Sejak berusia sembilan tahun, Casimirus dididik oleh Jan Długosz dan Filippo Buonaccorsi (yang juga dikenal sebagai Callimachus). Ketika Casimirus berusia tiga belas tahun dia ditawari tahta Hungaria oleh faksi-faksi yang bertentangan dengan Raja Mattias Corvinus. Casimirus, yang sangat ingin berjuang melawan bangsa Turki, menerima tawaran itu dan pergi ke Hungaria untuk dimahkotai. Pamannya, Władysław III, Raja Polandia dan Hungaria, telah tewas dalam peperangan di Varna pada tahun 1444. Casimirus gagal naik tahta dan pulang sebagai seorang pelarian. Dia kembali menjadi murid Romo Longinus pada tahun 1475. Ayahnya, Raja Casimirus IV, memperkenalkannya pada urusan-urusan kemasyarakatan dan ketika saudaranya Władysław, menduduki tahta Bohemia, Casimirus menjadi calon kuat pewaris tahta Polandia. Pada 1479, sang raja pergi ke Lithuania selama lima tahun, dan Casimirus ditinggalkan untuk mengurusi pemerintahan Polandia. Sejak 1481-1483 dia mengurus pemerintahan dengan sangat bijak dan adil. Ayahnya ingin menjodohkannya dengan seorang puteri Kaisar Frederick III, namun Casimirus lebih senang hidup membujang. Karena tekun beribadah dan berpuasa, dia terserang penyakit paru-paru, agaknya tuberculosis, yang tak dapat dilawannya. Dalam penjalanan ke Lithuania pada tahun 1484, dia wafat di Hrodna. Jenazahnya dimakamkan di Vilnius. Ada Kapel Santo Casimirus dalam Katedral Vilnius, tempat jenazahnya dimakamkan.
Casimirus hidup dan memerintah dengan penuh kehormatan dan memiliki karisma dan karakter yang agung. Beberapa mukjizat dihubungkan dengannya. Dia dikanonisasikan oleh Vatikan sebagai Santo Casimirus dan dijadikan santo pelindung oleh beberapa negara.
Pada 11 Juni1948, Paus Pius XII menjadikan Santo Casimirus sebagai pelindung khusus bagi kaum muda.