Brown, Boveri & Cie. atau biasa disingkat menjadi BBC, dulu adalah sebuah perusahaan teknik elektro asal Swiss.
Perusahaan ini didirikan di Zürich pada tahun 1891 oleh Charles Eugene Lancelot Brown dan Walter Boveri yang sebelumnya bekerja di Maschinenfabrik Oerlikon. Pada tahun 1970, perusahaan ini mengambil alih Maschinenfabrik Oerlikon. Pada tahun 1988, perusahaan ini bergabung dengan ASEA untuk membentuk ABB.
Awal mula
Brown Boveri didirikan pada tahun 1891. Brown Boveri adalah salah satu dari hanya beberapa perusahaan multinasional yang anak usahanya memiliki skala bisnis yang lebih besar. Karena keterbatasan pasar domestik Swiss, Brown Boveri lalu mendirikan anak usaha di seantero Eropa, dan kemudian kesulitan untuk mengatur sejumlah anak usahanya yang skala bisnisnya lebih besar. Penggabungan dengan ASEA, yang dipuji berkat manajemennya yang kuat, diharapkan dapat membantu Brown Boveri untuk mereorganisasi dan menegaskan kembali kendali atas anak-anak usahanya.
Aktivitas di Britania Raya
Bisnis awal Brown Boveri meliputi produksi komponen listrik, seperti motor listrik untuk lokomotif dan peralatan pembangkit listrik untuk sistem perkeretaapian Eropa. Pada tahun 1919, perusahaan ini menjalin perjanjian lisensi dengan Vickers asal Britania Raya, sehingga Vickers dapat memproduksi dan menjual produk Brown Boveri di seantero Imperium Britania Raya dan di sejumlah negara di Eropa. Perjanjian tersebut pun membuat Brown Boveri mendapat uang yang yang cukup banyak, dan juga membantu Brown Boveri untuk berekspansi ke luar Swiss saat kebijakan proteksionis menghambat ekspansi internasional.
Aktivitas di Eropa Daratan
Pada awal dekade 1920-an, Brown Boveri yang telah memiliki anak usaha di Italia, Jerman, Norwegia, Austria, dan Balkan, mengalami kerugian karena devaluasifranc Prancis dan mark Jerman. Pada saat yang sama, di pasar domestik Swiss, biaya produksi meningkat, padahal penjualan tidak meningkat, sehingga membuat perusahaan ini makin merugi. Pada tahun 1924, Brown Boveri mendevaluasi modalnya sebesar 30% untuk menutup kerugian yang dialaminya. Pada tahun 1927, perjanjian dengan Vickers berakhir dan tidak diperpanjang. Selain dengan Vickers, Brown Boveri juga memiliki hubungan serupa dengan Heemaf asal Belanda yang bertahan hingga awal dekade 1960-an, saat Heemaf memimpin pembentukan Holec (Holland Electric).[2]
Pertumbuhan
Pada saat yang sama, sejumlah anak usaha Brown Boveri tumbuh pesat. Industrialisasi di seantero Eropa meningkatkan permintaan akan peralatan listrik berat yang diproduksi oleh perusahaan ini. Industri perkeretaapian Italia yang sedang berkembang pun memberikan dorongan yang sangat kuat bagi anak usaha Brown Boveri di Italia. Anak usaha Brown Boveri di Jerman juga menjadi lebih sibuk daripada Brown Boveri sendiri. Selama beberapa dekade, Brown Boveri pun tumbuh secepat perkembangan teknologi di bidang teknik elektro. Tiap anak usaha Brown Boveri cenderung tumbuh secara sendiri-sendiri, sesuai negara tempat mereka beroperasi, dan luasnya cakupan geografis Brown Boveri pun membuatnya kebal terhadap krisis ekonomi yang hanya terjadi di negara tertentu.
Pasca Perang Dunia II
Pasca Perang Dunia II, Perang Dingin menciptakan peluang bisnis bagi kontraktor peralatan listrik yang terkait dengan pertahanan, tetapi anak usaha Brown Boveri dianggap sebagai perusahaan asing di sejumlah negara, sehingga terkadang kesulitan untuk mendapat kontrak besar yang melibatkan teknologi rahasia dan kontrak lain dari pemerintah. Walaupun begitu, perusahaan ini tetap dapat meraup laba dari produksi generator tenaga nuklir. Elektrifikasi di Dunia Ketiga juga menyumbang laba yang cukup besar bagi Brown Boveri.
