Eksistensi mendahului esensiGagasan bahwa eksistensi mendahului esensi (bahasa Prancis: l'existence précède l'essence) adalah klaim utama filsafat eksistensialisme, yang membalikkan pandangan filsafat tradisional bahwa esensi (kodrat) sesuatu itu lebih mendasar dan tak dapat diubah daripada eksistensi (keberadaan).[1] Bagi kaum eksistensialis, manusia melalui kesadaran mereka dapat menciptakan nilai mereka sendiri dan menentukan makna kehidupan mereka sendiri, karena manusia tidak memiliki identitas atau nilai yang melekat dengan dirinya. Identitas atau nilai ini harus diciptakan oleh individu. Dengan ini mereka dapat menjadikan keberadaan mereka lebih bermakna.[2][3] Gagasan ini dikemukakan oleh Jean-Paul Sartre pada abad ke-20. Pernyataan ini bermula dalam sebuah kuliah yang ia sampaikan pada tahun 1945,[4] "L'existentialisme est un humanisme". Catatan kaki
|