Drainase atau penyaliran adalah pembuangan massa air secara alami atau buatan dari permukaan atau bawah permukaan dari suatu tempat. Pembuangan ini dapat dilakukan dengan mengalirkan, menguras, membuang, atau mengalihkan air.[1] Drainase merupakan bagian penting dalam penataan sistem air di bidang tata ruang.
Dalam lingkup rekayasa sipil, drainase dibatasi sebagai serangkaian bangunan air yang berfungsi untuk mengurangi dan/atau membuang kelebihan air dari suatu kawasan atau lahan, sehingga lahan dapat difungsikan secara optimal sesuai dengan kepentingan. Dalam tata ruang, drainase berperan penting untuk mengatur aliran air untuk mencegah genangan air dan banjir. Drainase juga bagian dari usaha untuk mengontrol kualitas air tanah dengan menggunakan bantuan sumur resapan.
Jenis Drainase
Dalam bidang tata ruang, drainase terbagi menjadi:[2]
Jaringan drainase primer, untuk menampung dan mengalirkan air lebih dari saluran drainase sekunder dan menyalurkan ke badan air penerima.
Jaringan drainase sekunder, untuk menampung air dari saluran drainase tersier dan membuang air tersebut ke jaringan drainase primer.
Jaringan drainase tersier, untuk menerima air dari saluran penangkap dan menyalurkannya ke jaringan drainase sekunder.
Jenis Drainase Berdasarkan Sejarahnya
Ada dua jenis drainase berdasarkan sejarahnya, yaitu:
1. Drainase Alami (Natural drainage)
Drainase ini terbentuk secara alami, biasanya terbentuk karena gerakan air akibat gravitasi bumi. Fenomena alam tersebut akhirnya membentuk jalur aliran air yang berfungsi secara permanen, tanpa adanya bangunan-bangunan pendukung seperti gorong-gorong maupun beton.
2. Drainase Buatan (Artificial Drainage)
Drainase yang sengaja dibuat oleh manusia untuk tujuan tertentu. Drainase jenis ini membutuhkan beberapa tambahan bangunan pendukung, seperti pipa dan gorong-gorong.
Jenis Drainase Berdasarkan Peletakan Salurannya
Berdasarkan peletakan salurannya, drainasi terbagi menjadi dua, yakni:
1. Drainase Permukaan (Surface Drainage)
Sesuai dengan namanya, surface drainage terletak di atas permukaan tanah. Biasanya jenis drainase ini berfungsi untuk mengalirkan air limpasan maupun air yang menggenang di permukaan. Jenis drainase ini biasa ditemukan di tiap perumahan, terutama di wilayah yang mudah banjir.
2. Drainase Bawah Tanah (Subsurface Drainage)
Subsurface drainage punya fungsi utama yang sama dengan drainase permukaan, sama-sama untuk mengalirkan air limpasan permukaan.
Bedanya ialah drainase bawah tanah dibangun dengan dua pertimbangan tambahan, yakni untuk menambah estetika agar lingkungan sekitarnya terlihat lebih rapi karena pipa saluran berada di bawah permukaan tanah dan untuk menyesuaikan dengan fungsi permukaan tanah yang tidak diperbolehkan untuk dibangun saluran seperti contohnya pembangunan drainase di lapangan terbang.
Jenis Drainase Berdasarkan Fungsinya
1. Single Purpose
Drainase single purpose dibangun khusus untuk mengalirkan satu jenis air pembuangan saja. Misalnya, drainase khusus untuk mengalirkan air hujan saja.
2. Multi Purpose
Kebalikan dari single purpose, drainase multi purpose dapat digunakan untuk mengalirkan beberapa jenis air pembuangan. Baik dialirkan dalam bentuk air campuran maupun dialirkan secara bergantian. Drainase di suatu wilayah perumahan merupakan contoh pembangunan drainase multi purpose, ini lantaran saluran airnya dapat digunakan untuk menyalurkan air hujan dan limbah rumah tangga.
Permasalahan
Manajemen sampah yang tidak bagus dapat menyebabkan tersumbatnya sistem drainase, yang bisa menyebabkan meluapnya air akibat berkurangnya debit air yang dapat ditampung dan disalurkan oleh drainase.
Pertambahan jumlah penduduk juga menjadi masalah sendiri bagi daya tampung drainase. Meningkatnya jumlah penduduk berarti bertambahnya infrastruktur, yang diiringi oleh bertambahnya jumlah limbah yang dikeluarkan ke lingkungan.
Referensi
^Dr. Ir. Suripin, M. Eng (2004). Sistem Drainase Perkotaan Yang Berkelanjutan. Andi Yogyakarta.