Dulsin, yang dikenal juga dengan nama sucrol dan valzin,[1] adalah pemanis buatan yang 250 kali lebih manis daripada gula. Dulsin ditemukan pada tahun 1883 oleh kimiawan Polandia Józef (Joseph) Berlinerblau (27 Agustus 1859 – 1935).[2][3][4][5] Pemanis buatan ini pertama kali diproduksi massal sekitar tujuh tahun kemudian. Meskipun ditemukan hanya lima tahun setelah sakarin, dulsin tidak pernah menikmati kejayaannya seperti sakarin. Meski demikian, dulsin merupakan pemanis yang penting di awal abad ke-20 dan memiliki keuntungan dibanding sakarin yaitu tidak menimbulkan sisa rasa (bahasa Inggris: aftertaste) pahit. Dulsin tidak diketahui berada sebagai produk alami.
Awalnya, uji medis menunjukkan bahwa senyawa ini aman untuk dikonsumsi manusia, dan dipertimbangkan cocok untuk penderita diabetes. Namun, sebuah penelitian FDA pada tahun 1951 menunjukkan banyak pertanyaan terkait keamanannya, yang berujung pada ditariknya produk ini dari pasaran pada tahun 1954 setelah uji pada hewan menunjukkan sifat-sifat karsinogenik tertentu. Di Jepang, kejadian keracunan dulsin sering terjadi, dan penggunaan dulsin dilarang pada tahun 1969.[6]
Pembuatan
Dulsin dapat dibuat melalui adisi kalium sianat pada p-fenetidin hidroklorida dalam larutan air pada suhu ruang.[7]
Cara lain pembuatan dulsin adalah dengan mencampur urea dan p-fenetidin hidroklorida ke dalam campuran asam klorida dan asam asetat glasial.[8]
Referensi
^Bender, David A. (2005). A Dictionary of Food and Nutrition. Oxford University Press.
^Berlinerblau, Joseph (1884). "Ueber die Einwirkung von Chlorcyan auf Ortho- und auf Para-Amidophenetol" [On the reaction of cyanogen chloride with ortho- and para-ethoxyaniline]. Journal für praktische Chemie. 2nd series (dalam bahasa German). 30: 97–115.Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui (link) ; see pp. 103–105. From p. 104: "Der Para-Aethoxyphenylharnstoff hat einen sehr süssen Geschmack." (Para-ethoxyphenylurea has a very sweet taste.)
^Hess, Ludwig (1921). Über den Süßstoff Dulcin: seine Darstellung und Eigenschaften [On the sweetener Dulcin: its preparation and properties] (dalam bahasa German) (edisi ke-2nd). Berlin & Heidelberg, Germany: Springer Verlag. hlm. 5–6.Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui (link)
^Goldsmith, R.H. (1987). "A tale of two sweeteners". Journal of Chemical Education. 64 (11): 954–955. doi:10.1021/ed064p954.
^For a biography of Joseph Berlinerblau (with photographs), see:
Balasiewicz, Michał S. (2013). "Józef Berlinerblau i Jan Prot-Berlinerblau – współtwórcy polskiego przemysłu Polski niepodległej" [Józef Berlinerblau and Jan Prot-Berlinerblau – co-founders of Polish industry in independent Poland [i.e., the Second Polish Republic (1918–1939)]]. Przemysł Chemiczny (Chemical Industry) (dalam bahasa Polish). 92 (9): 1692–1700.Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui (link)
^Youssef, Khairia M.; Al-Abdullah, Ebtihal; El-Khamees, Hamad (2003). "Synthesis of sulofenur analogs as antitumour agents: Part II". Medicinal Chemistry Research. 11 (9): 481–503.Pemeliharaan CS1: Banyak nama: authors list (link)