Durupinar (dalam ejaan bahasa Turki: Durupınar) adalah nama situs atau tempat ditemukannya suatu struktur tanah unik di Gunung Tendürek, daerah Turki sebelah timur. Tempat ini terletak 3 kilometer (2 mi) di sebelah utara perbatasan Turki dengan Iran, 16 km (10 mi) di sebelah tenggara kota Doğubeyazıt, di provinsi Ağrı, dan 29 kilometer (18 mi) di selatan puncak Gunung Ararat Besar, pada ketinggian 6.449 ft (1.966 m) ~ 6.575 ft (2.004 m) di atas permukaan laut.
Keunikan ukuran dan bentuk struktur ini menyebabkan sejumlah orang meyakininya sebagai bekas Bahtera Nuh yang asli. Meskipun, ada ilmuwan[1] dan penganut kreasionisme,[2] yang menganggap struktur ini hanyalah formasi alamiah yang menarik. Tempat ini terletak dekat beberapa puncak yang tidak memiliki nama resmi, meskipun penduduk setempat menyebut salah satu puncak dengan nama "Gunung Judi" (bahasa Turki: Cudi Dağı, bahasa KurdiÇîyaye Cûdî), sama dengan nama gunung yang disebutkan dalam Al Qur'an sebagai tempat terakhir terdamparnya Bahtera Nuh.[3]
Penemuan dan penelitian
Menurut laporan setempat, hujan deras yang dikombinasi dengan tiga gempa bumi mengungkapkan formasi itu dari timbunan lumpur di sekitarnya pada bulan Mei 1948.[4] Kemudian diidentifikasi oleh perwira Angkatan Bersenjata Turki, Kapten İlhan Durupınar, dalam suatu foto udara dari Angkatan Udara Turki pada saat melakukan misi pemetaan untuk NATO pada bulan Oktober 1959. Nama "Durupınar" kelak dipakai untuk menandai situs ini. Durupınar menyampaikan penemuannya kepada pemerintah Turki. Suatu kelompok peneliti arkeologi, "Archeological Research Foundation", yang beranggotakan George Vandeman, İlhan Durupınar, dan Arthur Brandenberger, profesor photogrammetry, melakukan survei pada lokasi itu pada bulan September 1960. Setelah dua hari menggali dan meledakkan dengan dinamit bagian dalam formasi ini, anggota tim ekspedisi hanya menemukan tanah dan bebatuan. Pernyataan pers resmi menyimpulkan bahwa "tidak ada bekas-bekas arkeologi yang tampak" dan bahwa formasi ini "merupakan keanehan alamiah dan bukan buatan manusia".
Situs ini diabaikan sampai tahun 1977, ketika ditemukan kembali dan dipromosikan oleh arkeolog dan petualang amatir Ron Wyatt. Selama tahun 1980-an Wyatt berulangkali mencoba menarik perhatian orang pada situs ini, termasuk bekas astronautJames Irwin dan penganut kreasionisme, John D. Morris, tetapi keduanya tidak yakin struktur ini adalah Bahtera Nuh.[5]
Pada tahun 1985, Wyatt ditemani oleh David Fasold dan sarjana geofisik John Baumgardner melakukan ekspedisi yang kemudian dicatat dalam buku Fasold "The Ark of Noah". Segera setelah Fasold melihat situs itu, ia menyatakannya sebagai bekas kapal yang terdampar.[6] Fasold membawa serta peralatan radar pelacak tanah modern dan generator frekuensi, yang diset untuk mencari besi, dan meneliti adanya besi pada formasi tersebut.[7] Radar penetrasi tanah menghasilkan struktur internal teratur yang tercatat dalam laporan kepada pemerintah Turki. Fasold dan timnya mengukur panjang formasi tersebut yaitu 538 ft (164 m), dekat dengan ukuran 300 hasta (157 m, 515 ft) Bahtera Nuh menurut catatan Alkitab jika menggunakan ukuran hasta Mesir kuno yang panjangnya 20,6 inci (0,52 m).[8][9] Fasold percaya bahwa timnya menemukan bagian dek atas yang menjadi fosil dan substruktur kayu aslinya sudah menghilang. Di sebuah desa, Kazan (dulunya bernama Arzap) di dekat sana, ditemukan juga batu-batu besar berbentuk khusus yang diduga merupakan batu jangkar (drogue stones atau anchor stones), yang pernah digunakan dengan diikatkan pada bahtera supaya stabil mengapung di atas permukaan air.
