Constance dari Prancis
Constance dari Prancis (1078- Januari 1124/1126) merupakan putri Raja Philippe I dari Prancis dan Bertha dari Holland. Ia berasal dari Wangsa Kapetia dan putri Antiokhia dari pernikahan keduanya dan istri Comte Champagne dari pernikahan pertamanya. KeluargaIbundanya ditelantarkan oleh ayahandanya demi Bertrade de Montfort. Hal itu menyebabkan ketidaksenangan gereja dan sebuah larangan diajukan ke Prancis beberapa kali sebagai hasilnya. Constance merupakan putri sulung dari lima bersaudara dan merupakan satu-satunya putri ayahandanya dari pernikahan pertamanya. Saudara Constance adalah Louis VI dari Prancis. Eyang maternalnya adalah Floris I dari Holland dan Gertrude Billung. Eyang paternal Constance adalah Henri I dari Prancis dan istri keduanya Anna dari Kiev. Pernikahan pertamaDi antara tahun 1093 dan 1095 Philippe I menjodohkan Constance dengan Hugues I dari Champagne.[1] Philippe berharap daat mempengaruhi keluarga Hugues, Wangsa Blois yang kuat, dan mengimbangi oposisi Comte Foulques IV dari Anjou setelah ia menculik istri Foulques, Bertrade. Namun persatuan antara Constance dan Hugues terlambat untuk mencapai hasil yang diinginkan. Saudara tiri Hugues, Étienne Henri II, pemegang sebagian besar wilayah Wangsa Blois telah menikah. Étienne menikahi Adèle de Blois, putri William Sang Penakluk, dan pernikahan mereka telah menghasilkan keturunan. Setelah sepuluh tahun dan tanpa keturunan yang masih ada (satu-satunya putra mereka yang diketahui, Manasses, meninggal tahun 1102), Constance menuntut pembatalan pernikahan mereka, karena alasan yang tidak diketahui. Constance memperoleh cerai di Soissons pada tanggal 25 Desember 1104, dengan alasan kekerabatan.[2] Pernikahan keduaConstance pergi ke istana Adèle, istri Étienne. Ia bertindak sebagai pemangku takhta sejak Étienne terbunuh di Tanah Suci. Adèle adalah seorang wanita yang berpendidikan tinggi dan semuanya tampak baik di istana. Tampaknya Adèle menggunakan seluruh kekuasaannya untuk membantu Constance bercerai dari Hugues, yang kemudian pergi untuk berperang ke Tanah Suci. Pada saat yang sama, Bohemond I dari Antiokhia baru saja dibebaskan oleh Turki. Ia kembali ke Eropa untuk mendapatkan bantuan bagi tentara perang salib di Tanah Suci. Jabatan sebagai pemangku takhta dan Kerajaan Antiokhia diyakinkan oleh keponakan Bohemond, Tancrède dari Galilea. Bohemond sekarang membutuhkan seorang istri. Ia mengesankan penduduk Prancis dengan berbagai hadiah relikui dari Tanah Suci dan kisah kepahlawanan saat melawan bangsa Saracen, mengumpulkan tentara besar dalam prosesnya. Henry I dari Inggris terkenal mencegahnya mendarat di pantai Inggris, sangat besar pengaruhnya yang diharapkan berada di bangsawan Inggris. Status barunya memenangkan hati Constance. Pernikahan tersebut diselenggarakan di Katedral Chartres, dan pesta pernikahan mereka diadakan di istana Adèle, yang juga memiliki andil di dalam beberapa negosiasi. Sang mempelai pria ambil kesempatan untuk mendorong bangsawan untuk berperang di Tanah Suci, dan juga menegosiasikan sebuah pernikahan antara keponakan Bohemond Tancrède dari Galilea dan saudari tiri Constance Cécile dari Prancis. Senang dengan keberhasilannya, Bohemond memutuskan untuk menggunakan pasukannya yang terdiri dari 34,000 orang, bukan untuk membela Antiokhia melawan bangsa Yunani, tetapi juga untuk menyerang Alexius I Komnenus. Ia melakukannya; namun Alexius, dibantu oleh Venesia, terbukti terlalu kuat, dan Bohemond harus tunduk pada kedamaian yang memalukan, (Traktat Devol tahun 1108). Setelah menikah, Constance menemani suaminya ke Puglia, di mana ia melahirkan putra pertama mereka, Bohemond II, calon pangeran Antiokhia, antara tahun 1107 dan 1108.[3] Puta kedua, Jean, juga lahir di Puglia antara tahun 1108 dan 1111, tetapi meninggal dunia di usia bocah, skt. tahun 1115-1120.[4] Bohemond menjadi vasal Alexius, setuju untuk menerima upahnya, dengan gelar sebastos, dan berjanji untuk menyerahkan wilayah yang disengketakan dan untuk mengakui seorang Patriark Yunani ke Antiokhia. Sejak saat itu Bohemond jatuh miskin. Ia meninggal tanpa kembali ke Timur, dan dimakamkan di Canosa di Puglia pada tahun 1111. MenjandaConstance bertindak sebagai pemangku takhta putranya[5] dan bergelar Ratu sebagai seorang putri Raja Prancis, tetapi ia dipenjara oleh Grimoald Alferanites, yang memproklamirkan dirinya sebagai Lord Bari.[6] Constance dilepaskan pada tahun 1120 atas campur tangan Raja Ruggeru II dari Sisilia dan Paus, tetapi dengan imbalan pembebasannya, Constance harus melepaskan jabatannya sebagai pemangku takhta untuk putranya.[6] Constance meninggal pada tanggal 4 September 1125, dan Bohemond II kemudian pergi mengambil alih pemerintahan Antiokhia. Cucu perempuan Constance yang juga bernama Constance, menjadi Putri Antiokhia. Keturunannya termasuk: Maria Permaisuri Romawi Timur, Bohemund III dari Antiokhia dan Agnes, Ratu Hungaria. Silsilah
Referensi
|