Bentuk Bumi telah coba digambarkan dalam bentuk datar sejak Zaman Babilonia ((700–600 SM). Lalu pada Zaman Yunani Kuno mulai muncul pemikiran bahwa Bumi berbentuk bundar. Bentuk Bumi dapat direpresentasikan melalui data vektor yang dibuat dari sekumpulan garis dan titik.
Pemikiran
Zaman Babilonia
Pada masa Kerajaan Babilonia (700–600 SM), telah berkembang mitos mengenai horoskop dan ekliptika. Penduduk Babilonia meyakini bahwa alam semesta merupakan suatu ruangan berbentuk setengah bola. Bumi dipercaya sebagai lantai dari alam semesta sehingga bentuknya adalah datar. Pada kepercayaan ini, bintang-bintang yang ada di langit merupakan atap dari alam semesta.[1]
Zaman Yunani Kuno
Pada zaman Yunani Kuno, seorang filsuf bernama Phythagoras (570–500 SM) meyakini bahwa Bumi berbentuk bundar. Keyakinannya diperoleh setelah mengamati sebuah kapal yang sedang berlayar menuju ke arahnya. Pada awalnya, bagian kapal yang terlihat hanya layar saja. Lalu ketika kapal semakin mendekat, ia dapat melihat seluruh lambung kapal.[2]
Representasi
Bentuk Bumi dapat direpresentasikan melalui data vektor. Hasil representasinya berbentuk kumpulan garis dan titik. Representasi melalui garis menghasilkan lagi dua jenis bentuk yaitu yaitu area dan simpul. Area merupakan garis yang awal dan akhirnya berada pada titik yang sama sehingga membentuk batasan daerah. Sedangkan simpul adalah titik perpotongan yang dihasilkan melalui pertemuan dua garis.[3]
Referensi
- ^ Sujalu, A. P., dkk. (Maret 2021). Ilmu Alamiah Dasar (PDF). Sleman: Zahir Publishing. hlm. 22. ISBN 978-623-6995-56-3.
- ^ Van Rose, Susanna (2001). Jendela IPTEK: Bumi. Jakarta: Balai Pustaka. hlm. 6. ISBN 979-666-102-0.
- ^ Bidang Pengelolaan Data dan Informasi Geospasial, dan Bidang Penyebarluasan Informasi Geospasial (2019). Pusat Pengelolaan dan Penyebarluasan Informasi Geospasial, ed. Pedoman Implementasi Teknologi di Simpul Jaringan: Informasi Geospasial Berstandar KUGI dan Penyebarluasan IG (PDF). Badan Informasi Geospasial. hlm. 1. ISBN 978-602-6641-13-7.