Brongkol, Jambu, Semarang
Kesadaran penduduk dalam bidang pendidikan sangat tinggi, sehingga desa ini cukup disegani karena banyak melahirkan prestasi dan tokoh masyarakat. Banyak anak desa yang sekolah di perguruan tinggi ternama seperti UI, UGM, UNDIP, UNY, UDINUS, UKSW, UNIKA dan lain sebagainya. SejarahPenduduk selalu memule leluhur tiap tahun sekali yang sering disebut sebagai "Cikal Bakal Desa Brongkol" yang bernama Ki Sontomerto dan Nyi Sontomerto Ingkang Sumare Ing Ngembat. Nama tersebut selalu dikenang pada saat acara kadeso. Tidak diketahui secara persis tahun berapa dia memulai berdomisili di desa ini. Namun nama Brongkol diambil bukan dari namanya melainkan karena daerah tersebut banyak tumbuh Bonggol Bambu Bongkol (Pring Belo). Tumbuhan tersebut sekarang sudah mulai langka. Pada Zaman Perang Gerilya, desa Brongkol merupakan jalur yang dilewati oleh para pejuang. Tokoh-tokoh besar seperti Jendral Sudirman dan Kolonel Suharto pernah melewati jalur tersebut. Desa inipun sempat mendapatkan hujaman dari Bom Belanda baik dari pesawat tempur maupun yang ditembakkan dari Ambarawa. Beberapa orang mendapat penghargaan sebagai veteran diantaranya:
Kondisi Alam dan Peluang InvestasiDesa Brongkol bisa dikatakan desa makmur karena mempunyai kebun di lereng gunung, dan di kaki gunung terbentang luas sawah yang subur. Hal ini disebabkan banyaknya sumber air yang berfungsi sebagai pengairan diantaranya adalah sumber Ngancar dan Mbalong. Tidak keliru jika Pemerintah Kabupaten merencanakan desa ini dikembangkan menjadi desa Agro Bisnis Durian. Tapi sayang durian adalah buah musiman sehingga tentu saja panennya hanya setahun sekali. Buah Durian Brongkol sudah berkali-kali memenangkan kejuaraan tingkat Nasional. Adapun jenis duriannya adalah kendil, kopek, jambon, sukun, dan kenteng. Dari durian yang berlimpah ini, bisa saja penduduk diajari untuk membuat berbagai produk. Buah durian diawetkan dengan cara mengeringkan daging buahnya menjadi kue durian, dodol, difermentasi, atau dijadikan asinan. Kini arilus durian juga diciutkan dan dibungkus lalu dibekukan untuk memperpanjang penyediaan durian. Dengan cara ini buah durian dapat diterima di pasaran ekspor. Rasa durian lebih disenangi dalam bentuk es krim dan kue-kue. Biji durian yang direbus atau dibakar dimakan sebagai makanan kecil. Sebetulnya jika melihat kondisi alamnya terlebih sumber air yang berlimpah membuat adanya peluang bagi masyarakat atau investor.Memanfaatkan menjadi perikanan, atau sangat memungkinkan jika sumber air tersebut dibangun kolam permandian dan tempat wisata. Selama ini masyarakat Ambarawa kalau berenang harus pergi ke Muncul, lokasi yang sangat jauh. Kalau ada investor membangun permandian di desa ini, maka sangat dimungkinkan masyarakat Ambarawa dan sekitarnya akan memanfaatkan waktu senggangnya untuk berenang atau berlibur di Desa Brongkol. Daftar Lurah||Daftar Lurah dari tahun ke tahun adalah:||
|