Distrik Batu Pahat ialah nama distrik di bagian barat negara bagian Johor, Malaysia. Membujur di tenggara Muar, barat daya Kluang, barat laut Pontian dan selatan Segamat. Di sini ada monumen "batu yang dipahat" di Dataran Batu Pahat. Kota Batu Pahat dulu dikenal sebagai Bandar Penggaram. Kota ini memiliki penduduk 140.000 sedangkan distriknya memiliki penduduk di atas 300.000. Batu Pahat terkenal karena makanan hasil lautnya, masakan lokal dan perbelanjaan. Tempat perbelanjaan terbesar di Batu Pahat ialah 'The Summit Parade'. Memiliki 4 tingkat perbelanjaan dan 3 tingkat atas parkir mobil.
Pada tahun 2012, Batu Pahat menjadi kota ke-16 di seluruh Malaysia yang berkembang pesat, akibat limpahan perkembangan industri dan juga bidang pendidikan. Selain itu, Batu Pahat juga terkenal dari kalangan warga Singapura dan mereka menyebutnya sebagai 'Surga Belanja di Johor Utara'.
Batu Pahat terletak sejauh 239 kilometer dari Kuala Lumpur. Kota terdekat dengan Batu Pahat adalah Muar yang terletak 50 kilometer di utaranya. Kota Kluang pula berada 52 kilometer di timur. Johor Bahru terletak sekitar 70 hingga 100 kilometer ke arah tenggara. Batu Pahat juga menghadap ke Selat Malaka.
Sejarah
"Aku disusahkan oleh dua Penghulu Rahmat dan Kitam. Dua tiga kali berjumpa dengan aku minta engkau membuka Batu Pahat. Aku jawab dengan Rahmat dan Kitam, jangan engkau semuanya sumpah dan tidak ikut apa-apa perintah dia kelak. Dia jawab pada aku, tidak sekali-kali. Aku fikir bolehlah engkau buka Batu Pahat itu, mana-mana tempat anggaran engkau hendak jadikan Bandar..."
Titah Sultan Abu Bakar kepada Dato' Muhamad Salleh bin Perang.
Asal usul nama Batu Pahat ditelusuri kembali melalui legenda abad ke-15 ketika militerSiam menyerang tempat batu yang dipahat di desa Minyak Beku untuk mendapatkan pasokan air bersih saat pengunduran mereka. Ketika itu, mereka sedang dikejar oleh militerMalaka pimpinan Tun Perak, bendahara dari pemerintah Kesultanan Malaka. Pada tahun 1456, militer Siam yang dipimpin oleh Laksamana Awi Di Chu telah menduduki Batu Pahat dahulu sebelum menyerang Malaka. Menurut kisah lain, selepa[1] s Portugis menduduki Malaka, diyakini bahwa batu-batu granit yang digunakan untuk membangun Kota A Famosa diperoleh dari muara Sungai Batu Pahat. Maka kota Batu Pahat mendapat namanya dari "batu yang dipahat" di muara itu.[2]
Terkenal karena ikan asin pada suatu ketika dahulu, Batu Pahat sebelum ini dikenal sebagai "Kota Penggaram" yang berarti "kota pembuat garam".[3] Kota Penggaram dibuka pada 1 Januari1894 oleh Dato 'Muhamad Salleh bin Perang, Dato' Bentara Luar Johor atas titah sultanAbu Bakar , sultan Johor ketika itu.
Kini Batu Pahat terus berkembang dan muncul sebagai salah satu distrik yang maju di negara bagian Johor Darul Takzim dan memiliki potensi yang besar untuk terus maju pada masa depan.
Demografi
Seluruh distrik Batu Pahat mempunyai populasi sebanyak 468.058 penduduk lokal. Penduduk ada di distrik ini adalah Mukim Simpang Kanan dengan lebih dari 311.862 orang dan paling kurang padat adalah penduduk Bagan dengan penduduk hanya 4.692 orang.
Orang Tionghoa (45%) terkonsentrasi di Kota Penggaram, Batu Pahat dan Yong Peng sedangkan bagian lain di Batu Pahat terdiri dari mayoritas orang Melayu (52%). India sebanyak (3%) kurang ada di Batu Pahat, yang bekerja di perkebunan lateks atau sebagai pedagang.
Kelompok dialek orang Tionghoa di Batu Pahat adalah berbeda: