Walujo BA, penilik kebudayaan, dalam catatannya menyebutkan, Candi Pamotan diteliti pertama kali oleh GLA Brandes, orang Belanda, pada tahun 1903. Namun, hingga 1921candi ini tak pernah dikunjungi para ahli. Baru tahun 1923 NJ Krom, ahli purbakala, menulis tentang candi ini.[1]
Menurut Krom, bentuk profil Candi Pamotan lazim digunakan pada candi-candi di Jawa Timur. Candi ini memiliki gaya periode Majapahit.
Candi Pamotan II ditemukan sekitar 50 meter dari penemuan candi yang pertama, berupa tumpukan batu bata mirip candi. Candi tersebut belum punya nama, sehingga disebut Candi Pamotan II.
Candi Pamotan merupakan candi yang sederhana. Dibuat dari bata merah, yang dikelilingi lubang berbentuk persegi panjang yang tergenang air bila hujan. Ukuran kedua candi hampir berbentuk persegi (bujursangkar). Candi Pamotan I memiliki panjang 4,84 meter dan lebar 4,78 meter. Candi Pamotan II berukuran 4,75 meter panjang dan 4,30 meter lebar. Kondisi Candi Pamotan II lebih parah dibadingkan Candi Pamotan pertama.
Pemugaran
Arca yang berada di Candi Pamotan II telah hilang kepalanya. Candi Pamotan II sebagian besar batu batanya telah rusak termakan usia tetapi sementara ini hanya sedikit saja yang dipugar, Sementara itu, di Candi Pamotan I di bagian timur dinding candi ada lubang yang sangat besar. Pemugaran hanya dilakukan secara perlahan - lahan.