Meskipun dikabarkan kemudian pernah meragukan bahwa formasi Durupınar adalah Bahtera Nuh,[9][10][11][12][13] para peneliti sejawatnya, Don Patten dan David Allen Deal, melaporkan bahwa menjelang kematiannya Fasold kembali pada keyakinan bahwa situs Durupınar kemungkinan besar adalah lokasi untuk Bahtera Nuh.[14] Sahabat karib dan sekaligus penulis biografi dari negaranya sendiri, Australia, yang bernama June Dawes menulis:
Ia [Fasold] terus mengulang-ulang bahwa apapun juga yang dikatakan oleh para pakar, terlalu banyak hal yang terdapat pada situs [Durupınar] untuk dapat diabaikan. Ia tetap yakin bahwa formasi itu adalah bekas-bekas Bahtera Nuh yang telah menjadi fosil.[15]
Batu jangkar Arzap (Arzap Drogue Stones)
Batu-batu jangkar Arzap (bahasa Inggris: The Arzap Drogue Stones adalah sejumlah batu-batu besar yang berdiri tegak, ditemukan di dekat situs Durupınar oleh arkeolog amatir Ron Wyatt dibantu oleh David Fasold dan lain-lain. Fasold menafsirkan artefak-artefak ini sebagai "batu jangkar" (bahasa Inggris: drogue), yaitu batu pemberat yang digunakan untuk membuat kapal lebih stabil dalam goncangan lautan yang berombak keras. Cirinya adalah adanya lubang besar di bagian atasnya yang sengaja dibuat untuk mengikatkan tali pada batu tersebut,[16] dan karena adanya batu-batu tersebut diindikasikan dari pembacaannya pada kisah "Mitos air bah Gilgames", yaitu catatan kuno Babilonia mengenai air bah.[17]
Batu-batu jangkar merupakan ciri khas kapal-kapal kuno dan serupa dengan jangkar angin ribut pada zaman sekarang ini. Batu-batu sejenis telah ditemukan di sungai Nil dan tempat-tempat lain di daerah Laut Tengah. Seperti batu-batu yang ditemukan oleh Wyatt dan Fasold, bobotnya berat dan bentuknya rata dengan sebuah lubang di salah satu ujungnya untuk mengikatkan tali. Tujuannya untuk menimbulkan daya pemberat di air atau sepanjang dasar pasir yang dangkal: batu-batu itu diikatkan di salah satu ujung kapal, dan daya pemberat di bagian belakang akan menyebabkan ujung depan kapal akan selalu mengarah ke mata angin dan dapat memecah gelombang besar.[16]
Penelitian geologis dari contoh batuan, yang diterbitkan oleh geolog Lorence G. Collins bersama dengan salah satu penemunya, David Fasold, menunjukkan bahwa batu-batu ini dibentuk dari batu setempat, dan tampaknya tidak tidak mungkin dipindahkan dari lokasi di Mesopotamia, di mana menurut kepercayaan, Bahtera itu berasal.[18] Batu-batu serupa ditemukan di berbagai tempat di sekitar Armenia kuno, dan dikenal sebagai "batu-batu suci" dari aliran kepercayaan setempat yang kemudian dijadikan batu-batu nisan di pekuburan Kristen dengan penambahan tanda salib atau lambang-lambang Kristen yang lain.[19]
^Andrew Snelling ( Special report: Amazing ‘Ark’ exposé]" Creation ex nihilo 14:4
^Fasold, di antara peneliti lain, mencatat bahwa orang Kurdi setempat menyebut salah satu puncak di dekat sana sebagai Cudi, lihat Fasold, David (1988). The Ark of Noah. New York: Wynwood. hlm. 92–93. ISBN0-922066-10-8. Qur'an Sura 11:044 diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris oleh Marmaduke Pickthall sebagai: "And it was said: O earth! Swallow thy water and, O sky! be cleared of clouds! And the water was made to subside. And the commandment was fulfilled. And it (the ship) came to rest upon (the mount) al Cudi and it was said: A far removal for wrongdoing folk!"
^Lorence D. Collins and David Fasold (1996). "Bogus 'Noah's Ark' from Turkey Exposed as a Common Geologic Structure". Journal of Geoscience Education. 44.
^David Merling, Andrews University, "Has Noah's Ark Been Found?" - paper originally published in Adventist Review (20 and 27 May 1993).