Benteng LodewijkBenteng Lodewijk adalah benteng yang terletak di Kelurahan Tanjung Widoro, Kecamatan Bungah, Kabupaten Gresik, Provinsi Jawa Timur, Indonesia.[1] Tim Ahli Cagar Budaya Kabupaten Gresik memberikan usulan agar Benteng Lodewijk dijadikan sebagai cagar budaya Indonesia pada akhir tahun 2016. Sisa bangunan Benteng Lodewijk kemudian dimanfaatkan sebagai objek wisata.[2] Lokasi benteng ini sekitar 17 kilometer di bagian utara Kabupaten Gresik. Benteng Lodewijk berdekatan dengan muara Sungai Cemara. Posisi benteng menghadap ke Selat Madura. Di dalam benteng terdapat banyak jenis tumbuhan yang hidup dengan lebat. Benteng Lodewijk sudah hancur dan tidak digunakan lagi. Di bekas benteng terdapat bekas bangunan dan benda-benda yang banyak dan beragam. Barang yang ditemukan dalam bentuk pecahan artefak dan ekofak. Jumlah artefak dan ekofak sedikitnya 10 ribu pecahan. Sebagian besar merupakan tembikar. Selebihnya berbentuk keramik, kaca, logam dan tulang binatang. Tembikar yang ditemukan telah dibentuk menjadi kendi, teko, kuali, jambangan, wajan, piring, mangkuk dan tempayan. Seluruh tembikar dibuat menggunakan roda pemutar. Peninggalan tembikar sebagian besar tidak diberi hiasan. Sebagian kecil lainnya hanya bermotif geometris dengan teknik gores.[1] Benteng Lodewijk dibangun atas perintah Gubernur Jendral Hindia Belanda, Herman Willem Daendles. Pembangunan Benteng Lodewijk tidak selesai. Nama Lodewijk digunakan sebagai bentuk penghormatan terhadap Raja Belanda yang menunjuk Daendles sebagai Gubernur Jendral. Informasi sejarah yang lain menjelaskan bahwa nama benteng ini adalah Benteng Louis. Nama tersebut berasal dari nama Raja Louis yang memerintah Prancis ketika Kerajaan Belanda dikuasai. Pembangunan Benteng Lodewijk selesai pada tahun 1808 Masehi. Benteng Lodewijk dibangun sebagai pertahanan dari serangan pasukan Inggris di bagian barat laut pintu masuk menuju Selat Madura. Dari Kota Gresik, jarak Benteng Lodewijk sekitar 6 mil (± 9,66 km). Sedangkan dari Ujung Pangkah jaraknya sekitar 5 mil (± 8.05 km). Tembok benteng dibangun sepanjang 400 meter dan selebar 250 meter. Benten Lodewijk dapat menampung hingga 800 orang prajurit. Pertahanan Benteng Lodewijk dilengkapi dengan 102 meriam. Setelah Belanda memindahkan pusat pertahanan ke Kota Surabaya, Benteng Lodewijk dihancurkan pada tahun 1857 M. Benteng baru yang dibangun ialah Benteng Kalimas.[2] Referensi
|