Reorganisasi
Pada tahun 1970, Brown Boveri memulai reorganisasi besar-besaran. Anak usaha Brown Boveri dibagi menjadi lima grup, yakni Jerman, Prancis, Swiss, "Berukuran Sedang" (tujuh fasilitas produksi di Eropa dan Amerika Latin), dan Brown Boveri International (fasilitas produksi lain). Tiap grup dibagi menjadi lima divisi, yakni pembangkitan listrik, elektronik, distribusi tenaga listrik, peralatan traksi, dan peralatan industri.
Amerika Serikat
Selama dekade 1970-an, Brown Boveri kesulitan untuk berekspansi ke Amerika Serikat. Perusahaan ini pun menegosiasikan sebuah joint venture dengan Rockwell, produsen peralatan dirgantara dan militer berteknologi tinggi asal Amerika, tetapi negosiasi tersebut akhirnya gagal. Klien besar Brown Boveri di Amerika Serikat antara lain Tennessee Valley Authority dan American Electric Power. Pangsa pasar Brown Boveri di Amerika cukup rendah, dengan penjualan di Amerika Utara hanya menyumbang 3,5% dari total penjualan Brown Boveri pada tahun 1974 dan 1975, sehingga Brown Boveri terus berupaya untuk mengembangkan bisnisnya di Amerika Serikat.
Britania Raya
Selama elektrifikasi Jalur Utama Pesisir Barat di Britania Raya pada awal dekade 1970-an, digunakan insulator traksi buatan Brown Boveri.
Pada tahun 1974, Brown Boveri mengakuisisi produsen instrumen dan kendali asal Britania Raya, George Kent Group. Akuisisi tersebut awalnya memunculkan kekhawatiran di Britania Raya mengenai kepemilikan asing pada teknologi yang sangat sensitif, tetapi Brown Boveri kemudian mendapat dukungan dari pekerja George Kent, yang takut George Kent akan dibeli oleh General Electric Company. Nama George Kent Group lalu diubah menjadi Brown Boveri Kent.
Timur Tengah dan Afrika
Pada pertengahan dekade 1970-an, permintaan untuk pembangkit listrik di Timur Tengah meningkat, sehingga memecah fokus perusahaan ini untuk mengembangkan bisnisnya di Amerika Serikat. Negara-negara penghasil minyak bumi di Afrika, seperti Nigeria, berupaya untuk mendiversifikasi kapabilitas manufakturnya, sehingga menciptakan peluang baru bagi perusahaan ini.
1980-an
Pada awal dekade 1980-an, penjualan Brown Boveri stagnan dan pendapatan perusahaan ini menurun. Pada tahun 1983, penjualan anak usaha Brown Boveri di Mannheim, Jerman Barat, yang menyumbang hampir separuh dari total pendapatan Brown Boveri, berhasil kembali meningkat. Walaupun begitu, struktur biaya perusahaan ini membuat laba perusahaan ini tetap menurun. Pada tahun 1985, performa anak usaha Brown Boveri berhasil membaik, setelah melakukan pengurangan biaya, tetapi penurunan harga dan penurunan nilai tukar mata uang membuat perbaikan performa menjadi tidak terasa. Pada tahun 1986, Brown Boveri resmi menguasai 75% saham anak usahanya di Mannheim.
Penyatuan riset
Pada akhir dekade 1980-an, Brown Boveri mengurangi duplikasi riset dan pengembangan di antara anak-anak usahanya. Walaupun tiap anak usaha tetap melakukan riset pengembangan produk untuk pasarnya masing-masing, riset teoretis disatukan di bawah Brown Boveri, sehingga menghemat pendanaan riset.
Pengembangan supercharger
Pada tahun 1987, perusahaan ini memperkenalkan sistem supercharging untuk mesin diesel yang disebut sebagai Comprex. Sistem tersebut dapat meningkatkan tenaga mesin sebesar 35% dan meningkatkan torsi mesin hingga 50% pada kecepatan rendah. Produsen mobil asal Jepang, Mazda pun berencana menggunakan supercharger tersebut pada mobil diesel penumpang buatannya.