Putri Dara Rasami dari Chiang Mai lahir pada 26 Agustus 1873 di Khum Luang, Chiang Mai, Kerajaan Lanna (sekarang Thailand Utara). Ia adalah anak dari Rajaa Inthawichayanon dan Thip Keson dari Chiang Mai. Ibunya adalah anak dari Raja Kawilorot dan Ratu Usa. Ia memiliki satu kakak perempuan, Putri Chantra Sopha, yang meninggal saat masih anak-anak.
Ia menerima pendidikan yang cukup lengkap. Ia lancar berbahasa Thai, Bahasa Tai Yuan dan Bahasa Inggris. Dan memahami sangat baik dua budaya baik Budaya Lanna dan Siam.
Diperistri Raja
Saat Inggris menguasai Burma pada dekade 1860-70, Kerajaan Siam menjadi khawatir bahwa Kerajaan Chiang Mai (Lanna) akan dikuasai juga oleh Inggris. Dan pada tahun 1883 ada rumor beredar mengenai Ratu Victoria akan mengadopsi Putri Dara Rasmi, yang dilihat pihak Siam sebagai upaya Inggris mengambil alih kekuasaan di Lanna. Raja Chulalongkorn lalu mengirim saudaranya Pangeran Phicit Prichakorn ke Chiang Mai untuk melamar Putri Dara Rasami menjadi selir raja. Pada tahun 1886, ia meninggalkan Chiang Mai menuju Istana Raja di Bangkok, di mana ia diberi gelar Chao Chom Dara RasamiDinasti Chakri.[1]
Kembali ke Chiang Mai
Dari masa awal ia menjadi Putri Permaisuri pada tahun 1886, Dara Rasmi tidak pernah kembali ke Chiang Mai, bahkan saat kematian ayahnya Raja Inthawichayanon pada tahun 1897. Pada tahun 1908, Raja Intavaroros Suriyavongse dari Chiang Mai, yang merupakan sepupu jauhnya, datang ke Bangkok dan mengunjungi Raja Chulalongkorn. Saat itu, Putri Dara Rasmi meminta izin pada raja untuk mengunjungi keluarganya di Chiang Mai, dan raja menyetujuinya.
Namun, Raja Chulalongkorn mengkhawatirkan keselamatan Putri dalam perjalanannya yang menggunakan perahu. Pada 2 February1908, Raja bersama keluarga kerajaan dan para pejabat pemerintah, memerintahkan Putri untuk naik kereta api dari Stasiun Samsen. Raja memerintahkan adiknya Pangeran Damrong Rajanubhab dan Pangeran Dilok Noppharat (putra Raja Chulalongkorn dan Putri Thipkesorn) untuk menemui Putri Dara Rasmi di Nakorn Sawan.
Pada saat itu, transportasi yang ada memiliki kecepatan yang lambat sehingga Putri Dara Rasmi baru tiba di Chiang Mai 2 bulan 9 hari setelahnya. Chao Phraya Surasri Wisitsak, Gubernur Teritori Barat Laut, keluarga kerajaan Chiang Mai, para tentara dan rakyat yang datang dari seluruh penjuru Lanna datang untuk menyambut kedatangannya.
Selama di Chiang Mai, ia tetap aktif berkorespondensi dengan Raja Chulalongkorn.[butuh rujukan]
Putri Dara Rasmi kembali ke Bangkok enam bulan kemudian. Ia dijemput oleh Raja dan keluarga kerajaan, pejabat pemerintah dan masyarakat disertai 100 perahu kerajaan di Ang Thong. Dari sana, ia dan Raja menuju ke Istana Bang Pa-In, di mana mereka tinggal selama 2 hari sebelum kembali ke Bangkok pada 26 November 1909.
Kematian Raja Chulalongkorn
Setelah Dara Rasmi kembali ke Bangkok, ia menempati rumah baru bernama Suan Farang Kangsai, yang dibangun raja di sebelah Istana Vimanmek saat Putri pergi. Setahun kemudian suaminya itu meninggal dunia pada 23 Oktober 1910 di Istana Dusit karena penyakit ginjal.
Sepeninggal Raja Chulalongkorn, Dara Rasmi tetap tinggal di Istana Dusit hingga 1914, kemudian ia meminta izin kepada Raja Vajiravudh (Rama VI) untuk kembali ke Chiang Mai untuk beristirahat. Raja memenuhi permintaan tersebut dan Putri Dara Rasmi kembali ke Chiang Mai pada 22 Januari 1914.
Gelar dan Gaya
Chao Dara Rasmi na Chiang Mai Putri Dara Rasmi dari Chiang Mai (26 Agustus 1873 – 4 Februari 1886)
Chao Chom Dara Rasmi Selir Dara Rasmi (4 Februari 1886 – 2 Oktober 1889)
Chao Chom Manda Dara Rasmi Selir Mulia Dara Rasmi (2 Oktober 1889 – 12 Februari 1889)
Chao Dara Rasmi Phra Raja Chaya Putri Dara Rasmi, Permaisuri Putri Siam (12 Februari 1908 – 9 Desember 1933)