Bahasa Melayu Serdang adalah salah satu dialek bahasa Melayu yang dituturkan di pesisir timur Sumatera Utara, tepatnya di Kabupaten Serdang Bedagai. Bahasa Melayu Serdang umumnya digunakan sebagai bahasa percakapan sehari-hari oleh penduduk di Perbaungan, Pantai Cermin, dan wilayah sekitarnya.
Bahasa ini dianggap berkerabat dekat bahasa Melayu Deli dan bahasa-bahasa Melayu di pesisir timur Sumatera Utara lainnya yang membentang dari Aceh Tamiang di utara hingga Labuhanbatu Selatan di selatan.[1]
Tradisi sastra lisan
Berikut ini beberapa tradisi sastra lisan dalam bahasa Melayu Serdang:[2]
- Kisah Puteri Burung Kuau
- Kisah Puteri Buluh
- Kisah Puteri Melur
- Kisah Puteri Pucuk Kecubung
- Kisah Panglima Bukit Cermin
Fonologi
Fonologi dalam bahasa Melayu dialek Serdang secara singkat adalah sebagai berikut:[3]
- sebelas bunyi vokoid
- dua diftong
Kosakata
Glosa
|
Bahasa Melayu Serdang
|
suami
|
laki
|
istri
|
bini
|
ayah
|
abah
|
ibu
|
emak
|
kakak perempuan
|
akak
|
kakak laki-laki
|
abang
|
paman
|
uwak, uwak laki
|
bibi
|
uwak, uwak puan
|
kakek
|
atok
|
nenek
|
nenek
|
Referensi
- ^ Husny, Tengku H.M. Lah (1978). "Lintasan Sejarah Peradaban dan Budaya Penduduk Melayu-Pesisir Deli Sumatra Timur 1612–1950". pustaka.kebudayaan.kemdikbud.go.id. Jakarta, Indonesia: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Diakses tanggal 9 Februari 2024.
- ^ Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1990). Fungsi dan Kedudukan Sastra Lisan Melayu Serdang. Jakarta.
- ^ Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1995). Struktur Bahasa Melayu Serdang. Jakarta.