Bromotimol biru (juga dikenal sebagai Bromotimol sulfonftalein dan BTB) adalah suatu indikator pH. Senyawa ini banyak digunakan dalam aplikasi yang memerlukan pengukuran zat yang memiliki pH relatif netral (dekat 7). Senyawa ini umum digunakan untuk mengukur kehadiran asam karbonat dalam cairan. Senyawa ini biasanya dijual dalam bentuk padatan seperti garamnatrium pada indikator asam.
Struktur dan sifat
Bromotimol biru berperan sebagai asam lemah dalam larutan. Karenanya, ia dapat berada dalam bentuk terprotonasi atau terdeprotonasi, menghasilkan warna kuning atau biru, masing-masing. Senyawa ini berwarna biru laut terang dengan sendirinya, dan biru kehijauan dalam larutan netral. Deprotonasi dalam bentuk netral menghasilkan struktur yang sangat terkonjugasi, berperan pada munculnya perbedaan warna. Intermediat dari mekanisme deprotonasi tersebut bertanggung jawab terhadap munculnya warna kehijauan dalam larutan netral.[2]
Bentuk terprotonasi bromotimol biru memiliki puncak serapan pada 692 nm karenanya memancarkan warna kuning terang pada larutan asam, serta bentuk terdeprotonasi dengan puncak serapan pada 602 nm karenanya memancarkan warna biru terang pada larutan yang lebih basa.[3]
Bromotimol biru sedikit larut dalam minyak, tetapi larut dalam air, eter, dan larutan air alkali. Senyawa ini ini kurang larut dalam pelarut nonpolar seperti benzena, toluena, dan xilena, dan praktis tidak larut dalam petroleum eter.[4]
Preparasi
Untuk menyiapkan larutan untuk digunakan sebagai indikator pH, sebanyak 0.10 g zat dilarutkan dalam 8.0 cm3 N/50 NaOH kemudian diencerkan dengan air hingga 250 cm3. Untuk menyiapkan larutan untuk digunakan sebagai indikator dalam analisis volumetri, sebanyak 0.1 g zat dilarutkan dalam 100 cm3etanol 50% (v/v).[4]
Penggunaan
Bromotimol biru dapat digunakan untuk mengamati aktivitas fotosintesis, atau sebagai indikator pernapasan (berubah kuning ketika CO2 ditambahkan).[5][6] Demonstrasi umum sifat indikator pH BTB melibatkan penghirupan ke dalam larutan netral BTB. Ketika karbon dioksida terserap dari napas yang masuk ke dalam larutan tersebut, akan membentuk asam karbonat, larutan berubah warna dari hijau ke kuning. Karenanya, BTB umum digunakan pada kelas sains untuk mendemonstrasikan bahwa semakin besar kekuatan yang digunakan, keluaran CO2 akan semakin besar pula.
Bromotimol biru telah digunakan bersama dengan fenol merah untuk memonitor aktivitas enzim asparaginasefungi dengan fenol merah berubah warna menjadi merah muda dan bromotimol biru menjadi biru yang menandakan adanya kenaikan pH sehingga menunjukkan aktivitas enzim tersebut. Namun, studi terbaru menunjukkan bahwa metil merah lebih berguna dalam menentukan aktivitasnya karena cincin berwarna kuning terang terbentuk dalam zona aktivitas enzim.[7]