6°13′11″S 106°48′52″E / 6.219754°S 106.814478°E / -6.219754; 106.814478
Balai Sarbini |
---|
Infotainment Awards di Balai Sarbini |
|
|
Jenis | Aula konser/konvensi |
---|
Gaya arsitektur | Modernisme pasca-perang |
---|
Lokasi | Setiabudi, Jakarta Selatan, Jakarta |
---|
Alamat | Jl. Jenderal Sudirman Kav. 52, Jakarta 12930 |
---|
Peletakan batu pertama | 6 Januari 1965 |
---|
Dibuka | 11 Maret 1973 |
---|
Tanggal renovasi | 2004 |
---|
Pemilik | PT Dome Semanggi Indonesia |
---|
|
Arsitek | Ir. Moerdoko |
---|
|
Kapasitas tempat duduk | 1,300 orang termasuk 46 kursi VIP |
---|
|
Balai Sarbini adalah sebuah auditorium dan aula konser beratap kubah yang berada di Jakarta. Bangunan ini berada di dalam kompleks pusat perbelanjaan Plaza Semanggi.[1][2]
Balai Sarbini didirikan pada tahun 1965 dan dibuka tahun 1973, kemudian direhabilitasi pada tahun 2000 dan diresmikan kembali oleh presiden Megawati Soekarnoputri tahun 2004.
Sejarah
Balai Sarbini dan Gedung Veteran yang berada di sebelahnya, dikenal pula sebagai Menara Graha Purna Yudha, dibangun oleh Presiden Soekarno pada tahun 1965 bagi Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI) yang dibentuk oleh Soekarno pada tahun 1957 untuk menjaga kepentingan para veteran yang telah berjuang melawan agresi penjajah untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Legiun ini awalnya dimaksudkan untuk mereka yang terlibat dalam perang gerilya 1945-1949 melawan Belanda, meskipun kemudian juga memasukkan kampanye untuk Irian Barat (1961-1963) dan konfrontasi Indonesia-Malaysia (1963-1966).
Presiden Soekarno meletakkan batu pertama untuk Balai Sarbini dan Gedung Veteran pada 6 Januari 1965. Kekurangan pendanaan menunda proyek pembangunan gedung ini sampai 1973 ketika dibuka oleh Presiden Soeharto pada tanggal 11 Maret 1973. Arsitek bangunan ini adalah Ir. Moerdoko. Nama Sarbini diberi nama dari Letnan Jenderal H.M. Sarbini (1914-1977) yang bertanggung jawab atas Kementerian Urusan Veteran dan kepala LVRI ketika proyek pembangunan asli dimulai.[4]
Pada tahun 2000, setelah fase revitalisasi yang tidak mengubah struktur dan kondisi bangunan, Balai Sarbini muncul dengan "wajah baru". Tidak hanya bangunan monumental bersejarah tetapi juga tempat paling representatif di Jakarta untuk mengadakan kegiatan budaya. Selain itu, juga dapat menghasilkan pendapatan bagi Indonesia. Untuk meningkatkan fungsinya sebagai pusat kegiatan budaya, manajemen Balai Sarbini mengundang konsultan audio untuk meningkatkan sistem akustik di dalam Aula Utama.
Pada 23 Februari 2004, Presiden Megawati Soekarnoputri menandatangani plakat peresmian untuk memperingati Balai Sarbini yang baru.[5]
Acara yang diselenggarakan
Beberapa event ternama yang sering digelar di Balai Sarbini misalnya Indonesian Idol yang sudah memakai Balai Sarbini dari musim pertama[6] hingga kelima,[7] Gebyar BCA dan Mamamia Show Musim Ketiga[8] yang disiarkan oleh Indosiar serta Acara Ibadah Hari Minggu Gereja Tiberias Indonesia.
Selain itu, sejumlah konser juga pernah diadakan di gedung ini.[9][10] Pada tahun 2009[11] dan 2014,[12] Balai Sarbini digunakan sebagai lokasi debat Calon Presiden dan Wakil Presiden yang diselenggarakan oleh Komisi Pemilihan Umum. Pada tahun 2019 balai ini digunakan sebagai tempat Grand Final Miss Grand Indonesia.[13]
Referensi
Bibliografi