Edu serius menekuni sepak bola saat duduk di bangku SMP Negeri 74 Rawamangun. Dia bergabung dengan klub Putera Rama Jakarta Timur dan menjadi kiper utama. Ketangguhannya menjaga gawang membuat sekolah atlet SMA Rawamangun menawarinya beasiswa. Dia pun dipanggil memperkuat tim nasional junior, yang berlaga di ajang Kejuaraan Lion City di Singapura pada 1980. Sayangnya, cedera patah tangan diperoleh saat berlatih untuk kejuaraan tersebut.[2]
Lepas dari SMA Ragunan, Edu yang sudah berganti posisi sebagai gelandang serang langsung ditempatkan sebagai pemain inti Arseto FC, yang kala itu dilatih Wiel Coever dari Belanda.[2]
Internasional
Edu dipanggil memperkuat timnas yang akan mengikuti Piala Kemerdekaan. Namun Edu terpaksa dicoret dari daftar pemain tim nasional pada 1985 karena cedera lutut. Dia terpaksa istirahat panjang hampir satu tahun untuk memulihkan kondisi. Setelah sembuh, dia kembali menempati barisan inti tim nasional.[2]
Musim 2018,Edu dipercaya menjadi juru taktik tim promosi liga 2. Klub berjuluk Laskar Bahurekso tersebut menunjuk eks pelatih Timnas U-19 sebagai pelatih kepala, Persik Kendal pada lanjutan Liga 2 Indonesia.[4]
Safin Pati Sports School
Coach Edu sekarang adalah direktur teknik dari akademi Safin Pati Sports School di Pati Jawa Tengah
Kehidupan pribadi
Edu lahir dari keluarga bola. Ayahnya, Harry Tjong, adalah penjaga gawang langganan tim nasional. Adik bungsunya, Billy Tjong, pun sempat mengikuti jejak sang ayah. Salah satu adik ipar Edu juga pemain sepak bola, Adityo Darmadi. Darah bola deras mengalir di keluarga Tjong karena satu-satunya anak Edu, yang diberi nama D’stefano, saat ini juga menjadi pilar Persis Junior.[2]