Cipedes, Paseh, Bandung
Pembagian administratifDesa Cipedes terdiri dari 4 Dusun, 15 Rukun Warga (RW) dan 61 Rukun Tetangga (RT) yaitu:
GeografisDesa Cipedes terletak di lereng perbukitan. Desa ini terletak 35 km di sebelah timur Kota Soreang. SejarahDesa ini diyakini sudah berdiri pada tahun 1900 an. Seorang bernama Anijem, diyakini sebagai pembuka lahan yang kala itu masih ditumbuhi pohon-pohon besar. Anijem lalu dianggap sebagai sesepuh desa sekaligus kepala desa. Setelah itu kepemimpinan dilanjutkan oleh H. Ismail hingga dekade 1930-an. H. Ismail lalu digantikan oleh Anggadireja yang dipilih oleh warga yang bisa menunjukkan kikitir (tanda bukti kepemilikan tanah). Anggadireja memimpin desa hingga 1941. H. Ismail lalu menjadi kepala desa lagi dalam masa yang singkat hanya satu tahun. Keadaan ekonomi saat itu makin sulit, terlebih lagi adanya Pendudukan Jepang. H. Ismail lalu digantikan oleh H. Daud yang merupakan guru SR di desa ini. Pada saat pendudukan Jepang warga desa juga mengalami arareum (jam malam) di mana pada malam hari lampu harus dipadamkan dan romusa. Masa kepemimpinan H. Daud berakhir pada 1945. Kemudian jabatan kepala desa diduduki oleh H. Ahmad. Pada masa pemerintahannya keadaan desa sangat tidak aman, muncul garong (penyamun) yang bahkan membunuh istri dari H. Ahmad. Ketika H. Ahmad selesai jabatannya, ia digantikan oleh U. Samudi. Pada masa kepemimpinan U. Samudi inilah Pemberontakan DI/TII sedang pecah. Masa jabatan U. Samudi berakhir di 1960 Selanjutnya kepala desa Cipedes adalah:
Pada tahun 1984 Desa Cipedes dipecah menjadi dua desa yaitu Desa Cipedes dan Desa Tangsimekar. Keadaan saat Pemberontakan DI/TIIDesa Cipedes adalah tempat di mana beberapa anggota TNI gugur dibunuh oleh DI/TII saat sedang melakukan patroli di Kampung Jamban, Cipedes pada tahun 1958 . Beberapa diantaranya yang meninggal adalah Letda Karim, Serda Makmur, Praka Sa’ari, Praka Kardi dan Praka Sidik. Sebuah tugu dibangun untuk memperingati insiden ini.[2] Pendidikan
Batas
Pranala luar
Referensi
|