Count of Ribagorza(en) Parameter salah (harus 1 — 12) 1213 (Kalender Masehi Gregorius) (1213 (Kalender Masehi Gregorius)-1276 (Kalender Masehi Gregorius)) – {{{4}}} ({{{4}}}) Viscount of Carlat(en)Galat: Kedua parameter tahun harus terisi! Count of Cerdagne(en)Galat: Kedua parameter tahun harus terisi!
Sebagai legislator dan organisator, ia menduduki tempat yang tinggi di antara para raja Spanyol. Chaime mengumpulkan Llibre del Consulat de Mar,[2] yang mengatur perdagangan laut dan mendirikan supremasi Aragon di Mediterania Barat. Ia merupakan tokoh penting dalam pertumbuhan bahasa Katalan, mendukung sastra Katalan, dan menulis autobiografi semu pemerintahannya Llibre dels feyts, dan membuat Katalan sebagai bahasa resmi di wilayah kekuasaannya.[2]
Masa kecil dan pemerintahan sampai dewasa
Chaime dilahirkan sebagai putra tunggal Peter II dan Maria, pewaris Guilhèm VIII dari Montpellier dan Eudokia Komnene. Sebagai anak, Chaime menjadi pion di dalam kekuatan politik di Provence, di mana ayahnya terlibat dalam pertempuran menolong mubtadi'Kathar dari Albi melawan pasukan Perang Salib Albigensia yang dipimpin oleh Simon IV de Montfort, Earl Leicester, yang mencoba untuk memusnahkan mereka. Peter mencoba untuk menenangkan para pasukan Perang Salib dengan mengatur pernikahan antara putranya, Chaime dengan putri Simon. Ia mempercayakan putranya untuk dididik di bawah asuhan Montfort pada tahun 1211, akan tetapi tak lama setelah itu ia terpaksa harus mengangkat senjata untuk melawannya, dan gugur di medan Perang Muret pada tanggal 12 September 1213. Montfort secara sukarela memanfaatkan Chaime sebagai jaminan untuk mengembangkan kekuasaannya sendiri apabila Aragon dan Katalan mengajukan banding ke Paus Innosensius III, yang bersikeras bahwa Monfort harus menyerah kepadanya. Chaime diserahkan di Carcassonne, pada bulan Mei atau Juni 1214, kepada wakil pausPietro dari Benevento.
Chaime kemudian dikirim ke Monzón, di mana ia dilindungi oleh Guillaume dari Montreuil, pemimpin Ordo Bait Allah di Spanyol dan Provence; kerajaan untuk sementara jatuh ke tangan paman buyutnya Sancho, Pangeran Roussillon, dan putranya, sepupu raja, Nuño. Kerajaan berada di dalam suasana kebingungan sampai pada tahun 1217, para Ordo Bait Allah dan beberapa bangsawan yang lebih setia membawa raja kecil ke Zaragoza.[3]
Dari tahun 1230 sampai 1232, Chaime bernegosiasi dengan Sancho VII dari Navarra, yang mendambakan pertolongannya melawan keponakannya dan kerabat dekatnya yang lain, Theobald I dari Navarra. Chaime dan Sancho bernegosiasi sebuah perjanjian di mana Chaime akan mewarisi Navarra setelah kematian Sancho tua, tetapi ketika hal ini terjadi, para bangsawan Navarra sebaliknya malah mengangkat Theobald I dari Navarra ke atas tahta (tahun 1234), dan Chaime memperdebatkan hal tersebut. Paus Gregorius IX diminta untuk campur tangan.[5] Pada akhirnya, Chaime menerima suksesi Theobald I.
Anak haram Chaime, Peter III dari Aragon dan Fernán Sánchez, yang diperintahkan sebagai bagian dari armada, meneruskan perjalanan mereka ke Akko, di mana mereka tiba di bulan Desember. Mereka menemukan bahwa Baibars, SultanMamluk di Mesir, telah melanggar perjanjian mereka dengan Kerajaan Yerusalem dan mendemonstrasikan kekuatan militernya di depan Akko. Selama demonstrasi, pasukan Mesir bersembunyi di semak-semak untuk menjebak pasukan Franka yang kembali dari Galilea. Putra-putra Chaime awalnya bersemangat untuk berperang, tetapi kemudian berubah pikiran setelah melihat hal tersebut dan kembali ke dalam negeri melalui Sisilia, di mana Fernán Sánchez diberi gelar ksatria oleh Charles dari Anjou.
Perlindungan dalam seni, pembelajaran dan kesusatraan
Chaime merupakan pelindung Universitas Montpellier, yang berhutang banyak pembangunan atas dukungannya.[7] Ia juga mendirikan studium di Valencia pada tahun 1245 dan menerima hak istimewa untuk itu dari Paus Innocensius IV, tetapi tidak berkembang baik sekali.[8] Pada tahun 1263, Chaime memimpin perdebatan di Barcelona antara rabbi Yahudi Nahmanides dan Pablo Christiani, seorang converso terkemuka.
Warisan
Kesukaan Chaime membanggakan anak haramnya yang menimbulkan sebuah protes dari kalangan bangsawan, dan juga terjadi konflik di antara putra-putranya yang sah dan tidak sah. Ketika pada suatu waktu, Fernan Sanchez, yang bersikap sangat tidak terpuji dan berkhianat pada ayahnya dibunuh oleh putranya yang sah Peter, raja tua mencatat kepuasan suramnya.
Di dalam wasiatnya Chaime membagi wilayahnya di antara putra-putranya dari Jolán dari Hungaria: Peter menerima properti daratan Hispanik dan Chaime II; Kerajaan Mallorca (termasuk kepulauan Balearik dan provinsi-provinsi Roussillon dan Cerdanya) dan kemaharajaan di Montpellier. Pembagian ini menghasilkan konflik pembunuhan di antara saudara. Pada tahun 1276, raja sakit keras di Alzira dan mengundurkan diri dari kerajaan, bermaksud untuk mengasingkan diri ke biara Poblet, akan tetapi ia mangkat di Valencia pada tanggal 27 Juli.
Chaime menikah untuk ketiga kalinya Teresa Gil de Vidaure, namun hanya dengan dokumen pribadi, dan meninggalkan permaisurinya ketika ia menderita penyakit kusta.
Burns, R. Ignatius. “Journey from Islam: Incipient Cultural Transition in the Conquered Kingdom of Valencia (1240-1280).” Speculum 35.3 (1960): 337-356.
The book of deeds of James I of Aragon. A translation of the medieval Catalan Libre dels fets. Trans. Damian Smith and Helen Buffery (Aldershot: Ashgate, 2003) (Crusade Texts in Translation, 10.) Pp. xvii + 405 incl. 5 maps.