Dalam tektonika lempeng, batas konvergen atau batas lempeng destruktif (karena subduksi) adalah batas yang terjadi ketika jika dua lempeng saling bertumbukan baik lempeng benua dengan lembeng benua atau lempeng samudra di mana gaya yang bekerja pada gerak ini adalah gaya kompresional.[1][2] Tabrakan lempeng tektonik dapat menghasilkan gempa bumi, gunung berapi, pembentukan gunung, dan peristiwa geologi lainnya.[3] Saat dua lempeng bertumbukkan satu sama lain, zona subduksi atau tumbukan benua terbentuk. Hasilnya tergantung kepada sifat lempeng yang saling bertumbukkan. Di zona subduksi, lempeng yang bersubduksi, yang biasanya merupakan lempeng samudra, bergerak di atas lempeng lain, yang bisa bersifat samudra maupun benua. Sementara itu, dalam tumbukan antara dua lempeng benua, pegunungan besar seperti Himalaya terbentuk.
Jenis-jenis
Ada tiga jenis pergerakan konvergen yaitu:[2]
- Subduksi: Pergerakan konvergen di antara lempeng benua dengan lempeng samudra, dimana lempeng samudra akan menunjam ke bawah lempeng benua karena massa jenis lempeng benua lebih ringan dibandingkan dari lempeng samudra.
- Obduksi: Pergerakan konvergen di antara kerak benua dengan kerak samudra, dimana kerak benua menunjam ke bawah kerak samudra. Perubahan ini terjadi karena perubahan dari batas lempeng divergen menjadi konvergen yang kemudian penunjaman tersebut membawa kerak benua berbenturan dengan kerak samudra.
- Tumbukan benua: Pergerakan konvergen di antara lempeng benua dengan lempeng benua. Kedua lempeng tersebut memiliki massa jenis yang sama sehingga membentuk pegunungan lipatan yang sangat tinggi. Contohnya: Pegunungan Himalaya.
Referensi
Pranala luar