Asparaginase
Asparaginase atau dikenal dengan nama lainnya, kidrolase atau erwinia l-asparaginase atau erwinia l-asparaginase adalah enzim yang kemudian dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan makanan atau obat. Sebagai obat ia digunakann untuk mengatasi acute lymphoblastic leukemia (ALL), acute myeloid leukemia (AML), dan non-Hodgkin's lymphoma. Nama brandnya adalah Elspar atau Leunase. Obat ini diberikan melalui injeksi atau infus. Tidak ada bentuk oral yang tersedia.[1][2] Cara kerjaAsparagin dibutuhkan oleh semua sel untuk bisa bertahan hidup. Sel normal memproduksinya sendiri, sementara sel kanker tidak bisa memproduksi dan merebutnya agar bisa terus tumbuh. Asam amino asparagin dibutuhkan sel kanker untuk mensintesa protein. Karena sel kanker tak sanggup memproduksinya, mereka akan mati bila ketersediaan asparagin di dalam tubuh ditekan oleh pemberian asparaginase.[3] Saat asparaginase memecah asparagin, zat ini akan terpeca menjadi asam aspartic dan amonia. Inilah kenapa kebingungan, mengantuk berlebihan, agitase, disorientasi hingga koma bisa menjadi efek samping obat ini, karena pengaruhnya terhadap sistem saraf.[1] Pada tahapan intermediet, reakasi Mailard dan asam amino akan mengalami dekarboksilasi dan deaminasi yang akan membentuk senyawa akrilamida. Senyawa akrilamida ini terbentuk prosesnya tidak terikat pada suatu molekul yang memiliki suhu lebih rendah (120 derajat C). Selain itu, penambahan enzim Asparaginase pada kandungan asam amino asparagin dan karbonhidrat tinggi akan mengalami penurunan kadar akralamida sebesar 50%.[4] Pengunaan oleh industri makananAsparaginase digunakan dalam pembuatan makanan, dengan nama dagang Acrylaway dan PreventASe. Enzim ini digunakan untuk mengurangi pembentukan acrylamide, zat yang dicurigai sebagai karsinogen, di dalam pembuatan makanan bertepung seperti snack dan biskuit.[5] SejarahEnzim ini ditemukan sebagai obat anti kanker sejak 1953, saat peneliti menemukan bahwa limfoma pada tikus besar dan tikus kecil terhambat setelah diberikan pengobatan dengan serum dari tikus belanda. Kemudian dari hasil penelitian lebih lanjut, ditemukan bahwa sebenarnya bukan serum tersebut yang menghalangi pertumbuhan tumor, namun enzim asparaginase. Setelah beberapa enzim asparaginase dibandingkan, ditemukan bahwa Escherichia coli dan Erwinia chrysanthemi memiliki kemampuan menghasilkan asparaginase terbaik dalam melawann kanker. Hingga saat ini, Escherichia coli merupakan yang terbanyak digunakan untuk memproduksi enzim ini, karena mudah berkembang biak.[6] Efek sampingEfek samping yang biasa muncul dalam bentuk demam, kedinginan, mual, muntah, alergi, hilang nafsu makan, kram perut, mengantuk berlebihan, depresi, halusinasi, agitasi, disoerientasi, kejang, pingsan, bingung, atau bahkan koma. efek samping yang lebih jarang muncul adalah seriawan, pembengkakan pankreas, naiknya gula darah, fungsi liver tidak normal, serta gangguan penggumpalan darah.[1] Pengguna harus melaporkan ke dokter bila mengalami demam lebih tinggi dari 38 derajat Celcius atau menggigil, yang berarti terjadi infeksi.[1] Referensi
|