuke no Suke dan menggantikannya sebagai kepala keluarga Kira setelah ayah angkatnya tewas dalam peristiwa penyerangan oleh kelompok ronin. Menderita luka berat pada saat diserbu kelompok ronin. Setelah peristiwa penyerbuan, wilayah kekuasaannya dirampas dan diasingkan ke Shinano.
Penasehat senior (Karō) keluarga Kira. Tewas sewaktu kelompok ronin menyerbu rumah kediaman Kira. Pada cerita Chūshingura digambarkan sebagai tokoh yang melakukan perlawanan dengan gigih sewaktu diserang para ronin.
Pengikut keluarga Kira. Tewas terbunuh sewaktu kelompok ronin menyerbu rumah kediaman Kira. Pada cerita Chūshingura digambarkan sebagai petarung yang terampil menggunakan katana melawan para ronin.
Pengikut klan Kira, melakukan perlawanan dengan gagah berani sewaktu diserang para ronin. Setelah peristiwa penyerbuan rumah kediaman Kira, Yamagichi Shinpochiro ikut diasingkan bersama Kira Yoshichika
Penguasa hanTsuwanoIwami yang konon dipermainkan habis-habisan oleh Kira Kōzuke no Suke Yoshihisa. Pada cerita Chūshingura dikenal sebagai tokoh bernama Momonoi Wakasa no Suke.