Banggoi, Bula Barat, Seram Bagian Timur

Banggoi
Negara Indonesia
ProvinsiMaluku
KabupatenSeram Bagian Timur
KecamatanBula Barat
Kodepos
97554
Luas186 km²
Jumlah penduduk415 jiwa[1]
Kepadatan2,23 jiwa/km²

Banggoi adalah negeri di Kecamatan Bula Barat, Kabupaten Seram Bagian Timur, Provinsi Maluku. Negeri Banggoi merupakan salah satu negeri Islam (Salam) yang berada di pesisir utara Pulau Seram.[2]

Banggoi Pancorang merupakan negeri administratif yang dimekarkan dari negeri induk Banggoi.[3]

Sejarah

Pada suatu hari, terjadi peperangan di pesisir utara Pulau Seram antara negeri Hote dan Banggoi dengan Portugis. Pada peperangan tersebut, Portugis mendapat bantuan aliansi dari negeri Tamilouw, Hutumuri, dan Sirisori Amalatu yang pada saat itu masyarakatnya masih menganut paham paganisme, sedangkan masyarakat Hote dan Banggoi sudah beragama Islam. Hingga suatu saat, masyarakat Hote dan Banggoi berhasil dikalahkan oleh aliansi tersebut. Kemudian ketiga negeri aliansi tersebut mengadakan perjanjian yang disebut pela.[4] Dimana aliansi antara negeri Hote dan Banggoi telah ada sebelumnya dengan istilah wal ya yang memiliki arti serupa dengan pela. Dari cerita rakyat ini, diketahui bahwa hubungan aliansi antara negeri Hote dan Banggoi telah berlangsung cukup lama.[5]

Geografi

Batas wilayah petuanan adat negeri Banggoi (termasuk negeri administratif Banggoi Pancorang) terhitung dari sungai Wae Tofang yang menjadi batas alami dengan negeri Hote di sebelah timur, serta dengan negeri administratif Aki Jaya di sebelah barat. Sedangkan pegunungan di bagian selatan berbatasan dengan negeri Atiahu.[3]

Demografi

Agama

Masyarakat negeri Banggoi mayoritas beragama Islam, dengan beberapa masyarakat pendatang yang beragama Kristen Protestan dan Hindu. Sedangkan fam-fam asli Banggoi semuanya memeluk Islam.[6]

  Islam (85.78%)
  Protestan (7.47%)
  Hindu (6.75%)

Berikut ini rincian jumlah penduduk negeri Banggoi menurut agama per tanggal 31 Desember 2023.[1]

Bahasa

Karena menjadi salah satu daerah tujuan dalam program transmigrasi, bahasa yang dominan dituturkan oleh masyarakat Banggoi saat ini adalah bahasa Indonesia dan bahasa Melayu Ambon.[7] Bahasa Banggoi (Benggoi) merupakan bahasa asli yang dituturkan oleh masyarakat Banggoi, namun saat ini sudah jarang digunakan. Bahasa ini memiliki kekerabatan dengan bahasa Hoti yang dituturkan di sebelah timurnya, dengan persentase sebesar 31,5%. Kekerabatan kedua bahasa ini karena dipengaruhi oleh letak geografi yang berdekatan. Waktu pisah kedua bahasa tersebut diperkirakan terjadi pada 1.170 tahun yang lalu.[8]

Masyarakat

Berikut ini beberapa fam-fam (matarumah) yang secara turun-temurun mendiami negeri Banggoi.[3][9]

  • Atlewam
  • Baliman
  • Ehleklam
  • Ehumuitam
  • Hakbam
  • Henlauw
  • Kubal
  • Lefitar
  • Ongenwaluw
  • Paitaha
  • Rumbarua
  • Rumuar
  • Soeletnam
  • Sukitjang
  • Tukuwain
  • Wailissa
  • Wajo
  • Watuletan
  • Weulartafela

Hubungan sosial

Negeri Banggoi terikat hubungan wal ya (sejenis hubungan pela) dengan negeri Hote di sebelah timur. Hubungan ini diperkirakan telah terjadi sejak zaman penjajahan Portugis di Kepulauan Maluku.[5] Hubungan antara negeri Banggoi dan Hote ini masih terjalin dengan baik sampai saat ini, jika salah satu dari kedua negeri ini mengadakan acara, maka raja salah satu negeri ini akan diundang untuk menghadiri acara tersebut. Contoh yang terbaru adalah pada saat prosesi pengecoran tiang alif Masjid Al-Huda di negeri Banggoi yang turut mengundang raja Hote untuk hadir dalam acara tersebut.[2]

Pemerintahan

Matarumah parentah

Matarumah yang berhak menjadi kepala pemerintahan (raja) di negeri Banggoi adalah fam Baliman.[3]

Daftar raja Banggoi

Berikut ini daftar raja (setingkat kepala desa) yang pernah memerintah negeri Banggoi.[3]

  • Jou Abdul Karim Baliman (Raja Banggoi VII)
  • Abu Kasim Baliman (Raja Banggoi VIII)
  • Jou Ismail Baliman (Raja Banggoi IX)
  • Budi Yamin Baliman (Raja Banggoi ke-?)

Referensi

  1. ^ a b "Visualisasi Data Kependudukan - Kementerian Dalam Negeri 2023" (Visual). www.dukcapil.kemendagri.go.id. 31 Desember 2023. Diakses tanggal 7 Juni 2024. 
  2. ^ a b "Pengecoran Tiang Alif Di Banggoi, Bupati SBT Pertegas Jaga Kebersamaan". www.cengkepala.com. Cengkepala. 25 Maret 2018. Diakses tanggal 17 Juli 2024. 
  3. ^ a b c d e "Masyarakat Adat Negeri Banggoi Tolak Kontrak Penjualan Hutan Manggrove". tubirtolu.com. 21 September 2021. Diakses tanggal 06-06-2024. 
  4. ^ Sopaheluwakan, A. (tidak diketahui) [Dari cerita lisan Tante Ci Thenu, sekitar tahun 1965]. "Kisah tentang Gandong di Hatumari". moniharapon.com. Moniharapon Teung Tokomahu. Diakses tanggal 17 Juli 2024. 
  5. ^ a b Yanlua, Mohdar; Hariyanti, Tuti (2020). Sandia, Zet A., ed. Uba Tibul (PDF). Yogyakarta, Indonesia: Pustaka Pelajar. hlm. 24. ISBN 978-623-236-265-9. Diakses tanggal 07-06-2024. 
  6. ^ "Kecamatan Bula Barat Dalam Angka 2021". Bula, Indonesia: BPS Kabupaten Seram Bagian Timur. 2021. Diakses tanggal 06-06-2024. 
  7. ^ "Jaksa Telaah Hasil Pemeriksaan Lahan Transmigrasi SBT". maluku.bpk.go.id. 28-04-2022. Diakses tanggal 06-06-2024. 
  8. ^ Erniati (2021). "KLASIFIKASI LEKSIKOSTATISTIK BAHASA BANGGOI DAN BAHASA HOTI DI KABUPATEN SERAM BAGIAN TIMUR [Lexicostatistic Classification Of Banggoi And Hoti Language In East Seram District]". Totobuang: Edisi Desember 2021. Ambon, Indonesia: Kantor Bahasa Maluku. 9 (2). doi:10.26499/ttbng.v9i2.333. 
  9. ^ "Pemkab SBT Dorong Pengembangan Desa Banggoi jadi Lokasi Budidaya". siwalimanews.com. Siwalima News. 30 Desember 2021. Diakses tanggal 17 Juli 2024. 

Pranala luar