Diplomasi Twitter

Menteri Luar Negeri Britania Raya William Hague menjawab pertanyaan tentang Afghanistan dan Pakistan dalam rangka Twitter Q&A ke-7, 29 Juni 2011

Diplomasi Twitter, "Twiplomacy", atau "diplomasi tagar" mengacu pada penggunaan jaringan sosial dan situs web mikroblog Twitter oleh kepala negara, pemimpin organisasi internasional, dan diplomatnya untuk melakukan penjangkauan diplomatik dan diplomasi publik.[1]

Twitter telah memainkan peran penting dalam komunikasi diplomatik, mulai dari pengumuman kerja sama bilateral sampai diskusi panas dan cercaan diplomatik.[2]

Pemanfaatan

Studi Twiplomacy tahun 2013 menjabarkan penggunaan Twitter oleh pemerintah:

  • Afrika: 71% kepala negara
  • Asia: 75% kepala negara
  • Eropa: 100% kepala negara
  • Amerika Utara: 18 kepala negara
  • Oseania: 38% kepala negara
  • Amerika Selatan: 92% kepala negara

Lihat pula

Bacaan lanjutan

Referensi

  1. ^ Keleman, Michele (21 February 2014). "Twitter Diplomacy: State Department 2.0". National Public Radio. Diakses tanggal 28 April 2014. 
  2. ^ Landler, Mark (4 February 2014). "In the Scripted World of Diplomacy, a Burst of Tweets". International New York Times. Diakses tanggal 28 April 2014. 

A PHP Error was encountered

Severity: Notice

Message: Trying to get property of non-object

Filename: wikipedia/wikipediareadmore.php

Line Number: 5

A PHP Error was encountered

Severity: Notice

Message: Trying to get property of non-object

Filename: wikipedia/wikipediareadmore.php

Line Number: 70

 

A PHP Error was encountered

Severity: Notice

Message: Undefined index: HTTP_REFERER

Filename: controllers/ensiklopedia.php

Line Number: 41