BalkanisasiBalkanisasi adalah sebuah istilah geopolitik, awalnya dipakai untuk menyebut proses fragmentasi atau pembagian suatu wilayah atau negara menjadi beberapa wilayah atau negara kecil yang sering bertentangan atau tidak kooperatif satu sama lain.[1] Istilah ini dianggap peyoratif.[2] Istilah balkanisasi merujuk pada pembagian semenanjung Balkan, yang sebelumnya hampir seluruhnya dikuasai oleh Kekaisaran Utsmaniyah, menjadi beberapa negara kecil antara 1817 dan 1912.[3] Istilah ini menjadi umum setelah Perang Dunia Pertama,[4] dengan menyebut beberapa negara yang muncul setelah runtuhnya Kekaisaran Austria-Hungaria dan Kekaisaran Rusia. Istilah ini juga dipakai untuk menyebut bentuk lain disintegrasi, termasuk misalnya, pembagian Internet menjadi beberapa engklave,[5] pembagian subbidang dan pembuatan bidang baru dari sosiologi, dan pemisahan susunan kerja sama akibat meningkatnya jumlah entitas saingan independen yang terlibat dalam perang undian "beggar thy neighbour". Balkanisasi kadang dipakai untuk menyebut divergensi bahasa pemrograman dan format berkas data (terutama XML). Istilah ini juga digunakan dalam penataan kota di Amerika Serikat untuk mendeskripsikan proses pembentukan permukiman tertutup. Ada pula upaya memakai istilah balkanisasi dalam artian positif dengan menyetarakannya dengan kebutuhan desentralisasi dan penyeimbangan suatu kelompok atau masyarakat tertentu. Penelitian terkini terhadap aspek-aspek positif Balkanisasi dilakukan oleh Srđan Jovanović Weiss bersama Centre for Research Architecture[6] di Goldsmiths College.[7][8] Negara-negara besar di Eropa, umumnya berupa hasil penyatuan beberapa daerah atau bangsa bersejarah, telah menghadapi ancaman balkanisasi. Semenanjung Iberia dan Spanyol sudah menghadapi ancaman balkanisasi sejak zaman Al-Andalus,[9] dengan beberapa gerakan separatis yang berdiri saat ini, termasuk Negara Basque dan independentisme Catalunya. Pada bulan Januari 2007, terkait dukungan yang terus meningkat terhadap kemerdekaan Skotlandia, mantan Perdana Menteri Britania Raya Gordon Brown berbicara tentang "Balkanisasi Britania".[10] Gerakan kemerdekaan di Britania juga eksis di Inggris, Wales dan Cornwall. Lihat pula
Referensi
|