Perang Dunia II adalah perang pertama yang melibatkan pesawat jet dalam pertempuran dengan pesawat-pesawat yang digunakan di kedua sisi konflik selama tahap-tahap terakhir perang. Pesawat jet pertama yang sukses, Heinkel He 178, terbang hanya lima hari sebelum dimulainya perang, pada 1 September 1939. Pada akhir konflik pada 2 September 1945,[1] Jerman, Inggris, dan Amerika Serikat semuanya memiliki pesawat tempur bertenaga turbojet operasional sementara Jepang telah memproduksi, tetapi tidak menggunakan pesawat kamikazebertenaga motorjet, dan telah menguji dan memesan jet produksi konvensional. Italia dan Uni Soviet sama-sama telah menguji pesawat motorjet yang memiliki turbin yang ditenagai oleh mesin piston. Uni Soviet juga dilengkapi beberapa jenis pesawat tempur konvensional bertenaga piston dengan mesin ramjet tambahan untuk tujuan pengujian. Jerman adalah satu-satunya negara yang menggunakan pengebom bertenaga jet secara operasional selama perang.[2]
Daftar ini hanya memuat pesawat yang ditenagai mesin turbin, baik secara mandiri ataupun sebagai bagian dari tenaga kombinasi. Tabel di bawah ini terdiri dari bagian untuk pesawat yang beroperasi dalam konflik, yang terbang sebelum akhir perang tetapi tidak beroperasi sebelum perang berakhir atau tidak pernah beroperasi sama sekali, dan yang hanya digunakan untuk uji coba. Pesawat bertenaga roket tidak termasuk, begitu pula pesawat yang terbang setelah berakhirnya perang. Pesawat yang dirancang tetapi tidak dibuat juga tidak dimuat. Angka produksi untuk pesawat yang digunakan pasca perang termasuk contoh yang dibuat setelah perang usai dari versi yang sama yang telah terbang saat perang.
Pengebom bertenaga jet operasional pertama, digunakan terutama dalam peran intai udara. Versi pesawat tempur malam diuji cobakan tetapi tidak ada catatan tembak jatuh terhadap musuh.[3][4]
Pesawat pencegat rendah biaya (Volksjaeger) untuk diproduksi massal dan digunakan oleh pilot semi terlatih. Hanya sedikit digunakan hingga akhir perang.[15]
Pesawat tempur jet operasional Amerika pertama. Empat dikirim ke Eropa menjelang akhir perang, dua di antaranya melakukan terbang intai terbatas di Italia.[20]