Sementara bahan baku yang digunakan dalam produksi cokelat tidak berasal dari Belgia, negara ini memiliki hubungan dengan produk cokelat yang berasal dari awal abad ke-17. Industri ini berkembang secara besar-besaran pada abad ke-19, memperoleh reputasi internasional dan, bersama dengan Swiss, menjadi salah satu produsen terpenting komoditas ini di Eropa. Meskipun industri ini telah diatur oleh undang-undang sejak tahun 1894, tidak ada standar universal agar cokelat bisa diberi label "Belgia". Standar yang paling umum diterima menetapkan bahwa produksi cokelat tersebut harus benar-benar dilakukan di Belgia.
Sejarah
Hubungan Belgia dengan cokelat dapat ditelusuri hingga ke tahun 1635 ketika negara tersebut berada dalam pendudukan Spanyol tak lama setelah cokelat dibawa ke Eropa dari Mesoamerika.[1] Menjelang pertengahan abad ke-18, cokelat menjadi sangat populer di kalangan kelas atas dan menengah, terutama dalam bentuk cokelat panas. Di antaranya adalah Karl-Alexander dari Lorraine, gubernur Austria wilayah tersebut.[2] Dari awal abad ke-20, negara tersebut berhasil mengimpor sejumlah besar kakao dari koloninay di Afrika, Kongo Belgia. Namun, bertentangan dengan pendapat umum, koloni-koloni Belgia tidak memainkan peranan penting dalam pendirian industri cokelat Belgia.[3] Pada tahun 1900, cokelat semakin terjangkau bagi kelas pekerja Belgia.[4] Menurut sebuah penelitian, Belgia pertama kali mulai mengekspor lebih banyak cokelat daripada yang diimpornya pada tahun 1960-an, di mana ekspor "cokelat Belgia" tumbuh secara eksponensial sejak tahun 1980.[5]
Praline merupakan sebuah reka cipta dalam industri cokelat Belgia,[6] demikian juga ballotin, sejenis pengemasan yang berhubungan dengan cokelat berkualitas tinggi.[7]
Produksi dan standar
Komposisi cokelat Belgia telah diatur oleh undang-undang sejak tahun 1894 tatkala — untuk mencegah pemalsuan cokelat dengan lemak berkualitas rendah dari sumber lain — suatu tingkat minimum 35 persen biji kakao murni diberlakukan.[8][9] Upaya untuk mempeekenalkan standardisasi industri telah mengalami sedikit keberhasilan. Upaya oleh Masyarakat Ekonomi Eropa (EEC) untuk memperkenalkan standar minimum jumlah pengganti mentega kakao di seluruh Eropa menyebabkan perundingan yang berkepanjangan namun undang-undang tersebut akhirnya diberlakukan, pada tahun 2003, dianggap terlalu lunak di Belgia. Pada tahun 2007, standar kualitas sukarela (di mana sekitar 90 persen produsen cokelat negara tersebut mematuhinya)[10] diperkenalkan oleh Uni Eropa yang menetapkan kriteria tertentu agar sebuah produk dianggap sebagai "cokelat Belgia".[10] Menurut "Kode Cokelat Belgia" ini, pengolahan, percampuran, dan proses conche harus dilakukan di dalam negeri Belgia.[10]
^Garrone, Maria; Pieters, Hannah; Swinnen, Johan F. M. (2016-05-01). "From Pralines to Multinationals the Economic History of Belgian Chocolate". Rochester, NY: Social Science Research Network. SSRN2785572.
Garonne, Maria; et al. (2016). "From Pralines to Multinationals: The Economic History of Belgian Chocolates". Dalam Squicciarini, Mara P.; Swinnen, Johan. The Economics of Chocolate. Oxford: Oxford University Press. ISBN978-0-19-872644-9.