Curepipe
Curepipe (Kreol Mauritius: [kiːəpip]) juga dikenal sebagai La Ville-Lumière (Kota Cahaya) adalah sebuah kota di Mauritius yang terletak di Distrik Plaines Wilhems, bagian timurnya juga terletak di Distrik Moka. Kota ini dikelola oleh Dewan Kota Curepipe. Curepipe terletak di ketinggian yang lebih tinggi, sering disebut sebagai "Dataran Tinggi Tengah". Menurut sensus yang dilakukan oleh Statistics Mauritius pada tahun 2018, populasi kota ini mencapai 78.618.[2] EtimologiNama kota ini, Curepipe, konon berasal dari bahasa Prancis, curer sa pipe, yang berarti "membersihkan pipanya". Ada beberapa teori oleh sejarawan terkait penamaan kota. Beberapa sejarawan percaya bahwa nama itu diberikan karena pelancong dan tentara dari abad ke-19 sering bepergian dari Port Louis dan Grand Port (sekarang Mahébourg) untuk mengisi ulang pipa mereka di Curepipe. Sejarawan lain percaya bahwa nama itu diberikan setelah pemilik tanah wafat pada abad ke-18.[3] GeografiKota ini secara resmi mencakup area seluas 23,8 kilometer persegi (9,2 sq mi). Terletak di distrik Plaine Wilhems di dataran tinggi tengah Mauritius pada ketinggian 561 meter. Dari kota-kota besar di dataran tinggi tengah pulau, Curepipe adalah yang paling selatan dan juga yang tertinggi. Karena ketinggiannya, Curepipe dikenal dengan iklimnya yang relatif sejuk dan hujan.[4] PolitikCurepipe dikelola oleh dewan, yang dipilih secara demokratis oleh warganya. Dewan ini dipimpin oleh Walikota dan pada prinsipnya bertanggung jawab atas pembuatan kebijakan lokal. Walikota saat ini adalah Hans Berty Margueritte. Administrasi kota di sisi lain bertanggung jawab atas pelaksanaan kebijakan ini serta manajemen sehari-hari kegiatan dewan. Kepala administrasi saat ini adalah Nyonya Jugroop.[5][6] Balai kota bersejarah Curepipe awalnya terletak di Moka yang kemudian seluruh bangunan dipindahkan ke Curepipe pada tahun 1903.[7] Untuk pemilihan umum kota ini diklasifikasikan sebagai daerah pemilihan No 17 yang dikenal sebagai Curepipe dan Midlands. DemografiMenurut sensus yang dibuat oleh Statistics Mauritius pada tahun 2018, populasi kota ini mencapai 78.692.[2] Bahasa lisan utama adalah Kreol Mauritius, meskipun bahasa Prancis mendominasi dalam situasi yang lebih formal. Tamil, Bhojpuri, Hindi, Telugu, Urdu, Mandarin, dan Cina Hakka juga digunakan sebagai bahasa kedua atau ketiga dalam sebagian besar kegiatan keagamaan. Bahasa resmi dewan adalah bahasa Inggris. PopulasiMenurut sensus 2012 yang dilakukan oleh Statistik Mauritius, agama Kristen adalah agama yang paling banyak dianut di Curepipe (48,4%) (Katolik 39,2%, Protestan 1,3%, Kristen Lainnya 8%), diikuti oleh Hindu (37,7%) dan Islam (13,9% ) EkonomiKota ini memiliki beberapa pabrik tekstil, industri pemrosesan berlian, dan berbagai bisnis perhiasan. Selain itu, toko kerajinan tangan, restoran, dan pusat perbelanjaan menambah pendapatan komersial kota. Wilayah yang relatif makmur juga merupakan rumah bagi banyak kegiatan bisnis. PembangunanDewan kota sangat menyadari kebutuhan untuk membawa prinsip-prinsip keberlanjutan ke dalam pembangunan ekonomi kota. Proyek-proyek yang utama meliputi pemilahan sampah, penggunaan air secara bijaksana, masalah parkir, mendorong transportasi umum, promosi Kebun Raya Curepipe SSR dan meminimalkan jejak karbon kota. Pada tahun 2011 kota ini bergabung dengan ICLEI - Pemerintah Daerah untuk Keberlanjutan. Baru-baru ini, dewan tersebut memulai sebuah proyek yang dijuluki "Untuk Curepipe yang Lebih Hijau" bekerja sama dengan Gender Links Mauritius, untuk memacu berkembangnya minat lingkungan dari warga Curepipe. Penanaman pohon, pengomposan halaman belakang, dan penanaman pangan didorong berbagai organisasi masyarakat dari sekolah hingga kelompok perempuan. Program sensitisasi juga sedang berlangsung melalui kerja sama dengan Otoritas Air Pusat Mauritius untuk mendorong pengelolaan sumber daya air kota yang lebih bijaksana.[8] Referensi
|