Delta Mahakam merupakan suatu kawasan delta yang terdiri dari beberapa pulau yang terbentuk akibat adanya endapan di muara Sungai Mahakam di Kalimantan Timur yang mengarah ke Selat Makassar. Wilayah Delta Mahakam meliputi daratan seluas 100.000 ha dan perairan seluas 50.000 ha.
Wilayah Delta Mahakam mencakup daratan dan perairan. Luas daratan di Delta Mahakam sekitar 100.000 ha. Sedangkan luas perairannya sekitar 50.000 ha.[1] Bentuk endapan yang menjadi Delta Mahakam menyerupai kipas bila diamati dari angkasa.[butuh rujukan]
Delta Mahakam termasuk dalam lima wilayah kecamatan di Kabupaten Kutai Kartanegara. Kelima kecamatan ini yakni Kecamatan Muara Jawa, Kecamatan Samboja, Kecamatan Muara Badak, Kecamatan Sanga-Sanga dan Kecamatan Anggana.[2]
Sumber daya alam
Sumber daya alam utama yang tersedia di kawasan Delta Mahakam adalah minyak bumi dan gas alam. Cadangan terbesarnya terdapat di lapangan Peciko dan Tunu yang kini dikelola oleh perusahaan minyak dan gas multinasional dari Prancis, Total E&P Indonesie.[butuh rujukan]
Pengrusakan ekosistem
Sebelum tahun 1997, wilayah Delta Mahakam berbentuk hutan bakau. Namun hutan bakau seluas 74.800 ha di Delta Mahakam telah diubah menjadi tambak udang. Pengubahan ini hanya berlangsung lima tahun terhitung sejak Krisis finansial Asia 1997. Pembabatan hutan bakau dilakukan di sekitar muara sungai Mahakam yang langsung berbatasan dengan laut serta pada pulau-pulau kecil di sekitarnya. Karena pembabatan ini, sebanyak 10 pulau di kawasan Delta Mahakam tidak lagi memiliki hutan bakau. Kesepuluh pulau ini ialah Pulau Muara Ulu Kecil, Pulau Terentang, Pulau Perangatan, Pulau Leron, Pulau Lantang, Pulau Muara Badak, Pulau Mangkok, Pulau Tunu, Pulau Kayu Menjarang dan Pulau Timbang Burukang.[1]
Nahib, Irmadi (2007). "Pemanfaatan Data Spasial dalam Analisis Ekologi Ekonomi Ekosistem Mangrove di Delta Mahakam, Kalimantan Timur". Jurnal Ilmu Geomatika. 13 (1).