Betula pendula atau biasa disebut dengan burja putih Eropa atau burja perak adalah tanaman asli Eropa dan minoritas Asia di mana biasanya hanya terdapat pada pinggiran kayu, padang rumput, bukit dan lereng. Seperti halnya dengan burja kertas (B. papyrifera), pohon ini terkenal karena kulitnya yang berwarna putih. Pohon dewasa menjadi berkerut berwarna abu-abu kehitaman di dekat bagian bawah batang.[1]
Betula pendula adalah salah satu pohon asli Inggris yang paling umum dan juga tersebar luas di seluruh Eropa. Itu adalah salah satu pohon pertama yang beregenerasi sendiri di negara tersebut setelah Zaman Es. Ini adalah pohon berukuran sedang, daun pohon tumbuh hingga 25m tingginya. Cabang dan batangnya melengkung anggun sehingga dinamai Lady of the Woods (nyonya hutan).[2]
Identifikasi Fisik
Burja perak tumbuh di seluruh Eropa, dari Mediterania ke Siberia tengah. Kisaran alaminya lebih jauh ke selatan dan spesies ini sebagian besar ditemukan di ketinggian yang lebih tinggi.[3] Burja perak adalah salah satu pohon yang paling penting di Eropa utara, karena memiliki beragam kegunaan seperti kayunya yang berwarna pucat akan digunakan untuk memproduksi kayu lapis, serta untuk kayu bakar. Beberapa varietas kayu yang tampil keriting akan digunakan untuk kerajinan tangan. Burja perak merupakan spesies perintis, berguna untuk proyek reboisasi dan perlindungan tanah. Cabang-cabangnya yang masih muda juga digunakan sebagai makanan ternak, sementara daun dan kulitnya dinilai untuk tujuan pengobatan.[3]
Pertumbuhan
Saat dewasa burja perak dapat mencapai ketinggian hingga 30m, membentuk kanopi ringan dengan cabang-cabangnya. Kulit perak akan melepaskan lapisan seperti kertas tisu dan menjadi hitam dan kasar di pangkal pohon. Ketika burja perak dewasa, kulitnya akan mengembangkan celah-celah gelap berbentuk berlian serta memiliki ranting yang halus.[4]
Daun
Di awal musim semi, akan tampak dedaunan hijau terang. Daunnya kecil dan berbentuk segitiga, lebar di pangkal dan dengan margin bergigi ganda. Di Musim Gugur akan terjadi perubahan di mana warnanya menjadi kuning keemasan. Kulit putih pohon ini dan juga memberikan bunga tampil di musim dingin. Seiring dengan bertambahnya usia, kulit mengembangkan retakan gelap dan celah-celah di pangkalan.[2]
Bunga
Burja perak merupakan tumbuhan dwirumah yang berarti bunga jantan dan betina (bunga untai) ditemukan di pohon yang sama, mulai dari bulan April-Mei. Bunga untai jantan akan terlihat lebih panjang dan berwarna kuning kecokelatan, dan menggantung dalam kelompok dua hingga empat di ujung pucuk, akan terlihat seperti ekor domba. Bunga untai betina lebih kecil, pendek, berwarna hijau cerah dan memiliki juntaian.[4]
Buah
Setelah penyerbukan berhasil (dibawah oleh angin), bunga untau betina menebal dan berubah warna menjadi merah tua. Massa benih kecil ditanggung di musim gugur dan disebarkan oleh angin.[4]
Habitat
Burja perak adalah komponen penting dari hutan beriklim sedang di mana sejumlah besar serangga dan jamur bergantung pada keberadaannya. Spesies ini tumbuh subur di tanah yang cukup subur dan memiliki drainase yang baik dan hidup dalam kondisi lokasi dan tanah yang buruk. Namun, spesies ini sensitif terhadap musim kemarau yang panjang.[3]